Senin, 19 Desember 2022
“Sebab Engkaulah, ya TUHAN, Yang Mahatinggi di atas seluruh bumi, Engkau sangat dimuliakan di atas segala allah.” (Mazmur 97:9)
Bacaan hari ini: Mazmur 97:1-12 | Bacaan setahun: Mazmur 97
Mazmur 97 : 1-12
TUHAN adalah Raja
1 TUHAN adalah Raja! Biarlah bumi bersorak-sorak, biarlah banyak pulau bersukacita!
2 Awan dan kekelaman ada sekeliling Dia, keadilan dan hukum adalah tumpuan takhta-Nya.
3 Api menjalar di hadapan-Nya, dan menghanguskan para lawan-Nya sekeliling.
4 Kilat-kilat-Nya menerangi dunia, bumi melihatnya dan gemetar.
5 Gunung-gunung luluh seperti lilin di hadapan TUHAN, di hadapan Tuhan seluruh bumi.
6 Langit memberitakan keadilan-Nya, dan segala bangsa melihat kemuliaan-Nya.
7 Semua orang yang beribadah kepada patung akan mendapat malu, orang yang memegahkan diri karena berhala-berhala; segala allah sujud menyembah kepada-Nya.
8 Sion mendengarnya dan bersukacita, puteri-puteri Yehuda bersorak-sorak, oleh karena penghukuman-Mu, ya TUHAN.
9 Sebab Engkaulah, ya TUHAN, Yang Mahatinggi di atas seluruh bumi, Engkau sangat dimuliakan di atas segala allah.
10 Hai orang-orang yang mengasihi TUHAN, bencilah kejahatan! Dia, yang memelihara nyawa orang-orang yang dikasihi-Nya, akan melepaskan mereka dari tangan orang-orang fasik.
11 Terang sudah terbit bagi orang benar, dan sukacita bagi orang-orang yang tulus hati.
12 Bersukacitalah karena TUHAN, hai orang-orang benar, dan nyanyikanlah syukur bagi nama-Nya yang kudus.
Selama berabad-abad, pintu masuk Gereja Kelahiran (Church of Nativity) di Betlehem telah dua kali diperkecil. Tujuannya, agar para perampok berkuda tidak bisa menerobos masuk. Pintu itu disebut “Pintu Kerendahan Hati” (Door of Humility), karena para pengunjung harus membungkuk untuk bisa masuk secara bergiliran, dengan jumlah tertentu. Ini melukiskan, seseorang perlu merendahkan diri untuk berjumpa Tuhan.
Mazmur 97 ini adalah mazmur yang menyatakan satu perayaan penuh sukacita atas kebenaran Tuhan yang memerintah seluruh bumi. Pemazmur berkata bahwa Tuhan adalah Raja, Ia layak ditinggikan atas segalanya. Karena itu, segala sesuatu seharusnya dilakukan seturut kehendak-Nya, karena Dia mendasarkan pemerintahan-Nya pada hukum dan keadilan (ay. 2). Bahkan langit menceritakan keadilan Tuhan (ay. 6). Hal ini dikontraskan dengan apa yang terjadi saat manusia menyembah berhala, mereka akan dipermalukan. Semua berhala yang manusia sembah adalah ciptaan yang tunduk kepada Tuhan. Di sini kita belajar bahwa Tuhan adalah Penguasa yang berhak menentukan segala peraturan dan hukum yang berlaku. Ayat 10-12 memberitahukan hal-hal yang seharusnya dilakukan setiap manusia pada Tuhan, yaitu: membenci kejahatan, memiliki ketulusan hati sehingga mereka merasa bersukacita karena Tuhan.
Ketika menyadari keagungan kuasa Tuhan yang demikian besar, ada dua sikap yang seyogyanya menjadi respons kita. Pertama, takjub karena Ia adalah Tuhan yang memerintah dunia dengan kuasa yang mengalahkan segala kuasa di dunia. Rasa takjub ini kita nyatakan melalui pujian kepada-Nya. Kedua, tunduk karena Tuhan telah menyatakan hukum-Nya, sekaligus perlindungan dan pemeliharaan-Nya atas kita. Tuhan menyatakan hukum-Nya dengan menegakkan hukuman atas dosa manusia, dan sekaligus menyatakan perlindungan dan pemeliharaan-Nya dengan menggantikan hukuman dosa melalui Yesus Kristus. Kita menundukkan diri dengan cara mempercayai tuntunan-Nya, menaati-Nya dan mendedikasikan pemikiran dan perbuatan kita untuk mengekspresikan iman percaya kita kepada-Nya.
STUDI PRIBADI: Mengapa Allah ditinggikan? Bagaimana Anda dapat meninggikan Allah dalam kehidupan Anda?
Pokok Doa: Doakan agar umat Allah senantiasa hidup dalam sikap takjub dan tunduk mutlak kepada Allah.