Kuduskanlah Pernikahan

JUMAT, 8 APRIL 2022

“Janganlah juga engkau kawin-mengawin dengan mereka: anakmu perempuan janganlah kauberikan kepada anak laki-laki mereka, ataupun anak perempuan mereka jangan kauambil bagi anakmu laki-laki.” (Ulangan 7:3)

Bacaan hari ini: Ulangan 7:1-4 | Bacaan setahun: Ulangan 7-8

Kekudusan pernikahan merupakan hal yang ditetapkan Allah sejak penciptaan. Allah sendiri menciptakan seorang laki-laki (Adam) dan dari laki-laki ini diambil tulang rusuknya untuk dijadikan seorang perempuan (Hawa), menjadi istrinya. Lembaga pernikahan adalah inisiatif dari Allah. Allah melihat bahwa manusia itu tidak baik seorang diri, Allah memberkati pernikahan laki-laki dan perempuan sebagai pasangan yang sepadan. Mereka berasal dari daging dan tulang yang sama, memiliki dan beriman kepada Tuhan Allah yang sama. Mereka hidup saling menolong dalam tugas dan tanggung jawab yang dipercayakan Allah kepada mereka. Inilah pernikahan kudus yang diberkati oleh Allah (Kej. 2:18).

Israel diperintahkan untuk menjaga kekudusan pernikahan dengan cara menikah dengan orang yang sebangsa dengan mereka. Dengan demikian pasangan suami istri adalah pasangan yang seiman dan bisa melakukan mandat budaya yang Tuhan perintahkan kepada mereka untuk menjadi berkat bagi bangsa-bangsa. Sebaliknya, Tuhan memperingatkan bila mereka menikah dengan pasangan yang tidak seiman maka pastilah orang Israel akan dibawa untuk menyembah berhala oleh pasangannya yang tidak seiman. Akibatnya, ada banyak persoalan muncul dalam rumah tangga mereka, mereka tidak bisa menjadi berkat untuk orang lain karena iman kepercayaan yang berbeda dan pengajaran serta praktik-praktik iman yang berbeda. Dalam Perjanjian Baru, firman Tuhan juga menyatakan agar kita memiliki pasangan yang sepadan, yaitu sama iman dan melandaskan pernikahan berdasarkan firman Tuhan (Mat. 19:4-5 dan 2 Kor. 6:14).

Prinsip yang sama juga berlaku pada zaman ini, karena suami dan istri akan menjadi satu tubuh serta menghasilkan keturunan-keturunan Allah. Sebagai orang percaya singgel harus bergumul untuk pasangan; dia harus seseorang yang mengenal Tuhan sebagai Juruselamat yang menghayati arti pernikahan di hadapan Allah: pernikahan bukan untuk keinginan dan kesenangan pribadi, tetapi didasarkan pada kebenaran firman Tuhan.

STUDI PRIBADI: Apa yang Anda lakukan dalam rumah tangga Anda, untuk menjadi berkat bagi orang lain (tetangga), yang mencerminkan kebenaran Tuhan dalam rumah tangga?

Pokok Doa: Berdoa bagi setiap keluarga yang ada di gereja Anda termasuk keluarga Anda sendiri, agar Tuhan menolong setiap kita untuk membangun rumah tangga yang berdasarkan firman Tuhan. 

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *