Mengenal Karakter Allah Yang Kudus

Sabtu, 27 November 2021

Bacaan hari ini: Yesaya 6 | Bacaan setahun: Yehezkiel 28-30



“Dan mereka berseru seorang kepada seorang, katanya: ‘Kudus, kudus, kuduslah TUHAN semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!’” (Yesaya 6:3)

Kebangunan rohani seseorang ditentukan oleh seberapa jauh dirinya mengenal pribadi Allah yang dipercayainya. Bila ia mengikuti pribadi allah yang salah maka perjalanan keimanannya akan menjadi tidak berarti. Pernahkah kita menyadari bahwa Allah yang kita kenal di dalam Kristus adalah Allah yang benar dan patut dipercayai?

Nabi Yesaya menunjukkan, bahwa tak satupun dari semua sifat Allah yang begitu menonjol selain kekudusan-Nya. Alkitab mencatat, kuasa Allah diucapkan dua kali tapi kekudusan-Nya diucapkan sampai tiga kali. Hal ini menandai semangat yang membara dari para malaikat dalam memuji Allah dan kesenangan tersendiri dalam merenungkan kekudusan Allah. Kekudusan Tuhan ini yang memberikan informasi kepada Yesaya tentang ketidakbenaran manusia yang membawanya kepada penghakiman Allah. Anugerah adalah kunci, tetapi kekudusan adalah tujuan. Setiap orang yang ingin bertemu dengan Allah yang kudus, ia tidak bisa tetap menjadi orang yang sama. Ia akan mengalami perubahan hidup sesuai kehendak Allah baginya. Jadi, penglihatan ini menolong Yesaya memahami secara tepat tentang amanat dan panggilannya. Penglihatan ini menyatakan bahwa kemuliaan, keagungan, dan kekudusan Allah menuntut manusia yang melayani Dia juga harus hidup kudus. Kesadaran akan kekudusan Allah di dalam kehidupan kita sudah pasti akan berpengaruh pada penugasan oleh Allah terkait dengan kehendak dan panggilan-Nya. Seperti halnya hidup para raja akan berhenti, demikian pula kemuliaan mereka akan memudar. Sebaliknya, seperti halnya Allah yang selamanya adalah kekal, demikian pula kemuliaan-Nya abadi dalam kekudusan-Nya. Pada akhirnya, Raja Uzia meninggal, tetapi Raja segala raja tetap duduk di atas takhta-Nya.

Marilah kita sebagai umat Allah yang telah dikuduskan yaitu yang telah dikhususkan untuk melakukan pekerjaan Allah yang kudus, selalu menjaga kekudusan hidup seperti yang dikehendaki Allah melalui firman-Nya. Tanpa kekudusan yang telah diberikan melalui karya pendamaian Kristus di atas salib, maka hidup kita tidak akan diperkenan oleh Allah.

STUDI PRIBADI: Apakah kita bersedia hidup dekat dengan Allah? Dosa apa yang membuat kita tidak bisa hidup dekat dengan Allah? Akuilah dan mohon pengampunan dari Allah.

Pokok Doa: Berdoa bagi kehidupan setiap umat Tuhan dimanapun berada, sehingga dalam kondisi dan situasi apa pun, mereka tetap lebih suka untuk mempertahankan kehidupan yang kudus di hadapan Allah. 

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *