Mukjizat Di Israel : Perwira & Anak Buahnya

Jumat, 30 Juli 2021

Bacaan hari ini: 2 Raja-Raja 1:1-15 | Bacaan setahun: Ayub 36-37, Ibrani 7



“Ya abdi Allah, biarlah kiranya nyawaku dan nyawa kelima puluh orang hamba-hambamu ini berharga dimata mu.” (2 Raja-Raja 1:13b)

Dalam Amsal 21:11 dikatakan, “Jikalau si pencemooh dihukum, orang yang tak berpengalaman menjadi bijak.” Mungkin ini cocok untuk menggambarkan perwira ketiga yang diutus raja Ahazia kepada Elia. Konteks bacaan hari ini adalah raja Ahazia tidak mau mencari Allah ketika sakit, malahan mencari petunjuk dari para dewa. Ini membuat Tuhan murka dan memberikan hukuman kepada raja Ahazia, melalui nabi Elia. Mendengar hukuman tersebut bukannya membuat raja bertobat malahan raja memerintahkan untuk menangkap Elia. Dikirimnya 3 orang perwira beserta dengan 50 bawahannya, tetapi tidak secara bersamaan. Karena sikap perwira pertama dan kedua yang arogan, membuat Elia menjatuhkan hukuman kepada mereka berdua beserta dengan 50 bawahannya masing- masing dengan cara dibakar (ay. 10-12). Melihat kedua rekannya beserta dengan bawahannya tewas, membuat perwira ketiga ketakutan. Ia takut akan dihukum sama seperti kedua rekannya. Itulah sebabnya ia memilih untuk merendahkan dirinya dengan cara berlutut di hadapan Elia memohon belas kasihan dan sekaligus memohon kepada Elia agar mengikuti dirinya karena ia sendiri diperintahkan oleh raja untuk membawa Elia (ay. 13-14). Pada akhirnya, Elia mengampuni perwira ketiga ini dan bersedia untuk ikut dengan perwira ketiga ini untuk menghadap raja.

Firman Tuhan hari ini mengajarkan kita supaya kita tidak sombong di hadapan Tuhan. Janganlah seperti raja Ahazia yang angkuh bahkan marah setelah mendapat peringatan hukuman dari Tuhan. Seharusnya ia bertobat setelah mendapat peringatan hukuman karena siapa tahu Allah berbelas kasihan padanya dan mencabut hukumannya. Hal yang sama juga diikuti oleh kedua perwiranya yang pada akhirnya juga mendapatkan hukuman dari Allah. Hal ini berbeda dengan perwira ketiga yang dengan rendah hati memohon belas kasihan. Bagaimanakah respons kita ketika mendapatkan teguran dari Tuhan melalui orang di sekitar kita? Apakah kita akan marah ataukah kita akan merendahkan diri di hadapan Tuhan dan memohon pengampunan dari Allah?

STUDI PRIBADI: Tuhan dapat menegur orang yang dikasihi-Nya melalui orang-orang sekitarnya. Ketika mendapat teguran, sudahkah kita merendahkan diri memohon belas kasihan-Nya?

Pokok Doa: Berdoalah supaya kita hidup rendah hati sehingga ketika kita mendapat teguran orang-orang sekitar, kita tidak cepat marah melainkan dengan rendah hati bertobat dan memohon belas kasihan dari Tuhan. 

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *