Mukjizat : 10 Orang Kusta, Disembuhkan

Selasa, 28 September 2021

Bacaan hari ini: Lukas 17:11-19 | Bacaan setahun: Mazmur 138-140



“Lalu Ia berkata kepada orang itu: Berdirilah dan pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau.” (Lukas 17:19)

Pada masa pandemi covid-19 ini, jemaat Tuhan menghadapi banyak tantangan, seperti: tidak bisa bertemu dengan orang terkasih, harus menjaga jarak, kesepian dan lain-lain. Terkadang orang-orang yang terkonfirmasi positif virus tidak mendapat, malah dikucilkan dan jadi bahan pembicaraan. Tidak jarang, kondisi ini membuat kita panik, bingung dan bersungut-sungut; kita tidak melihat ada pertolongan tangan Tuhan terjadi. Kondisi penderita covid 19 kurang lebih mirip dengan situasi yang dialami oleh orang-orang pada masa lampau, penderita penyakit kusta.

Orang Yahudi melihat penyakit kusta ini sebagai hukuman atas dosa tertentu, dan bahkan diartikan sebagai tanda ketidaksenangan Allah. Tidak heran, mereka dikucilkan dan tidak bebas bertemu orang lainnya. Dalam pembacaan ini, ada sebuah peristiwa yang luar biasa hebat, sepuluh orang kusta menghampiri Kristus dan diuji imannya, dan mereka tahir. Sebuah pesan teologis muncul dari kisah ini: Kristus datang untuk menghapuskan dosa-dosa mereka. Setelah sepuluh orang kusta ini tahir, ternyata hanya satu orang yang kembali pada Kristus untuk bersyukur, menyembah-Nya. Ternyata orang ini adalah orang Samaria. Konteks pada waktu itu, orang Samaria beda dengan orang Yahudi, mereka tidak memiliki pengetahuan untuk menyembah Allah yang benar. Tapi pada peristiwa ini, orang Samaria yang ditahirkan itu dengan perasaan tidak layak, datang seorang diri untuk bersyukur dan meninggikan Yesus. Kontras dengan sembilan orang Yahudi lainnya, yang tidak bersyukur dan cepat melupakan akan kebaikan Allah.

Dalam menjalani masa yang sulit, kita mungkin sering menjadi serupa sembilan orang Yahudi tadi. Kita melupakan kebaikan Allah, lebih berfokus pada kesulitan dan ketakutan kita daripada beriman dan percaya kepada Tuhan. Menyadari dan mengingat kebaikan Tuhan yang telah terjadi akan menguatkan pengharapan kita dalam menjalani kesulitan hidup ini. Marilah kita memiliki sikap hati seperti orang Samaria – selalu mengingat kebaikan Allah, rindu datang ke dalam hadirat Tuhan dengan perasaan tidak layak, untuk memohon, bersyukur dan memuji Dia.

STUDI PRIBADI: Dalam kita menjalani penderitaan-penderitaan hidup kita, lihatlah bahwa di dalamnya ada kasih Allah yang selalu nyata beserta kita.

Pokok Doa: Berdoalah untuk kondisi pandemi di Indonesia pada hari-hari ini, biarlah Allah yang memberikan pemulihan bagi bangsa kita. 

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *