Mengenal Karakter Allah Yang Setia

Jumat, 26 November 2021

Bacaan hari ini: Ulangan 7:1-11 | Bacaan setahun: Yehezkiel 25-27



“...bahwa TUHAN, Allahmu, Dialah Allah, Allah yang setia, yang memegang perjanjian dan kasih setia-Nya terhadap orang yang kasih kepada-Nya dan berpegang pada perintah-Nya, sampai kepada beribu-ribu keturunan.” (Keluaran 7:9)

Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan “setia” ialah berpegang teguh (pada janji, pendirian, dan sebagainya), patuh, taat, tetap dan teguh hati (dalam persahabatan dan sebagainya; atau berpegang teguh dalam pendirian, janji, dsb). Pengertian kata setia ini terlihat jelas di dalam kesetiaan Allah.

Bacaan hari ini merupakan peringatan Tuhan kepada Israel, agar tidak berlaku serong ketika mendiami tanah Kanaan. Israel harus menumpas penduduk Kanaan, tidak melakukan perjanjian apapun, tidak mengasihani dan kawin campur. Mengapa? Karena semuanya itu dapat mengakibatkan mereka menyembah allah lain. Mezbah-mezbah harus dirobohkan, tugu- tugu berhala diremukkan, tiang-tiang berhala dihancurkan dan patung-patung dibakar habis. Mengapa semua itu harus dilakukan? Tuhan tahu bahwa umat Israel dapat berubah setia dan tidak menyembah Tuhan, tapi menyembah ilah lain. Tuhan tahu kesetiaan manusia itu rapuh, gampang teralihkan kepada hal lain yang dapat menjauhkan manusia dari Tuhan.

Tuhan berlaku setia terhadap Perjanjian-Nya kepada Abraham, Ishak, dan Yakub. Allah tidak mungkin mengingkari segala perjanjian yang telah diucapkan-Nya, dan rencana keselamatan-Nya. Meskipun umat Israel tegar tengkuk dan bebal, Tuhan tetap berlaku setia, terus mengasihi mereka, dan melanjutkan perjanjian-Nya. Musa dengan tegas mengingatkan, “Sebab itu haruslah kau ketahui, bahwa TUHAN, Allahmu, Dialah Allah, Allah yang setia, yang memegang perjanjian dan kasih setia-Nya terhadap orang yang kasih kepada-Nya dan berpegang kepada perintah-Nya, sampai kepada beribu-ribu keturunan” (ayat 9).

Kesetiaan Allah laksana pilar penopang utama penyangga bangunan, tetap kokoh dan kuat. Melalui kesetiaan-Nya, kita berpegang pada setiap janji Allah dan percaya bahwa Tuhan takkan mengingkari. Berbeda dengan kesetiaan manusia yang rapuh, kesetiaan Allah bersifat kekal dan teguh. Kesetiaan-Nya takkan lekang oleh waktu atau lapuk oleh panas dan hujan. Bersyukurlah akan kesetiaan Allah dan berlaku setia kepada-Nya.

STUDI PRIBADI: Bagaimana Anda merasa kesetiaan Allah dalam hidup Anda? Sudahkah Anda sendiri berlaku setia kepada Tuhan, bukan hanya tahu menuntut kesetiaan-Nya?

Pokok Doa: Mengucap syukur karena kesetiaan Allah yang terus dinyatakan kepada setiap kita dan berdoalah agar kita juga boleh terus setia kepada Allah di dalam kehidupan kita. 

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *