Kebohongan Abraham

Sabtu, 8 Januari 2022

Bacaan hari ini: Kejadian 12:10-20 | Bacaan tahunan: Kejadian 12-13



“Tetapi TUHAN menimpakan tulah yang hebat kepada Firaun, demikian juga kepada seisi istananya, karena Sarai, istri Abram itu. Lalu Firaun memanggil Abram serta berkata: ‘... Mengapa tidak kau beritahukan, bahwa ia isterimu?’” (Kejadian 12:17-18)

Kesalahan besar yang dilakukan Abram adalah berpura-pura bahwa Sarai, istrinya, adalah saudara perempuannya. Kebohongan Abram ini mendatangkan celaka bagi dirinya, juga orang lain; merugikan Sarai, istrinya, yang bisa jadi diperistri Firaun dan Firaun dijatuhi tulah oleh Tuhan. Alkitab sama sekali tidak memihak dalam menceritakan kisah para tokoh iman. Kesalahan para tokoh iman dicatat untuk menjadi peringatan bagi kita, untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama.

Alasan Abram melakukan kebohongan adalah karena rasa takut dan cemburu. Abram takut dibunuh. Abram ingin Sarai rela ikut dalam rencana penipuannya ini, supaya nyawanya terselamatkan. Rasa takut ini lahir dari kurang percayanya Abram kepada janji Allah atas hidupnya. Tuhan berjanji bahwa Abram dan Sarai akan memiliki keturunan dan menjadi bangsa yang besar. Jadi, konsekuensi logisnya adalah Abram tidak mungkin mati pada saat itu. Peristiwa ini memperlihatkan proses iman Abram disucikan oleh Allah. Iman Abram masih jatuh bangun dalam panggilan Tuhan atas dirinya.

Menelusuri sampai Kejadian 20:1-18, kita temukan bahwa tindakan penipuan Abram terjadi kembali. Pengulangan ini menunjukkan bahwa Abram masih dalam proses membereskan apa yang jahat di mata Tuhan. Dalam Kej. 20:13 disebut “di tiap-tiap tempat”, yang memperlihatkan dosa yang rutin dilakukan Abram, dan ini bukan hanya kepada Firaun. Abram, yang kemudian dikenal sebagai Abraham, bapa orang beriman, melewati proses pengudusan Tuhan atas dosa rutinnya. Alkitab dengan realistis mencatat bahwa orang yang dipanggil Tuhan untuk mengerjakan mandat yang mulia pun memang memiliki masa lalu yang tidak sempurna, bahkan terus berproses untuk mencapai tujuan Allah.

Sadarilah dosa yang sering terulang dan bahkan menjadi kebiasaan kita. Dosa bisa menjadi terlihat biasa dan tidak menyeramkan ketika kita terbiasa melakukannya. Maka, setiap kita perlu kembali mengoreksi dosa-dosa yang selama ini Tuhan minta untuk kita bereskan, untuk kemudian mengambil langkah konkrit untuk membereskannya bersama Tuhan.

STUDI PRIBADI: Apakah dosa yang berulang kali kita lakukan? Apakah kerugian bagi diri kita sendiri dan orang lain?

Pokok Doa: Berdoalah bagi jemaat Tuhan agar memiliki hati yang mau dikoreksi dan dikuduskan oleh Allah. Tuhan mengubah hati dan sifat jemaat Tuhan. 

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *