Kamis, 14 Juli 2022
“Berkatalah gadis itu kepada nyonyanya: Sekiranya tuanku menghadap nabi yang di Samaria itu, maka tentulah nabi itu akan menyembuhkan dia dari penyakitnya.’” (2 Raja-raja 5:3)
Bacaan hari ini: 2 Raja-raja 5 | Bacaan setahun: 2 Raja-raja 5
2 Raja-raja 5
Naaman disembuhkan
1 Naaman, panglima raja Aram, adalah seorang terpandang di hadapan tuannya dan sangat disayangi, sebab oleh dia TUHAN telah memberikan kemenangan kepada orang Aram. Tetapi orang itu, seorang pahlawan tentara, sakit kusta.
2 Orang Aram pernah keluar bergerombolan dan membawa tertawan seorang anak perempuan dari negeri Israel. Ia menjadi pelayan pada isteri Naaman.
3 Berkatalah gadis itu kepada nyonyanya: “Sekiranya tuanku menghadap nabi yang di Samaria itu, maka tentulah nabi itu akan menyembuhkan dia dari penyakitnya.”
4 Lalu pergilah Naaman memberitahukan kepada tuannya, katanya: “Begini-beginilah dikatakan oleh gadis yang dari negeri Israel itu.”
5 Maka jawab raja Aram: “Baik, pergilah dan aku akan mengirim surat kepada raja Israel.” Lalu pergilah Naaman dan membawa sebagai persembahan sepuluh talenta perak dan enam ribu syikal emas dan sepuluh potong pakaian.
6 Ia menyampaikan surat itu kepada raja Israel, yang berbunyi: “Sesampainya surat ini kepadamu, maklumlah kiranya, bahwa aku menyuruh kepadamu Naaman, pegawaiku, supaya engkau menyembuhkan dia dari penyakit kustanya.”
7 Segera sesudah raja Israel membaca surat itu, dikoyakkannyalah pakaiannya serta berkata: “Allahkah aku ini yang dapat mematikan dan menghidupkan, sehingga orang ini mengirim pesan kepadaku, supaya kusembuhkan seorang dari penyakit kustanya? Tetapi sesungguhnya, perhatikanlah dan lihatlah, ia mencari gara-gara terhadap aku.”
8 Segera sesudah didengar Elisa, abdi Allah itu, bahwa raja Israel mengoyakkan pakaiannya, dikirimnyalah pesan kepada raja, bunyinya: “Mengapa engkau mengoyakkan pakaianmu? Biarlah ia datang kepadaku, supaya ia tahu bahwa ada seorang nabi di Israel.”
9 Kemudian datanglah Naaman dengan kudanya dan keretanya, lalu berhenti di depan pintu rumah Elisa.
10 Elisa menyuruh seorang suruhan kepadanya mengatakan: “Pergilah mandi tujuh kali dalam sungai Yordan, maka tubuhmu akan pulih kembali, sehingga engkau menjadi tahir.”
11 Tetapi pergilah Naaman dengan gusar sambil berkata: “Aku sangka bahwa setidak-tidaknya ia datang ke luar dan berdiri memanggil nama TUHAN, Allahnya, lalu menggerak-gerakkan tangannya di atas tempat penyakit itu dan dengan demikian menyembuhkan penyakit kustaku!
12 Bukankah Abana dan Parpar, sungai-sungai Damsyik, lebih baik dari segala sungai di Israel? Bukankah aku dapat mandi di sana dan menjadi tahir?” Kemudian berpalinglah ia dan pergi dengan panas hati.
13 Tetapi pegawai-pegawainya datang mendekat serta berkata kepadanya: “Bapak, seandainya nabi itu menyuruh perkara yang sukar kepadamu, bukankah bapak akan melakukannya? Apalagi sekarang, ia hanya berkata kepadamu: Mandilah dan engkau akan menjadi tahir.”
14 Maka turunlah ia membenamkan dirinya tujuh kali dalam sungai Yordan, sesuai dengan perkataan abdi Allah itu. Lalu pulihlah tubuhnya kembali seperti tubuh seorang anak dan ia menjadi tahir.
15 Kemudian kembalilah ia dengan seluruh pasukannya kepada abdi Allah itu. Setelah sampai, tampillah ia ke depan Elisa dan berkata: “Sekarang aku tahu, bahwa di seluruh bumi tidak ada Allah kecuali di Israel. Karena itu terimalah kiranya suatu pemberian dari hambamu ini!”
16 Tetapi Elisa menjawab: “Demi TUHAN yang hidup, yang di hadapan-Nya aku menjadi pelayan, sesungguhnya aku tidak akan menerima apa-apa.” Dan walaupun Naaman mendesaknya supaya menerima sesuatu, ia tetap menolak.
17 Akhirnya berkatalah Naaman: “Jikalau demikian, biarlah diberikan kepada hambamu ini tanah sebanyak muatan sepasang bagal, sebab hambamu ini tidak lagi akan mempersembahkan korban bakaran atau korban sembelihan kepada allah lain kecuali kepada TUHAN.
18 Dan kiranya TUHAN mengampuni hambamu ini dalam perkara yang berikut: Apabila tuanku masuk ke kuil Rimon untuk sujud menyembah di sana, dan aku menjadi pengapitnya, sehingga aku harus ikut sujud menyembah dalam kuil Rimon itu, kiranya TUHAN mengampuni hambamu ini dalam hal itu.”
19 Maka berkatalah Elisa kepadanya: “Pergilah dengan selamat!” Setelah Naaman berjalan tidak berapa jauh dari padanya,
20 berpikirlah Gehazi, bujang Elisa, abdi Allah: “Sesungguhnya tuanku terlalu menyegani Naaman, orang Aram ini, dengan tidak menerima persembahan yang dibawanya. Demi TUHAN yang hidup, sesungguhnya aku akan berlari mengejar dia dan akan menerima sesuatu dari padanya.”
21 Lalu Gehazi mengejar Naaman dari belakang. Ketika Naaman melihat ada orang berlari-lari mengejarnya, turunlah ia dengan segera dari atas kereta untuk mendapatkan dia dan berkata: “Selamat!”
22 Jawabnya: “Selamat! Tuanku Elisa menyuruh aku mengatakan: Baru saja datang kepadaku dua orang muda dari pegunungan Efraim dari antara rombongan nabi. Baiklah berikan kepada mereka setalenta perak dan dua potong pakaian.”
23 Naaman berkata: “Silakan, ambillah dua talenta.” Naaman mendesak dia, dan membungkus dua talenta perak dalam dua pundi-pundi dan dua potong pakaian, lalu memberikannya kepada dua bujangnya; mereka ini mengangkut semuanya di depan Gehazi.
24 Setelah mereka sampai ke bukit, disambutnyalah dari tangan mereka, disimpannya di rumah, dan disuruhnya kedua orang itu pergi, maka pergilah mereka.
25 Baru saja Gehazi masuk dan tampil ke depan tuannya, berkatalah Elisa kepadanya: “Dari mana, Gehazi?” Jawabnya: “Hambamu ini tidak pergi ke mana-mana!”
26 Tetapi kata Elisa kepadanya: “Bukankah hatiku ikut pergi, ketika orang itu turun dari atas keretanya mendapatkan engkau? Maka sekarang, engkau telah menerima perak dan dengan itu dapat memperoleh kebun-kebun, kebun zaitun, kebun anggur, kambing domba, lembu sapi, budak laki-laki dan budak perempuan,
27 tetapi penyakit kusta Naaman akan melekat kepadamu dan kepada anak cucumu untuk selama-lamanya.” Maka keluarlah Gehazi dari depannya dengan kena kusta, putih seperti salju.
Latar belakang kisah ini: ketika dikalahkan bangsa Aram, rakyat Israel ditawan ke Aram. Salah satu tawanan adalah seorang gadis kecil; ia menjadi pelayan nyonya Naaman, panglima perang Aram. Sebagai korban perang, ia dijadikan budak melayani bangsa asing, tapi ia memiliki iman yang teguh kepada Allah. Iman adalah kepercayaan; walau ia tidak melihat, ia percaya Allah besertanya. Oleh sebab itu, ketika Naaman sakit kusta, gadis kecil ini tidak segan memberitahukan Naaman bahwa Allah akan menyembuhkan sakit kustanya melalui nabi yang ada di Israel, Elisa. Iman yang luar biasa, iman yang percaya dan mempercayai Allah sepenuhnya. Gadis kecil ini tahu, keberadaan dirinya adalah bukti kekalahan Israel, tapi dia percaya Allah Israel (melalui nabi Elisa) bisa memberi kesembuhan. Inilah iman sejati; walau ia budak dan negaranya kalah, ia percaya Allahnya berkuasa atas segala sesuatu, termasuk sakit penyakit ini.
Selain itu, gadis kecil ini memiliki belas kasihan yang besar. Kita bisa bayangkan; sebagai anak dari keluarga orang Israel, karena kalah perang, dia dan kemungkinan bersama keluarganya, mereka ditawan ke Aram, dipaksa menjadi pelayan. Secara manusia, ia pasti benci bangsa Aram, tidak rela melayani orang yang memaksa kita bekerja untuk mereka; kalau bisa, justru kita mengharapkan kecelakaan terjadi pada keluarga Naaman, bukan mendoakan kesembuhannya. Namun tidak demikian dengan gadis ini; begitu dia tahu bahwa tuannya menderita sakit kusta dan tidak kunjung sembuh, maka dia memberanikan diri untuk berbicara kepada majikannya, supaya berobat ke nabi Elisa dan pasti bisa sembuh. Kasih yang dimiliki di dalam hatinya mendorongnya untuk berbuat baik kepada tuannya, walau tuannya adalah musuhnya dan musuh bangsanya.
Apakah dalam segala segala situasi yang sulit, kita mau tetap percaya kepada Allah yang baik dan berkuasa atas segala sesuatu, walaupun kita tidak melihat pertolongan Tuhan? Iman yang sejati selalu memperhatikan relasi vertikal dengan Allah, dan horisontal dengan sesamanya, meskipun sesama kita telah melukai diri kita.
STUDI PRIBADI: Apa yang menghambat kita untuk mempercayai Allah dan sesama kita? Bagaimana kita memelihara relasi yang vertikal dan horisontal ini secara seimbang?
Pokok Doa: Berdoalah agar umat Allah serius memperhatikan relasi mereka dengan Allah dan juga sesama. Berdoalah bagi gereja Tuhan supaya dapat mewujudkan tugas dan panggilannya sebagai garam dan terang dunia.