Rabu, 13 Juli 2022
“Lalu berkatalah Elisa: ‘Berilah itu kepada orang-orang ini, supaya mereka makan.’ Tetapi pelayannya itu berkata: ‘Bagaimanakah aku dapat menghidangkan ini di depan seratus orang?’” (2 Raja-raja 4:42b-43)
Bacaan hari ini: 2 Raja-raja 3 | Bacaan setahun: 2 Raja-raja 3-4
2 Raja-raja 3
Yoram berperang melawan Moab
1 Yoram, anak Ahab, menjadi raja di Samaria atas Israel dalam tahun kedelapan belas zaman Yosafat, raja Yehuda, dan ia memerintah dua belas tahun lamanya.
2 Ia melakukan apa yang jahat di mata TUHAN, tetapi bukan seperti ayahnya dan seperti ibunya: ia menjauhkan tugu berhala Baal yang didirikan ayahnya.
3 Namun demikian, ia masih berpaut kepada dosa Yerobeam bin Nebat yang mengakibatkan orang Israel berdosa pula; ia tidak menjauhinya.
4 Mesa, raja Moab, adalah seorang peternak domba; sebagai upeti ia membayar kepada raja Israel seratus ribu anak domba dan bulu dari seratus ribu domba jantan.
5 Tetapi segera sesudah Ahab mati, memberontaklah raja Moab terhadap raja Israel.
6 Keluarlah raja Yoram pada waktu itu dari Samaria, lalu ia memeriksa barisan seluruh orang Israel.
7 Selanjutnya ia menyuruh orang kepada Yosafat, raja Yehuda, dengan pesan: “Raja Moab telah memberontak terhadap aku! Maukah engkau bersama-sama aku berperang melawan Moab?” Jawabnya: “Aku akan maju. Kita sama-sama, aku dan engkau, rakyatku dan rakyatmu, kudaku dan kudamu.”
8 Lagi ia bertanya: “Melalui jalan manakah kita akan maju?” Jawabnya: “Melalui padang gurun Edom!”
9 Maka berjalanlah raja Israel dan raja Yehuda dan raja Edom. Tetapi sesudah mereka berkeliling tujuh hari perjalanan jauhnya, maka tidak terdapat air untuk tentara dan untuk hewan yang mengikuti mereka.
10 Lalu berkatalah raja Israel: “Wahai, TUHAN telah memanggil ketiga raja ini untuk menyerahkan mereka ke dalam tangan Moab!”
11 Tetapi bertanyalah Yosafat: “Tidak adakah di sini seorang nabi TUHAN, supaya dengan perantaraannya kita meminta petunjuk TUHAN?” Lalu salah seorang pegawai raja Israel menjawab, katanya: “Di sini ada Elisa bin Safat, yang dahulu melayani Elia.”
12 Berkatalah Yosafat: “Memang padanya ada firman TUHAN.” Sesudah itu pergilah raja Israel dan Yosafat dan raja Edom kepada Elisa.
13 Tetapi berkatalah Elisa kepada raja Israel: “Apakah urusanku dengan engkau? Pergilah kepada para nabi ayahmu dan kepada para nabi ibumu.” Jawab raja Israel kepadanya: “Jangan begitu, sebab TUHAN memanggil ketiga raja ini untuk menyerahkan mereka ke dalam tangan orang Moab!”
14 Berkatalah Elisa: “Demi TUHAN semesta alam yang hidup, yang di hadapan-Nya aku menjadi pelayan: jika tidak karena Yosafat, raja Yehuda, maka sesungguhnya aku ini tidak akan memandang dan melihat kepadamu.
15 Maka sekarang, jemputlah bagiku seorang pemetik kecapi.” Pada waktu pemetik kecapi itu bermain kecapi, maka kekuasaan TUHAN meliputi dia.
16 Kemudian berkatalah ia: “Beginilah firman TUHAN: Biarlah di lembah ini dibuat parit-parit,
17 sebab beginilah firman TUHAN: Kamu tidak akan mendapat angin dan hujan, namun lembah ini akan penuh dengan air, sehingga kamu serta ternak sembelihan dan hewan pengangkut dapat minum.
18 Dan itupun adalah perkara ringan di mata TUHAN; juga orang Moab akan diserahkan-Nya ke dalam tanganmu.
19 Kamu akan memusnahkan segala kota yang berkubu dan segala kota pilihan; kamu akan menumbangkan segala pohon yang baik; kamu akan menutup segala mata air dan kamu akan merusakkan segala ladang yang baik dengan batu-batu.”
20 Keesokan harinya ketika orang mempersembahkan korban, datanglah dengan tiba-tiba air dari arah Edom, lalu penuhlah negeri itu dengan air.
21 Ketika didengar seluruh orang Moab, bahwa ketiga raja itu telah maju memerangi mereka, maka dikerahkanlah semua orang yang masih sanggup menyandang pedang, bahkan orang-orang yang lebih tua juga, kemudian mereka ditempatkan di tepi perbatasan.
22 Keesokan harinya pagi-pagi, ketika matahari bersinar atas permukaan air itu, tampaklah kepada orang Moab itu, bahwa air di sebelah depannya merah seperti darah.
23 Lalu berserulah mereka: “Itu darah! Tentulah raja-raja itu telah berbunuh-bunuhan, yang seorang membunuh yang lain. Maka sekarang, marilah menjarah, hai orang-orang Moab!”
24 Tetapi ketika mereka sampai ke perkemahan orang Israel, maka bangkitlah orang Israel itu, lalu memukul orang-orang Moab, sehingga mereka lari dari situ. Dan makin jauhlah mereka menerobos ke dalam Moab sambil menewaskan orang-orang Moab itu.
25 Mereka meruntuhkan kota-kota dan menutupi setiap ladang yang baik dengan batu, karena setiap orang melemparkan batu ke atasnya. Mereka menutup segala mata air dan menumbangkan segala pohon yang baik, sampai hanya Kir-Hareset saja yang ditinggalkan, tetapi kota ini ditembaki oleh orang-orang pengumban dari segala penjuru.
26 Ketika raja Moab melihat, bahwa peperangan itu terlalu berat baginya, diambilnyalah tujuh ratus orang pemegang pedang bersama-sama dia untuk menerobos ke jurusan raja Edom, tetapi tidak berhasil.
27 Kemudian ia mengambil anaknya yang sulung yang akan menjadi raja menggantikan dia, lalu mempersembahkannya sebagai korban bakaran di atas pagar tembok. Tetapi kegusaran besar menimpa orang Israel, sehingga mereka berangkat meninggalkan dia dan pulang ke negeri mereka.
2 Raja-raja 4
Minyak seorang janda
1 Salah seorang dari isteri-isteri para nabi mengadukan halnya kepada Elisa, sambil berseru: “Hambamu, suamiku, sudah mati dan engkau ini tahu, bahwa hambamu itu takut akan TUHAN. Tetapi sekarang, penagih hutang sudah datang untuk mengambil kedua orang anakku menjadi budaknya.”
2 Jawab Elisa kepadanya: “Apakah yang dapat kuperbuat bagimu? Beritahukanlah kepadaku apa-apa yang kaupunya di rumah.” Berkatalah perempuan itu: “Hambamu ini tidak punya sesuatu apapun di rumah, kecuali sebuah buli-buli berisi minyak.”
3 Lalu berkatalah Elisa: “Pergilah, mintalah bejana-bejana dari luar, dari pada segala tetanggamu, bejana-bejana kosong, tetapi jangan terlalu sedikit.
4 Kemudian masuklah, tutuplah pintu sesudah engkau dan anak-anakmu masuk, lalu tuanglah minyak itu ke dalam segala bejana. Mana yang penuh, angkatlah!”
5 Pergilah perempuan itu dari padanya; ditutupnyalah pintu sesudah ia dan anak-anaknya masuk; dan anak-anaknya mendekatkan bejana-bejana kepadanya, sedang ia terus menuang.
6 Ketika bejana-bejana itu sudah penuh, berkatalah perempuan itu kepada anaknya: “Dekatkanlah kepadaku sebuah bejana lagi,” tetapi jawabnya kepada ibunya: “Tidak ada lagi bejana.” Lalu berhentilah minyak itu mengalir.
7 Kemudian pergilah perempuan itu memberitahukannya kepada abdi Allah, dan orang ini berkata: “Pergilah, juallah minyak itu, bayarlah hutangmu, dan hiduplah dari lebihnya, engkau serta anak-anakmu.”
Perempuan Sunem dengan anaknya
8 Pada suatu hari Elisa pergi ke Sunem. Di sana tinggal seorang perempuan kaya yang mengundang dia makan. Dan seberapa kali ia dalam perjalanan, singgahlah ia ke sana untuk makan.
9 Berkatalah perempuan itu kepada suaminya: “Sesungguhnya aku sudah tahu bahwa orang yang selalu datang kepada kita itu adalah abdi Allah yang kudus.
10 Baiklah kita membuat sebuah kamar atas yang kecil yang berdinding batu, dan baiklah kita menaruh di sana baginya sebuah tempat tidur, sebuah meja, sebuah kursi dan sebuah kandil, maka apabila ia datang kepada kita, ia boleh masuk ke sana.”
11 Pada suatu hari datanglah ia ke sana, lalu masuklah ia ke kamar atas itu dan tidur di situ.
12 Kemudian berkatalah ia kepada Gehazi, bujangnya: “Panggillah perempuan Sunem itu.” Lalu dipanggilnyalah perempuan itu dan dia berdiri di depan Gehazi.
13 Elisa telah berkata kepada Gehazi: “Cobalah katakan kepadanya: Sesungguhnya engkau telah sangat bersusah-susah seperti ini untuk kami. Apakah yang dapat kuperbuat bagimu? Adakah yang dapat kubicarakan tentang engkau kepada raja atau kepala tentara?” Jawab perempuan itu: “Aku ini tinggal di tengah-tengah kaumku!”
14 Kemudian berkatalah Elisa: “Apakah yang dapat kuperbuat baginya?” Jawab Gehazi: “Ah, ia tidak mempunyai anak, dan suaminya sudah tua.”
15 Lalu berkatalah Elisa: “Panggillah dia!” Dan sesudah dipanggilnya, berdirilah perempuan itu di pintu.
16 Berkatalah Elisa: “Pada waktu seperti ini juga, tahun depan, engkau ini akan menggendong seorang anak laki-laki.” Tetapi jawab perempuan itu: “Janganlah tuanku, ya abdi Allah, janganlah berdusta kepada hambamu ini!”
17 Mengandunglah perempuan itu, lalu melahirkan seorang anak laki-laki pada waktu seperti itu juga, pada tahun berikutnya, seperti yang dikatakan Elisa kepadanya.
18 Setelah anak itu menjadi besar, pada suatu hari keluarlah ia mendapatkan ayahnya, di antara penyabit-penyabit gandum.
19 Tiba-tiba menjeritlah ia kepada ayahnya: “Aduh kepalaku, kepalaku!” Lalu kata ayahnya kepada seorang bujang: “Angkatlah dia dan bawa kepada ibunya!”
20 Diangkatnyalah dia, dibawanya pulang kepada ibunya. Duduklah dia di pangkuan ibunya sampai tengah hari, tetapi sesudah itu matilah dia.
21 Lalu naiklah perempuan itu, dibaringkannyalah dia di atas tempat tidur abdi Allah itu, ditutupnyalah pintu dan pergi, sehingga anak itu saja di dalam kamar.
22 Sesudah itu ia memanggil suaminya serta berkata: “Suruh kepadaku salah seorang bujang dengan membawa seekor keledai betina; aku mau pergi dengan segera kepada abdi Allah itu, dan akan terus pulang.”
23 Berkatalah suaminya: “Mengapakah pada hari ini engkau hendak pergi kepadanya? Padahal sekarang bukan bulan baru dan bukan hari Sabat.” Jawab perempuan itu: “Jangan kuatir.”
24 Dipelanainyalah keledai itu dan berkatalah ia kepada bujangnya: “Tuntunlah dan majulah, jangan tahan-tahan aku dalam perjalananku, kecuali apabila kukatakan kepadamu.”
25 Demikianlah perempuan itu berangkat dan pergi kepada abdi Allah di gunung Karmel. Segera sesudah abdi Allah melihat dia dari jauh, berkatalah ia kepada Gehazi, bujangnya: “Lihat, perempuan Sunem itu datang!
26 Larilah menyongsongnya dan katakanlah kepadanya: Selamatkah engkau, selamatkah suamimu, selamatkah anak itu?” Jawab perempuan itu: “Selamat!”
27 Dan sesudah ia sampai ke gunung itu, dipegangnyalah kaki abdi Allah itu, tetapi Gehazi mendekat hendak mengusir dia. Lalu berkatalah abdi Allah: “Biarkanlah dia, hatinya pedih! TUHAN menyembunyikan hal ini dari padaku, tidak memberitahukannya kepadaku.”
28 Lalu berkatalah perempuan itu: “Adakah kuminta seorang anak laki-laki dari pada tuanku? Bukankah telah kukatakan: Jangan aku diberi harapan kosong?”
29 Maka berkatalah Elisa kepada Gehazi: “Ikatlah pinggangmu, bawalah tongkatku di tanganmu dan pergilah. Apabila engkau bertemu dengan seseorang, janganlah beri salam kepadanya dan apabila seseorang memberi salam kepadamu, janganlah balas dia, kemudian taruhlah tongkatku ini di atas anak itu.”
30 Tetapi berkatalah ibu anak itu: “Demi TUHAN yang hidup dan demi hidupmu sendiri, sesungguhnya aku tidak akan meninggalkan engkau.” Lalu bangunlah Elisa dan berjalan mengikuti perempuan itu.
31 Adapun Gehazi telah berjalan mendahului mereka dan telah menaruh tongkat di atas anak itu, tetapi tidak ada suara, dan tidak ada tanda hidup. Lalu kembalilah ia menemui Elisa serta memberitahukan kepadanya, katanya: “Anak itu tidak bangun!”
32 Dan ketika Elisa masuk ke rumah, ternyata anak itu sudah mati dan terbaring di atas tempat tidurnya.
33 Sesudah ia masuk, ditutupnyalah pintu, sehingga ia sendiri dengan anak itu di dalam kamar, kemudian berdoalah ia kepada TUHAN.
34 Lalu ia membaringkan dirinya di atas anak itu dengan mulutnya di atas mulut anak itu, dan matanya di atas mata anak itu, serta telapak tangannya di atas telapak tangan anak itu; dan karena ia meniarap di atas anak itu, maka menjadi panaslah badan anak itu.
35 Sesudah itu ia berdiri kembali dan berjalan dalam rumah itu sekali ke sana dan sekali ke sini, kemudian meniarap pulalah ia di atas anak itu. Maka bersinlah anak itu sampai tujuh kali, lalu membuka matanya.
36 Kemudian Elisa memanggil Gehazi dan berkata: “Panggillah perempuan Sunem itu!” Dipanggilnyalah dia, lalu datanglah ia kepadanya, maka berkatalah Elisa: “Angkatlah anakmu ini!”
37 Masuklah perempuan itu, lalu tersungkur di depan kaki Elisa dan sujud menyembah dengan mukanya sampai ke tanah. Kemudian diangkatnyalah anaknya, lalu keluar.
Maut dalam kuali
38 Elisa kembali ke Gilgal pada waktu ada kelaparan di negeri itu. Dan ketika pada suatu kali rombongan nabi duduk di depannya, berkatalah ia kepada bujangnya: “Taruhlah kuali yang paling besar di atas api dan masaklah sesuatu makanan bagi rombongan nabi itu.”
39 Lalu keluarlah seorang dari mereka ke ladang untuk mengumpulkan sayur-sayuran; ia menemui pohon sulur-suluran liar dan memetik dari padanya labu liar, serangkul penuh dalam jubahnya. Sesudah ia pulang, teruslah ia mengiris-irisnya ke dalam kuali masakan tadi, sebab mereka tidak mengenalnya.
40 Kemudian dicedoklah dari masakan tadi bagi orang-orang itu untuk dimakan dan segera sesudah mereka memakannya, berteriaklah mereka serta berkata: “Maut ada dalam kuali itu, hai abdi Allah!” Dan tidak tahan mereka memakannya.
41 Tetapi berkatalah Elisa: “Ambillah tepung!” Dilemparkannyalah itu ke dalam kuali serta berkata: “Cedoklah sekarang bagi orang-orang ini, supaya mereka makan!” Maka tidak ada lagi sesuatu bahaya dalam kuali itu.
Memberi makan seratus orang
42 Datanglah seseorang dari Baal-Salisa dengan membawa bagi abdi Allah roti hulu hasil, yaitu dua puluh roti jelai serta gandum baru dalam sebuah kantong. Lalu berkatalah Elisa: “Berilah itu kepada orang-orang ini, supaya mereka makan.”
43 Tetapi pelayannya itu berkata: “Bagaimanakah aku dapat menghidangkan ini di depan seratus orang?” Jawabnya: “Berikanlah kepada orang-orang itu, supaya mereka makan, sebab beginilah firman TUHAN: Orang akan makan, bahkan akan ada sisanya.”
44 Lalu dihidangkannyalah di depan mereka, maka makanlah mereka dan ada sisanya, sesuai dengan firman TUHAN.
Bagian dari 2 Raja-Raja 3-4, terdapat cukup banyak kisah, semuanya tentang mukjizat yang dilakukan oleh Nabi Elisa. Kita pun mendapati beberapa kemiripan antara mukjizat yang Tuhan Yesus dan yang nabi Elisa lakukan. Mukjizat adalah peristiwa supranatural yang dialami dan berkaitan dengan kehidupan umat Tuhan dalam pergumulan mereka, bisa tentang hidup berbangsa, keseharian dalam rumah tangga, termasuk juga keluarga hamba Tuhan dalam kekurangan mereka. Karena memang pada zaman itu, mereka sangat miskin (kerena raja yang lalim dan kerajaan yang korup). Oleh sebab itu, semua peristiwa mukjizat ini, mendorong Umat untuk mengutamakan kehendak Tuhan. Seperti dialami oleh seorang janda yang miskin, ia ditolong karena suaminya setia melayani Tuhan; wanita Sunem setia melayani nabi Elisa dan kebutuhannya, dia diberkati di kemudian hari. Nabi Elisa mengajarkan agar murid-murid mengutamakan orang lain dalam kebutuhan mereka, dan mengesampingkan kebutuhan diri sendiri.
Sebagai jemaat, kita pun memiliki pelbagai macam pergumulan dan kebutuhan hidup; kita berpikir bahwa tenaga kemampuan kita terlalu kecil, tidak mampu mengatasi masalah gereja atau persoalan yang kelihatannya begitu besar. Tapi, dari prinsip yang kita pelajari ini, tidak ada yang mustahil bagi Tuhan bila kita tulus melayani orang lain, mengutamakan kebutuhan orang lain, menolong mereka lebih dahulu. Seperti, Tuhan bertindak dalam peristiwa 5 roti 2 ikan, seorang anak mau mempersembahkan bagi Tuhan, Tuhan memakainya menjadi makanan bagi ribuan orang, bahkan ada lebih. Sedangkan Filipus, dia ragu dan berkata bahwa mereka tidak punya uang yang cukup untuk beli roti bagi lima ribu orang. Bukankah kita sama seperti Filipus, hanya melihat kepada masalah, tidak melihat Tuhan Yesus, tidak beriman untuk memberikan apa yang ada pada diri kita terlebih dulu untuk melayani orang lain, menolong yang lebih membutuhkan. Inilah prinsip kerajaan Allah, carilah kerajaan Allah dan KEBENARAN-NYA, maka Tuhan akan menambahkan yang lainnya; kita diberkati menjadi berkat, meskipun tidak harus dengan kelimpahan.
STUDI PRIBADI: Bagaimana kita menerapkan prinsip “Carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenaran-Nya” dalam pelayanan dan pekerjaan kita pada zaman ini?
Pokok Doa: Berdoalah bagi setiap Umat Allah dalam mengerjakan segala usahanya supaya semakin memahami panggilan Allah untuk menjadi saksi Tuhan dan alat di tangan Tuhan, bagi sesamanya.