Seorang Nabi Tidak Dihargai Di Tempat Asalnya

Kamis, 23 September 2021

Bacaan hari ini: Lukas 4:28-30 | Bacaan setahun: Mazmur 123-125



“Dan kata-Nya lagi: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya.” (Lukas 4:24)

Dalam ayat 16, kita melihat bahwa Tuhan Yesus datang ke Nazaret, tempat di mana Ia dibesarkan. Tuhan Yesus kemudian masuk ke rumah ibadat, dan berdiri untuk membaca Alkitab. Rumah ibadat yang dimaksud di sini adalah Sinagoge. Bait Allah dan Sinagoge tentu berbeda. Bait Allah hanya ada satu di Yerusalem, sedangkan Sinagoge ada di berbagai tempat di mana ada orang Yahudi. Tuhan Yesus masuk ke rumah ibadat tersebut dan membacakan Firman Tuhan kepada orang- orang yang ada di sana. Selanjutnya, setelah Tuhan Yesus membaca nas tersebut, Ia mengatakan bahwa pada hari itu genaplah nas ini sewaktu mereka mendengarnya.

Akan tetapi, orang-orang yang mendengarnya tidak fokus pada apa yang Tuhan Yesus beritakan. Mereka justru berfokus kepada latar belakang Tuhan Yesus yang adalah anak dari Yusuf (Luk. 4:22), sehingga benarlah yang dikatakan Tuhan Yesus bahwa nabi tidak dihargai di tempat asalnya. Kemudian, karena Tuhan Yesus memberikan jawaban yang tajam kepada mereka (Luk. 4:25-27), mereka menjadi sangat marah dan ingin melempar Tuhan Yesus dari tebing. Namun, Tuhan Yesus berjalan lewat dari tengah- tengah mereka, lalu pergi.

Firman Tuhan pada hari ini, mengajarkan dua hal pada kita. Pertama, fokuslah kepada apa yang Tuhan kehendaki dan perintahkan. Kedua, mari belajar seperti yang Tuhan Yesus lakukan yaitu, menghindari bahaya yang sedang mengancam diri-Nya. Ketika keadaan bahaya mengancam kita, bersegeralah menghindarinya. Jangan memaksakan kehendak jika tidak memungkinkan untuk dilakukan. Mengalah bukan berarti kalah; mengalah seringkali adalah langkah bijak untuk menghindari permasalahan menjadi semakin rumit. Karena itu, marilah kita mengambil komitmen pada hari ini untuk berfokus pada Tuhan dan menjadi orang percaya yang menghindari terjadinya konflik.

STUDI PRIBADI: Apakah selama ini kita sudah fokus kepada apa yang Tuhan kehendaki dan perintahkan dalam hidup kita? Apakah selama ini kita sering memaksakan kehendak sehingga permasalahan menjadi semakin sulit?

Pokok Doa: Berdoalah, agar kita tetap setia untuk berfokus kepada apa yang Tuhan kehendaki dan memiliki hati yang mau rendah hati untuk tidak selalu memaksakan kehendak. 

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *