Yoas Menjadi Raja

Senin, 18 Juli 2022

“Yoas melakukan apa yang benar di mata TUHAN seumur hidupnya, selama imam Yoyada mengajar dia.” (2 Raja-raja 12:2)

Bacaan hari ini: 2 Raja-raja 12 | Bacaan setahun: 2 Raja-raja 11-12

Peribahasa “Seperti bangau di ekor kerbau” artinya, orang yang tidak punya pendirian; ia hanya mengikuti apa yang dilakukan/dikatakan orang kepadanya. Itulah gambaran Yoas.

Ketika menjadi raja Yehuda, Yoas berumur 7 tahun karena pertolongan imam Yoyada. Dan imam Yoyada jugalah yang mengajar dan mendampingi Yoas. Selama didampingi imam Yoyada, Yoas melakukan apa yang benar di mata Tuhan. Yoas bermaksud memperbaiki rumah Tuhan, karena anak- anak Atalya membongkar rumah Tuhan, bahkan memakai barang-barang kudusnya untuk para Baal. Ia memerintahkan agar dibuat sebuah peti dan ditempatkan di depan pintu gerbang rumah Tuhan. Diumumkan di Yehuda dan Yerusalem: orang harus membawa bagi Tuhan pajak yang dikenakan Musa kepada orang Israel di padang gurun. Maka, bersukacitalah seluruh pemimpin dan rakyat, mereka membawa pajak dan memasukkannya ke dalam peti hingga penuh. Uang yang terkumpul diatur sehingga perbaikan rumah Tuhan dikerjakan dan dikokohkan. Sisa uang digunakan untuk membuat perkakas-perkakas rumah Tuhan. Selama Yoyada hidup, korban bakaran tetap dipersembahkan dalam rumah Tuhan. Namun sayang, setelah Yoyada mati, pemimpin-pemimpin Yehuda datang menyembah raja. Sejak waktu itu, Yoas mendengarkan dan menuruti mereka. Yoas meninggalkan rumah Tuhan dan beribadah kepada tiang-tiang dan patung-patung berhala. Bahkan ketika Zakharia, anak imam Yoyada dipakai Tuhan untuk menegur, Yoas malah membunuhnya (2Taw. 24). Saat Hazael, raja Aram berniat menyerang Yerusalem, Yoas memakai persembahan kudus juga segala emas di perbendaharaan rumah Tuhan dan istana raja untuk “menyuap” Hazael sehingga ia tidak jadi menyerang Yerusalem.

Hal baik dan benar yang dilakukan Yoas ternyata belum keluar dari hati yang sungguh mengasihi Tuhan. Yoas begitu mudah berubah karena orang yang ada di dekatnya, yang memberi pengaruh. Mari kita instrospeksi diri, apa dasar kita melakukan yang baik dan benar? Karena sungguh-sungguh mengasihi Tuhan, hidup menaati Tuhan? Jika ya, kita tidak mudah goyah.

STUDI PRIBADI: Sejauh mana orang berpengaruh dalam hidup Anda? Bagaimana cara Anda menyaring pengaruh itu? Apa hambatannya sehingga Anda terpengaruh yang tidak baik?

Pokok Doa: Berdoa agar anak Tuhan punya pendirian yang teguh di dalam kebenaran firman Tuhan sehingga tidak mudah diombang-ambingkan. Bagi gereja Tuhan, boleh setia memberitakan Firman Tuhan di tengah zaman ini. 

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *