Yesus Akan Mengalahkan Maut

Minggu, 19 Desember 2021

Bacaan hari ini: Yesaya 25:7-8, 1 Korintus 15:54 | Bacaan setahun: Yunus



“Ia akan meniadakan maut untuk seterusnya; dan TUHAN ALLAH akan menghapuskan air mata dari segala muka; dan aib umat-Nya akan dijauhkan-Nya dari seluruh bumi, sebab TUHAN telah mengatakannya.” (Yesaya 25:8)

Jika kita membaca Yesaya pasal 24, kita dapat melihat murka TUHAN dinyatakan secara gamblang dalam nubuatan tentang penghukuman TUHAN atas kejahatan dan dosa manusia. Akan tetapi, bersyukur jika dalam Yesaya 25:6-12, kita menemukan kabar sukacita yang diberitakan, berita tentang pembebasan. Nubuat nabi Yesaya tentang pembebasan ini tentunya tidak hanya mengacu kepada dibebaskannya bangsa Israel dari penawanan di Babel. Lebih jauh lagi, kita dapat melihat bahwa nubuatan ini digenapi dalam kebangkitan Tuhan Yesus dari kematian.

Maut atau kematian telah menjadi masalah terbesar manusia akibat keberdosaannya. Tidak ada seorangpun yang luput dari hukuman maut. Meski demikian, kita bersyukur kepada Allah karena kasih-Nya yang amat besar, Tuhan Yesus telah menanggung hukuman dosa umat manusia melalui kematian-Nya di atas kayu salib. Tidak hanya berhenti sampai pada pengorbanan Tuhan Yesus, Paulus dalam 1 Korintus 15:54 menegaskan bahwa maut telah ditelan dalam kemenangan (kebangkitan Tuhan Yesus). Artinya, kebangkitan Tuhan Yesus dari kematian telah mengalahkan upah dosa yaitu maut. Nubuatan nabi Yesaya: “Ia akan meniadakan maut untuk seterusnya…” (ay. 8) telah digenapi oleh Tuhan Yesus. Kemenangan Tuhan Yesus ini juga menjadi jaminan bagi kita yang percaya kepada-Nya bahwa maut tidak lagi berkuasa atas kita selamanya. Jika pada saatnya kita harus meninggalkan dunia ini, maka kehidupan kekal bersama Tuhan Yesus di Sorga lah yang akan kita nikmati.

Bagaimanakah kita meresponi jaminan keselamatan yang telah Allah anugerahkan kepada kita, manusia berdosa? Jika kita sungguh berterima kasih dan bersyukur kepada Allah, maka ucapan syukur itu tidak cukup hanya berhenti di perasaan dan bibir mulut kita. Rasa syukur haruslah kita nyatakan melalui hidup kita yang menyenangkan hati Allah, hidup dalam ketaatan penuh kepada kehendak-Nya. Inilah bukti nyata bahwa kita benar-benar mensyukuri anugerah terbesar dan terindah yang telah Allah berikan kepada kita.

STUDI PRIBADI: Bagaimanakah kondisi hidup kita jika seandainya Tuhan Yesus tidak mati dan bangkit?

Pokok Doa: Berdoa agar setiap anak Tuhan benar-benar menyadari bahwa hukuman maut itu telah ditanggung oleh Tuhan Yesus sehingga membuat setiap anak Tuhan mau hidup taat dan menyenangkan hati Tuhan. 

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *