Berkat Ishak Atas Yakub

Senin, 17 Januari 2022

Bacaan hari ini: Kejadian 27:1-40 Bacaan tahunan: Kejadian 27



“Allah akan memberikan kepadamu embun yang dari langit dan tanah-tanah gemuk di bumi dan gandum serta anggur berlimpah-limpah.” (Kejadian 27:28)

Siapakah yang tidak familiar dengan kisah Esau yang menjual hak kesulungannya demi roti dan kacang merah masakan adiknya, Yakub? Setidaknya beberapa hari lalu kisah tersebut menjadi fokus bacaan kita. Rupanya tindakan itu tidak dengan sendirinya menyelesaikan masalah berkat kesulungan di masa depan, sebab Ribka dan Yakub masih harus menipu Ishak agar Yakub benar-benar menerima hak kesulungan itu. Ketika Ishak siap memberikan berkatnya kepada Esau, Ribka memiliki ide lain. Ribka memanipulasi supaya anak kesayangannya yang mendapatkan berkat, dan menyusun taktik secara rinci untuk membuat Ishak yang sudah buta itu berpikir bahwa Yakub adalah Esau. Yakub yang tidak yakin bahwa Ishak dapat tertipu dengan mudah, sepakat untuk memakai pakaian Esau dan bulu domba yang telah disembelih untuk meyakinkan ayahnya. Pada akhirnya berkat itu diterima oleh Yakub. Ishak dan Esau tidak dapat berbuat banyak ketika mereka menyadari hal itu.

Bagi sebagian orang mungkin melihat bahwa Ribka dan Yakub telah menghalalkan segala cara untuk mendapatkan berkat itu. Meski begitu, kita tidak boleh melupakan fakta bahwa ketika Esau dan Yakub masih dalam kandungan, Tuhan sudah mengatakan bahwa anak yang lebih tua akan menjadi hamba bagi anak yang lebih muda (Kej. 25:23). Kelangsungan janji Tuhan kepada Abraham mengenai berkat keturunan ini telah ditetapkan melalui diri Yakub. Ishak mencoba mengecoh Allah serta menggagalkan pilihan-Nya terhadap Yakub, dengan berencana memberikan berkat khususnya kepada anak sulungnya. Tetapi dia dikecoh oleh Ribka dan Yakub, sehingga dia memberikan berkat tersebut kepada Yakub yang tidak dia harapkan untuk menerima berkat itu.

Dari awal, Esau telah menganggap remeh berkat kesulungannya itu, tetapi ketika dia benar-benar kehilangannya, dia marah dan bahkan ingin membunuh adiknya. Kita belajar, berkat dari Tuhan tidak boleh dipandang remeh sekecil apapun itu di mata manusia, sebab ketika nanti kita sangat menginginkan atau membutuhkanya, tidak akan bisa didapatkan kembali.

STUDI PRIBADI: Dari kisah ini, apa yang dapat kita pelajari dari cara pandang Esau melihat berkat Tuhan?

Pokok Doa: Berdoalah supaya setiap kita boleh peka dengan rencana Tuhan dalam hidup kita sehingga kita melakukan segala sesuatunya yang seturut kehendak Tuhan. 

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *