Kerajaan Yang Kokoh

Sabtu, 20 Agustus 2022

“Demikianlah mereka memperkokoh kerajaan Yehuda dan memperkuat pemerintahan Rehabeam bin Salomo selama tiga tahun, karena selama tiga tahun mereka hidup mengikuti jejak Daud dan Salomo.” (2 Tawarikh 11:17, ITB)

Bacaan hari ini: 2 Tawarikh 11:5-23 | Bacaan setahun: 2 Tawarikh 11

Empat puluh tahun masa gemilang pemerintahan Salomo, sekejap waktu runtuh akibat pecahnya Kerajaan Israel. Alih-alih menyerang Yerobeam untuk mengembalikan kejayaan Israel, Rehabeam memilih mendengar nasihat Tuhan melalui Semaya: “Katakanlah kepada Rehabeam, anak Salomo, raja Yehuda, dan kepada segenap orang Israel di Yehuda dan di Benyamin, demikian: Beginilah firman TUHAN: Janganlah kamu maju dan janganlah kamu berperang melawan saudara-saudaramu. Pulanglah masing-masing ke rumahnya, sebab Akulah yang menyebabkan hal ini terjadi.” Mereka mendengarkan firman TUHAN dan pulang dengan tidak pergi menyerang Yerobeam (2Taw.11:2-4).

Terlebih, untuk mengokohkan kerajaannya, Rehabeam memperkokoh kota-kota kubu dan menempatkan kepala-kepala pasukan lengkap dengan logistiknya, seperti makanan, minyak dan anggur; perisai dan tombak. Bahkan para imam dan orang Lewi yang ditolak Yerobeam, beserta dengan orang-orang yang membulatkan hati untuk mencari Tuhan, ditampung oleh Rehabeam. Pada masa pemerintahannya, Tuhan mengaruniakan masa tenang dan aman kepada Rehabeam selama tiga tahun.

Menjadi gereja yang kokoh atau orang Kristen yang teguh dalam konteks masa kini jelas tidaklah mudah. Kehadiran seorang pemimpin yang pandai dan ahli strategi pertumbuhan gereja, tidak cukup. Kenyataanya, dibutuhkan pemimpin rohani yang takut kepada Tuhan, peka mendengar suara-Nya, dan menaati firman-Nya. Gereja membutuhkan orang-orang yang memiliki relasi dalam dan intim dengan Tuhan, alias orang-orang yang “membulatkan hatinya untuk mencari TUHAN dan mau beribadah dengan sungguh-sungguh dihadapan Tuhan” (ay. 16). Frase “membulatkan hati” ini menunjukkan sebuah tekad yang bulat dan kuat; yang harus dimulai dari para pemimpin, dan diikuti oleh jemaat atau setiap pribadi yang mengaku sebagai orang percaya. Strategi yang baik tanpa dilandasi sikap takut pada Tuhan, akan berbahaya, karena dapat menyeret pada sikap sombong dan arogan, lupa bahwa tanpa seijin-Nya, tidak ada sesuatu yang dapat terjadi.

STUDI PRIBADI: Dengan strategi yang baik, cukupkah menjadikan seorang percaya kokoh dalam iman? Bagaimana upaya Anda untuk memperkokoh gereja Tuhan dan iman Anda?

Pokok Doa: Tuhan memberi hikmat bagi para pemimpin gereja & pemimpin rohani dalam memimpin. Agar pemimpin gereja juga jemaat memiliki hati takut akan Tuhan dan kebulatan hati untuk mengikuti-Nya dengan setia. 

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *