Dukacita Menghasilkan Pertobatan

Minggu, 11 Oktober 2020

Bacaan hari ini: 2 Korintus 7:2-16 | Bacaan setahun: Yesaya 18-20, Amsal 11



“Sebab dukacita menurut kehendak Allah menghasilkan pertobatan yang membawa keselamatan dan yang tidak akan disesalkan, tetapi dukacita yang dari dunia ini menghasilkan kematian.” (2 Korintus 7:10)

Konsep pertobatan dalam bahasa Ibrani dan Yunani secara harafiah adalah “berbalik dari dosa dan kembali kepada Allah”; yang artinya, “mengalami perubahan pikiran/arah”. Di dalam 2 Korintus 7:10, “pertobatan” menggunakan kata metanoia. Kata ini menunjukkan kepada suatu perubahan dalam hati kita, perasaan kita, pengalaman kita, daya – upaya dan rencana kita. Ini melibatkan kesedihan yang mendalam atau penyesalan yang mendalam dari hati kita sebagai manusia berdosa di hadapan Allah yang kudus.

Pertobatan yang disampaikan oleh Paulus dalam bagian ini bukanlah perubahan arah tanpa perasaan dan hampa (kosong). Paulus menjelaskan bahwa penyesalan mendalam yang benar adalah “perasaan yang sesuai dengan kehendak Allah” yang menggerakkan hati kita untuk sungguh-sungguh kembali kepada Allah dan taat kepada perintah Allah yang ada dalam Kitab Suci. Pertobatan yang dimaksudkan oleh Paulus adalah pertobatan yang bukan pekerjaan daging, melainkan hasil karya Roh Allah yang menggerakkan hati nurani manusia.

Saudaraku, sebagai pribadi yang telah bertobat maka menurut hemat saya, kita sudah harus mengambil keputusan untuk: (A) Membenci dosa, artinya dulu dosa dipandang bagus, molek, menyenangkan, memikat hati, berseri-seri, menakjubkan dan menggembirakan tetapi ketika bertobat kita bangkit kembali, sehingga tampaklah oleh kita betapa jahatnya dosa, kita melihat betapa mengerikannya kebohongan, korupsi, kenajisan, kesombongan dan betapa mulianya kesucian, kebenaran, kesetiaan, kesederhanaan, kerendahan hati, iman dan lain sebagainya. (B) Kembali sungguh-sungguh kepada Tuhan. Artinya, kita bersedia menyerahkan diri dengan rela hati kepada perintah-perintah Firman Tuhan dan apa yang sesuai dengan kehendak-Nya. Melihat bahwa Firman Allah adalah satu- satunya pedoman untuk kebahagiaan hidup sejati, mendorong kita untuk melakukan Firman-Nya dan menghasilkan buah bagi Kristus selama kita hidup di dalam dunia ini.

STUDI PRIBADI :
(1) Apakah yang dimaksudkan dengan pertobaan yang sejati?
(2) Sebagai pribadi yang telah bertobat, keputusan apa yang harus kita ambil?

Berdoalah : Tuhan, kami menyesali dosa kami, mohon Tuhan mengampuni dan memulihkan kami. Tolonglah agar kami membenci dosa dan kejahatan, dan kami kembali sungguh-sungguh mencintai-Mu dan Firman-Mu, Amin. 

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *