JUMAT, 28 JANUARI 2022
“Tetapi sekarang, janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku kesini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu.” (Kejadian 45:5)
Bacaan hari ini: Kejadian 45 | Bacaan tahunan: Kejadian 44-45
Kejadian 44
Piala Yusuf hilang dan didapati
1 Sesudah itu diperintahkannyalah kepada kepala rumahnya: “Isilah karung orang-orang itu dengan gandum, seberapa yang dapat dibawa mereka, dan letakkanlah uang masing-masing di dalam mulut karungnya.
2 Dan pialaku, piala perak itu, taruhlah di dalam mulut karung anak yang bungsu serta uang pembayar gandumnya juga.” Maka diperbuatnyalah seperti yang dikatakan Yusuf.
3 Ketika paginya hari terang tanah, orang melepas mereka beserta keledai mereka.
4 Tetapi baru saja mereka keluar dari kota itu, belum lagi jauh jaraknya, berkatalah Yusuf kepada kepala rumahnya: “Bersiaplah, kejarlah orang-orang itu, dan apabila engkau sampai kepada mereka, katakanlah kepada mereka: Mengapa kamu membalas yang baik dengan yang jahat?
5 Bukankah ini piala yang dipakai tuanku untuk minum dan yang biasa dipakainya untuk menelaah? Kamu berbuat jahat dengan melakukan yang demikian.”
6 Ketika sampai kepada mereka, diberitakannyalah kepada mereka perkataan Yusuf itu.
7 Jawab mereka kepadanya: “Mengapa tuanku mengatakan perkataan yang demikian? Jauhlah dari pada hamba-hambamu ini untuk berbuat begitu!
8 Bukankah uang yang kami dapati di dalam mulut karung kami telah kami bawa kembali kepadamu dari tanah Kanaan? Masakan kami mencuri emas atau perak dari rumah tuanmu?
9 Pada siapa dari hamba-hambamu ini kedapatan piala itu, biarlah ia mati, juga kami ini akan menjadi budak tuanku.”
10 Sesudah itu berkatalah ia: “Ya, usulmu itu baik; tetapi pada siapa kedapatan piala itu, hanya dialah yang akan menjadi budakku dan kamu yang lain itu akan bebas dari salah.”
11 Lalu segeralah mereka masing-masing menurunkan karungnya ke tanah dan masing-masing membuka karungnya.
12 Dan kepala rumah itu memeriksanya dengan teliti; ia mulai dengan yang sulung sampai kepada yang bungsu; maka kedapatanlah piala itu dalam karung Benyamin.
13 Lalu mereka mengoyakkan jubahnya dan masing-masing memuati keledainya, dan mereka kembali ke kota.
14 Ketika Yehuda dan saudara-saudaranya sampai ke dalam rumah Yusuf, Yusuf masih ada di situ, sujudlah mereka sampai ke tanah di depannya.
15 Berkatalah Yusuf kepada mereka: “Perbuatan apakah yang kamu lakukan ini? Tidakkah kamu tahu, bahwa seorang yang seperti aku ini pasti dapat menelaah?”
16 Sesudah itu berkatalah Yehuda: “Apakah yang akan kami katakan kepada tuanku, apakah yang akan kami jawab, dan dengan apakah kami akan membenarkan diri kami? Allah telah memperlihatkan kesalahan hamba-hambamu ini. Maka kami ini, budak tuankulah kami, baik kami maupun orang pada siapa kedapatan piala itu.”
17 Tetapi jawabnya: “Jauhlah dari padaku untuk berbuat demikian! Pada siapa kedapatan piala itu, dialah yang akan menjadi budakku, tetapi kamu ini, pergilah kembali dengan selamat kepada ayahmu.”
Yehuda membela Benyamin
18 Lalu tampillah Yehuda mendekatinya dan berkata: “Mohon bicara tuanku, izinkanlah kiranya hambamu ini mengucapkan sepatah kata kepada tuanku dan janganlah kiranya bangkit amarahmu terhadap hambamu ini, sebab tuanku adalah seperti Firaun sendiri.
19 Tuanku telah bertanya kepada hamba-hambanya ini: Masih adakah ayah atau saudara kamu?
20 Dan kami menjawab tuanku: Kami masih mempunyai ayah yang tua dan masih ada anaknya yang muda, yang lahir pada masa tuanya; kakaknya telah mati, hanya dia sendirilah yang tinggal dari mereka yang seibu, sebab itu ayahnya sangat mengasihi dia.
21 Lalu tuanku berkata kepada hamba-hambamu ini: Bawalah dia ke mari kepadaku, supaya mataku memandang dia.
22 Tetapi jawab kami kepada tuanku: Anak itu tidak dapat meninggalkan ayahnya, sebab jika ia meninggalkan ayahnya, tentulah ayah ini mati.
23 Kemudian tuanku berkata kepada hamba-hambamu ini: Jika adikmu yang bungsu itu tidak datang ke mari bersama-sama dengan kamu, kamu tidak boleh melihat mukaku lagi.
24 Setelah kami kembali kepada hambamu, ayahku, maka kami memberitahukan kepadanya perkataan tuanku itu.
25 Kemudian ayah kami berkata: Kembalilah kamu membeli sedikit bahan makanan bagi kita.
26 Tetapi jawab kami: Kami tidak dapat pergi ke sana. Jika adik kami yang bungsu bersama-sama dengan kami, barulah kami akan pergi ke sana, sebab kami tidak boleh melihat muka orang itu, apabila adik kami yang bungsu tidak bersama-sama dengan kami.
27 Kemudian berkatalah hambamu, ayahku, kepada kami: Kamu tahu, bahwa isteriku telah melahirkan dua orang anak bagiku;
28 yang seorang telah pergi dari padaku, dan aku telah berkata: Tentulah ia diterkam oleh binatang buas, dan sampai sekarang aku tidak melihat dia kembali.
29 Jika anak ini kamu ambil pula dari padaku, dan ia ditimpa kecelakaan, maka tentulah kamu akan menyebabkan aku yang ubanan ini turun ke dunia orang mati karena nasib celaka.
30 Maka sekarang, apabila aku datang kepada hambamu, ayahku, dan tidak ada bersama-sama dengan kami anak itu, padahal ayahku tidak dapat hidup tanpa dia,
31 tentulah akan terjadi, apabila dilihatnya anak itu tidak ada, bahwa ia akan mati, dan hamba-hambamu ini akan menyebabkan hambamu, ayah kami yang ubanan itu, turun ke dunia orang mati karena dukacita.
32 Tetapi hambamu ini telah menanggung anak itu terhadap ayahku dengan perkataan: Jika aku tidak membawanya kembali kepada bapa, maka akulah yang berdosa kepada bapa untuk selama-lamanya.
33 Oleh sebab itu, baiklah hambamu ini tinggal menjadi budak tuanku menggantikan anak itu, dan biarlah anak itu pulang bersama-sama dengan saudara-saudaranya.
34 Sebab masakan aku pulang kepada ayahku, apabila anak itu tidak bersama-sama dengan aku? Aku tidak akan sanggup melihat nasib celaka yang akan menimpa ayahku.”
Kejadian 45
Yusuf memperkenalkan dirinya kepada saudara-saudaranya
1 Ketika itu Yusuf tidak dapat menahan hatinya lagi di depan semua orang yang berdiri di dekatnya, lalu berserulah ia: “Suruhlah keluar semua orang dari sini.” Maka tidak ada seorangpun yang tinggal di situ bersama-sama Yusuf, ketika ia memperkenalkan dirinya kepada saudara-saudaranya.
2 Setelah itu menangislah ia keras-keras, sehingga kedengaran kepada orang Mesir dan kepada seisi istana Firaun.
3 Dan Yusuf berkata kepada saudara-saudaranya: “Akulah Yusuf! Masih hidupkah bapa?” Tetapi saudara-saudaranya tidak dapat menjawabnya, sebab mereka takut dan gemetar menghadapi dia.
4 Lalu kata Yusuf kepada saudara-saudaranya itu: “Marilah dekat-dekat.” Maka mendekatlah mereka. Katanya lagi: “Akulah Yusuf, saudaramu, yang kamu jual ke Mesir.
5 Tetapi sekarang, janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu.
6 Karena telah dua tahun ada kelaparan dalam negeri ini dan selama lima tahun lagi orang tidak akan membajak atau menuai.
7 Maka Allah telah menyuruh aku mendahului kamu untuk menjamin kelanjutan keturunanmu di bumi ini dan untuk memelihara hidupmu, sehingga sebagian besar dari padamu tertolong.
8 Jadi bukanlah kamu yang menyuruh aku ke sini, tetapi Allah; Dialah yang telah menempatkan aku sebagai bapa bagi Firaun dan tuan atas seluruh istananya dan sebagai kuasa atas seluruh tanah Mesir.
9 Segeralah kamu kembali kepada bapa dan katakanlah kepadanya: Beginilah kata Yusuf, anakmu: Allah telah menempatkan aku sebagai tuan atas seluruh Mesir; datanglah mendapatkan aku, janganlah tunggu-tunggu.
10 Engkau akan tinggal di tanah Gosyen dan akan dekat kepadaku, engkau serta anak dan cucumu, kambing domba dan lembu sapimu dan segala milikmu.
11 Di sanalah aku memelihara engkau–sebab kelaparan ini masih ada lima tahun lagi–supaya engkau jangan jatuh miskin bersama seisi rumahmu dan semua orang yang ikut serta dengan engkau.
12 Dan kamu telah melihat dengan mata sendiri, dan saudaraku Benyamin juga, bahwa mulutku sendiri mengatakannya kepadamu.
13 Sebab itu ceritakanlah kepada bapa segala kemuliaanku di negeri Mesir ini, dan segala yang telah kamu lihat, kemudian segeralah bawa bapa ke mari.”
14 Lalu dipeluknyalah leher Benyamin, adiknya itu, dan menangislah ia, dan menangis pulalah Benyamin pada bahu Yusuf.
15 Yusuf mencium semua saudaranya itu dengan mesra dan ia menangis sambil memeluk mereka. Sesudah itu barulah saudara-saudaranya bercakap-cakap dengan dia.
16 Ketika dalam istana Firaun terdengar kabar, bahwa saudara-saudara Yusuf datang, hal itu diterima dengan baik oleh Firaun dan pegawai-pegawainya.
17 Lalu berkatalah Firaun kepada Yusuf: “Katakanlah kepada saudara-saudaramu Buatlah begini: muatilah binatang-binatangmu dan pergilah ke tanah Kanaan,
18 jemputlah ayahmu dan seisi rumahmu dan datanglah mendapatkan aku, maka aku akan memberikan kepadamu apa yang paling baik di tanah Mesir, sehingga kamu akan mengecap kesuburan tanah ini.
19 Selanjutnya engkau mendapat perintah mengatakan kepada mereka: Buatlah begini: bawalah kereta dari tanah Mesir untuk anak-anakmu dan isteri-isterimu, jemputlah ayahmu dari sana dan datanglah ke mari.
20 Janganlah kamu merasa sayang meninggalkan barang-barangmu, sebab apa yang paling baik di seluruh tanah Mesir ini adalah milikmu.”
21 Demikianlah dilakukan oleh anak-anak Israel itu. Yusuf memberikan kereta kepada mereka menurut perintah Firaun; juga diberikan kepada mereka bekal di jalan.
22 Kepada mereka masing-masing diberikannya sepotong pesalin dan kepada Benyamin diberikannya tiga ratus uang perak dan lima potong pesalin.
23 Di samping itu kepada ayahnya dikirimkannya sepuluh ekor keledai jantan, dimuati dengan apa yang paling baik di Mesir, lagipula sepuluh ekor keledai betina, dimuati dengan gandum dan roti dan makanan untuk ayahnya dalam perjalanan.
24 Kemudian ia melepas saudara-saudaranya serta berkata kepada mereka: “Janganlah berbantah-bantah di jalan.”
25 Demikianlah mereka pergi dari tanah Mesir dan sampai di tanah Kanaan, kepada Yakub, ayah mereka.
26 Mereka menceritakan kepadanya: “Yusuf masih hidup, bahkan dialah yang menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir.” Tetapi hati Yakub tetap dingin, sebab ia tidak dapat mempercayai mereka.
27 Tetapi ketika mereka menyampaikan kepadanya segala perkataan yang diucapkan Yusuf, dan ketika dilihatnya kereta yang dikirim oleh Yusuf untuk menjemputnya, maka bangkitlah kembali semangat Yakub, ayah mereka itu.
28 Kata Yakub: “Cukuplah itu; anakku Yusuf masih hidup; aku mau pergi melihatnya, sebelum aku mati.”
Bencana kelaparan mempertemukan kembali keluarga yang telah terpisah lama. Bacaan Alkitab ini menceritakan rencana saudara-saudara Yusuf untuk kembali lagi ke Mesir karena sudah kehabisan bahan pangan yang mereka beli sebelumnya. Namun, kesulitannya adalah mereka harus kembali dengan membawa Benyamin sesuai permintaan Yusuf (ay. 3).
Pertentangan sempat terjadi karena Yakub tidak ingin Benyamin ikut. Dia tidak ingin kehilangan anak kesayangan untuk kedua kalinya. Mereka tidak menyadari bahwa Yusuf masih hidup dan menjadi penguasa di Mesir saat itu. Mereka akhirnya berangkat bersama Benyamin karena tidak ada jalan lain untuk mengatasi persediaan makanan yang menipis. Yehuda pun menjamin keselamatan Benyamin dengan dirinya sendiri. Jika melihat yang terjadi dengan saudara-saudara Yusuf maka sebenarnya ada perubahan besar dalam kehidupan mereka. Tidak ada lagi saling iri dan membenci antar saudara. Bahkan, Yehuda yang dulu mengusulkan agar Yusuf dijual saja kepada orang asing (Kej. 37:26-27), sekarang memberi dirinya untuk menjamin keselamatan Benyamin.
Kehidupan bersaudara memang tidak luput dari konflik, bisa berbentuk iri hati. Namun konflik tidak boleh dibiarkan tidak terselesaikan. Ada dua hal yang mengingatkan kita, jika kita masih menyimpan konflik antar keluarga. Pertama, konflik menimbulkan kesedihan dan absennya damai sejahtera, seperti saudara-saudara Yusuf yang masih menyimpan rahasia bahwa Yusuf sebenarnya mereka jual, bukan mati. Hal itu masih mendatangkan kesedihan bagi ayah mereka. Kedua, situasi sulit yang terjadi bisa menjadi pengingat agar kita tidak membiarkan konflik berlarut-larut.
Bagaimana dengan kita saat ini? Apakah pandemi ini memunculkan konflik di tengah-tengah keluarga kita? Maukah kita belajar untuk saling mengasihi dan mengampuni sebagai satu keluarga? Kiranya situasi sulit tidak menjadikan kita saling menyalahkan dan iri hati, tapi saling menolong dan memperhatikan dengan pertolongan Tuhan.
STUDI PRIBADI: Apa buktinya bahwa saudara-saudara Yusuf sudah berubah dan tidak lagi menjadi saudara yang iri hati dan membenci saudaranya?
Pokok Doa: Berdoa bagi keluarga jemaat agar kasih Tuhan hadir di tengah-tengah mereka yang terwujud dalam saling mengampuni dan mengasihi satu sama lain.