Janganlah Engkau Takut

Sabtu, 23 Juli 2022

“Berkatalah Yesaya kepada mereka: Beginilah kamu katakan kepada tuanmu: Beginilah firman TUHAN: Janganlah engkau takut terhadap perkataan yang kaudengar yang telah diucapkan oleh budak-budak raja Asyur untuk menghujat Aku.” (2 Raja-raja 19:6)

Bacaan hari ini: 2 Raja-raja 19 | Bacaan setahun: 2 Raja-raja 19-20

Memang tidak aneh apabila dalam diri kita, kita pernah merasa takut. Takut merupakan reaksi manusia yang wajar terhadap segala macam kesulitan atau bahaya. Meski demikian, Tuhan tidak ingin orang percaya dilumpuhkan atau dikuasai oleh rasa takut.

2 Raja-raja 19:1-37 menceritakan tentang Yerusalem luput dari tangan Sanherib. Saat itu, Sanherib mengirim utusan untuk melemahkan Hizkia dan bangsanya, agar mereka menyerah. Menyadari situasinya tidak mudah dan tampak seperti tidak ada harapan, tentu wajar bila Hizkia mengalami rasa takut. Apalagi, Sanherib dan pasukannya telah merebut semua kota berkubu di Yehuda. Akan tetapi, sebagai seorang pemimpin, Hizkia tidak menyerah dengan keadaan, apalagi dikuasai rasa takut. Dicatat, Hizkia mengoyakkan pakaian, menyelubungi badannya dengan kain kabung, lalu masuk ke dalam rumah Tuhan, berdoa memohon pertolongan-Nya (ayat 1). Bahkan ia mengajak serta para pemimpin lain (ayat 2). Ayat selanjutnya, Yesaya menyampaikan firman Tuhan pada Hizkia agar tidak takut karena Tuhan akan melepaskan Yehuda dari ancaman Asyur dengan cara-Nya yang ajaib. Sanherib dan Asyur memang kelihatan perkasa di antara bangsa-bangsa lain, tapi di hadapan Tuhan, mereka tidak bisa berbuat apa- apa. Hizkia merespon fiman yang disampaikan nabi Yesaya dengan tepat, ia percaya bahwa Allah Israel adalah Penguasa alam semesta.

Melalui Firman Tuhan ini, kita belajar tentang jawaban doa, juga bahwa dalam hidup ada kesulitan, ancaman dan bahaya. Yang terpenting adalah bagaimana kita berespon sehingga tidak menjadi takut, apalagi dikuasai olehnya. Seperti Hizkia yang datang meminta pertolongan kepada Tuhan karena ia percaya bahwa Tuhan sanggup melepaskan dia dari pergumulan, begitu juga seharusnya dengan kita. Tuhan tahu bahwa manusia itu rapuh, tidak berdaya, dan terbatas. Oleh sebab itu, izinkanlah Tuhan memandu kita sekalipun melalui lembah kekelaman dengan perasaan takut. Jangan bertindak sebelum Tuhan melakukannya. Mari, berikan ruang untuk Tuhan menyatakan pertolongan-Nya di saat-saat kita merasakan takut.

STUDI PRIBADI: Bagaimana Anda memberi respons terhadap diri Anda ketika menghadapi bahaya, tantangan dan ancaman yang membuat Anda menjadi takut?

Pokok Doa: Berdoalah bagi jemaat Tuhan, agar tetap memberikan ruang bagi dirinya untuk Tuhan dapat menyatakan pertolongan-Nya sehingga tidak dikuasai oleh rasa takut dan kuatir. 

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *