Samuel Meminta Diri

Rabu, 1 Juni 2022

“Mengenai aku, jauhlah dari padaku untuk berdosa kepada TUHAN dengan berhenti mendoakan kamu; aku akan mengajarkan kepadamu jalan yang baik dan lurus.” (1 Samuel 12:23)

Bacaan hari ini: 1 Samuel 12 | Bacaan setahun: 1 Samuel 12

Samuel sadar dirinya sudah tua dan waktunya “pensiun” dari pemimpin bangsa Israel. Penggantinya pun telah diangkat menurut permintaan bangsa Israel, seorang raja. Maka, Samuel pamit undur diri dengan beberapa catatan penting yang menunjukkan apa yang terpenting baginya.

Pertama, Samuel memberikan teladan kepemimpinan yang bersih; ia seorang pemimpin yang berintegritas dan tidak mencari keuntungan bagi dirinya. Bangsa Israel pun mengakui bahwa Samuel tidak pernah memeras siapapun, tidak menerima suap dari siapapun, dan tidak pernah melakukan kekerasan pada siapapun (ay. 4). Kedua, Samuel menegur dosa mereka. Samuel mengingatkan dosa nenek moyang mereka yang berulang kali melupakan Tuhan dan mengikuti allah lain. Tuhan menghukum, mereka berteriak minta tolong kepada Tuhan, Tuhan membangkitkan para hakim untuk menolong. Pola yang demikian terus berulang. Bagaimana dengan umat Israel saat itu? Mereka juga sama berdosanya dengan nenek moyang mereka, meminta seorang raja manusia. Itu adalah kejahatan besar karena mereka menolak Tuhan yang selama ini menjadi raja mereka. Bangsa Israel menyadari dosa mereka dan menjadi takut (ay. 6-19). Ketiga, Samuel menguatkan dan mengingatkan mereka untuk kembali kepada Tuhan. Samuel mengatakan jangan takut akan segala kejahatan yang telah mereka lakukan, tapi mereka harus bertobat. Bertobat yang bagaimana? Jangan berhenti mengikuti Tuhan, setia beribadah kepada Tuhan dengan segenap hati dan hidup takut akan Tuhan. Sebaliknya jika mereka terus berbuat jahat, mereka akan dilenyapkan (ay. 20-25). Keempat, Samuel tetap menjadi gembala mereka. Meskipun tidak lagi menjadi pemimpin politik mereka, Samuel tidak akan berhenti untuk mendoakan mereka dan mengajarkan hidup takut akan Tuhan (ay. 23). Samuel terpanggil untuk tetap menjadi pemimpin rohani bagi mereka sampai akhir hidupnya.

Sebagai orang tua, apa yang kita wariskan kepada anak kita? Sebagai pimpinan, apa yang kita wariskan kepada anak buah kita? Sebagai anak-anak Tuhan, apa yang kita wariskan kepada orang-orang di sekeliling kita?

STUDI PRIBADI: Menurut Anda, lebih mudah mewariskan hal-hal yang bersifat duniawi atau yang bersifat rohani? Mengapa? Apa yang Anda lakukan untuk mewariskannya?

Pokok Doa: Berdoalah untuk gerakan pemuridan, baik di gereja maupun di keluarga-keluarga Kristen, Tuhan menolong setiap anggotanya untuk boleh bertumbuh dalam pengenalan kepada Tuhan. 

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *