Tuhan Berperang Bagi Umat-Nya

MINGGU, 1 MEI 2022

“Dan TUHAN mengacaukan mereka di depan orang Israel, sehingga Yosua menimbulkan kekalahan yang besar di antara mereka dekat Gibeon, mengejar mereka ke arah pendakian Bet-Horon dan memukul mereka mundur sampai dekat Azeka dan Makeda.” (Yosua 10:10)

Bacaan hari ini: Yosua 10 | Bacaan setahun: Yosua 10-11

Mengetahui bahwa orang-orang Gibeon telah mengadakan kesepakatan dengan Yosua, Adoni-Zedek mengajak lima raja Amori lainnya untuk menggempur kota Gibeon. Serangan ini nampaknya dilandasi oleh ketakutan dan kemarahan secara bersamaan. Di sisi lain, menyadari keadaan mereka tengah terancam, orang-orang Gibeon meminta bantuan kepada Yosua, agar ia datang dan menolong.

Kisah ini pada mulanya menampilkan bangsa Israel sebagai sebuah bangsa yang setia dengan perjanjian yang mereka buat. Dalam pasal sebelumnya, mereka telah mengikat perjanjian dengan orang-orang Gibeon, dan kini mereka ditampilkan memenuhi perjanjian yang mereka ikat sebelumnya. Akan tetapi, perlahan kisah ini ternyata berubah menjadi sebuah pertunjukan yang menampilkan kehebatan dan kedahsyatan Allah. Bangsa Israel bisa menang bukan karena strategi perang mereka yang baik, tetapi karena Allah yang menolong mereka. Ini adalah pelajaran penting yang seharusnya sudah mereka pelajari pada pasal 7. Dalam pasal 10:8, YHWH jelas menyatakan bahwa Ialah yang menyerahkan para raja itu ke tangan Yosua. Hal ini digenapi dalam ayat 10, ketika YHWH mengacaukan para tentara Amori dalam peperangan. Bahkan, mukjizat yang YHWH lakukan kemudian (ayat 12-15) kian mempertegas bahwa kemenangan bangsa Israel adalah pemberian-Nya.

Saya tidak memungkiri Allah bisa bekerja melalui upaya kita. Itu sebabnya hal-hal yang kita persiapkan dengan baik bisa mendatangkan hasil yang baik pula. Akan tetapi, kita harus ingat bahwa Allah juga bisa bekerja melawan upaya kita. Tidak heran, banyak hal yang kita rancang dengan sempurna akhirnya malah kerap berujung pada kegagalan besar. Meski demikian, Allah juga bisa bekerja melampaui upaya kita. Itu sebabnya banyak hal yang kita rasa buruk bisa dibuat-Nya berakhir dengan sedemikian indah. Apa yang hendak Ia ajarkan melalui hal ini ialah bahwa Dia adalah penentu keberhasilan kita. Jika demikian, bukankah dalam setiap upaya kita, sudah seharusnya kita mengandalkan Dia?

STUDI PRIBADI: Bagaimana cara Allah mengajarkan setiap kita bahwa Dialah penentu keberhasilan upaya kita?

Pokok Doa: Doakan agar anak-anak Tuhan belajar menyadari keterbatasan mereka dan belajar mengandalkan Allah dalam setiap segi kehidupannya.  

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *