Menghadapi Nabi Palsu

Senin, 11 Juli 2022

“Tetapi Yosafat bertanya: Tidak adakah lagi di sini seorang nabi TUHAN, supaya dengan perantaraannya kita dapat meminta petunjuk?” (1 Raja-raja 22:7)

Bacaan hari ini: 1 Raja-raja 22:1-40 | Bacaan setahun: 1 Raja-raja 22

Ahab adalah raja yang jahat, dengan istri yang jahat pula, yang berani melawan Tuhan. Ternyata, raja Ahab juga dikelilingi sekelompok nabi yang jahat, munafik dan oportunis. Bagi Ahab, nabi-nabi itu adalah pendukung setianya yang selalu memberi suara positif atas nama Tuhan. Nabi-nabi inipun membutuhkan raja agar mereka bisa menikmati hidup dengan fasilitas istana dan menjadi orang kepercayaan raja. Tidak heran ketika raja meminta nasihat mereka, nabi-nabi ini bersepakat untuk mengatakan hal-hal baik, yang sebenarnya bukan suara Tuhan, melainkan suara manusia. Raja Ahab pun terbuai dengan pujian dan kata-kata baik dari nabi-nabi palsu ini. Inilah kesalahan terbesar Ahab, yaitu membayar sekelompok orang yang mengatas-namakan Tuhan untuk sekadar boleh menyenangkan hatinya.

Melalui firman Tuhan ini, kita diingatkan beberapa hal. Pertama, agar jangan menjadi hamba Tuhan bayaran yang sekadar menyenangkan hati orang yang sedang berkuasa, sebaliknya jadilah hamba Tuhan yang tulus dan taat kepada Tuhan. Ini yang ditunjukkan Mikha dengan tetap konsisten untuk berani berkata benar, walaupun ia seorang diri berhadapan dengan nabi-nabi palsu tersebut. Kedua, agar kita belajar dari raja Yosafat yang selalu rindu untuk mencari suara Tuhan sebelum melalukan sesuatu. Raja Yosafat bertanya dulu kepada Tuhan melalui hamba-hamba-Nya. Yosafat juga punya satu kepekaan terhadap para hamba Tuhan yang tidak baik dan yang bersekongkol untuk membohongi raja. Di sisi lain, jadilah orang yang berjiwa besar, yang bisa menghormati dan menerima nasihat atau saran yang berupa peringatan atau teguran. Saran dan peringatan yang kita rasa tidak baik sering mengingatkan kita untuk menjadi lebih baik. Sebaliknya, saran yang kelihatannya selalu menyenangkan kita, belum tentu baik bagi hidup kita. Bisa jadi, itu muncul dari persekongkolan untuk membohongi kita dengan menutupi kenyataan sebenarnya.
Kiranya pengalaman hidup raja Ahab dan raja Yosafat dapat menjadi pelajaran penting untuk kita semua. Tuhan memberkati.

STUDI PRIBADI: Apakah hal-hal baik yang bisa kita contoh dari raja Yosafat dalam kaitan dengan firman Tuhan?

Pokok Doa: Berdoalah untuk para hamba Tuhan Gereja kita agar diberikan keberanian dan juga hikmat dari Allah untuk dapat menyuarakan firman Tuhan yang sejati bagi jemaat Tuhan. 

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *