Perdamaian Keluarga

Jumat, 21 Januari 2022

Bacaan hari ini: Kejadian 33 | Bacaan tahunan: Kejadian 33-34



“Tetapi Esau berlari mendapatkan dia, didekapnya dia, dipeluk lehernya dan diciumnya dia, lalu bertangis-tangisanlah mereka.” (Kejadian 33:4, TB)

Akar pertengkaran yang menimbulkan luka batin di antara Yakub dan Esau adalah ketidaktegasan dan sikap pilih kasih orangtua. Masing-masing orangtua mengupayakan segala cara sehingga anak kesayangannya yang diberkati, pun itu melibatkan penipuan dan penikungan. Akhirnya, ini berujung pada hilangnya hak kesulungan Esau, dan dendam kesumat Esau pada Yakub, sehingga Yakub harus lari dan menumpang di rumah Laban, pamannya. Hanya saja, di rumah pamannya pun ada intrik terjadi, sehingga Yakub akhirnya memilih pulang ke rumahnya.

Catatan Alkitab tentang peliknya hidup keluarga ini adalah gambaran buram dari tidak sempurnanya keluarga. Kisah ini buram seburam kisah pembunuhan pertama oleh saudara kandung dalam cerita Kain dan Habel. Kisah ini juga dengan gamblang mempertontonkan sisi gelap favoritisme dalam keluarga, seperti halnya kisah Yakub dan Yusuf. Bukan hanya itu, kisah ini juga menampilkan persengkokolan keluarga dalam mengabaikan kejahatan, seperti yang dilakukan Hofni, Pinehas, serta Eli, ayah mereka. Tidak ada keluarga yang sempurna, karena keluarga sendiri dibentuk oleh orang-orang yang berdosa, yang memiliki ego dan harga diri, yang ingin lebih diutamakan daripada yang lainnya.

Seperti kisah kepulangan Yakub, rumah (baca: keluarga) seharusnya menjadi tempat pulang setiap anggotanya; tempat untuk saling mengasihi dan menyayangi; untuk belajar dalam arti melupakan dan menyelesaikan segala persoalan; untuk membalut dan juga merawat yang terluka hingga sembuh. Pertemuan Esau dan Yakub ini adalah titik balik perdamaian keluarga. Alkitab mencatat bahwa Esau berlari mendapatkan Yakub, yang menandakan ada kebesaran hati dan kasih sayang. Pelukan rindu, tepukan hangat, air mata yang tulus, dan pengampunan mengalahkan ingatan akan penipuan dan intrik, karena keluarga lebih berharga dari semua harta benda. Bukankah demikian seharusnya keluarga Kristen? Menjadikan kasih Kristus sebagai dasar dan pengikatnya, pengampunan sebagai penuntunnya, dan doa sebagai suluh kehidupannya. Damai itu indah!

STUDI PRIBADI: Bagaimana cara Anda menjaga keharmonisan keluarga? Apa yang akan Anda lakukan bila Anda atau ada di antara anggota keluarga sedang berkonflik?

Pokok Doa: Berdoalah agar ada perdamaian di dalam keluarga-keluarga Kristen dan ada pemulihan antar anggota keluarga yang sedang berkonflik. 

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *