Sabtu, 03 Oktober 2020
Bacaan hari ini: 2 Korintus 2:5-11 | Bacaan setahun: Kidung Agung 4-5, Amsal 3
“…sehingga kamu sebaliknya harus mengampuni dan menghibur dia, supaya ia jangan binasa oleh kesedihan yang terlampau berat.” (2 Korintus 2:7)
2 Korintus 2:5-11
Harus diampuni orang yang bersalah
5 Tetapi jika ada orang yang menyebabkan kesedihan, maka bukan hatiku yang disedihkannya, melainkan hati kamu sekalian, atau sekurang-kurangnya–supaya jangan aku melebih-lebihkan–,hati beberapa orang di antara kamu.
6 Bagi orang yang demikian sudahlah cukup tegoran dari sebagian besar dari kamu,
7 sehingga kamu sebaliknya harus mengampuni dan menghibur dia, supaya ia jangan binasa oleh kesedihan yang terlampau berat.
8 Sebab itu aku menasihatkan kamu, supaya kamu sungguh-sungguh mengasihi dia.
9 Sebab justru itulah maksudnya aku menulis surat kepada kamu, yaitu untuk menguji kamu, apakah kamu taat dalam segala sesuatu.
10 Sebab barangsiapa yang kamu ampuni kesalahannya, aku mengampuninya juga. Sebab jika aku mengampuni, –seandainya ada yang harus kuampuni–,maka hal itu kubuat oleh karena kamu di hadapan Kristus,
11 supaya Iblis jangan beroleh keuntungan atas kita, sebab kita tahu apa maksudnya.
Kidung Agung 4
1 Kidung agung dari Salomo.
Mempelai perempuan dan puteri-puteri Yerusalem
2 –Kiranya ia mencium aku dengan kecupan! Karena cintamu lebih nikmat dari pada anggur,
3 harum bau minyakmu, bagaikan minyak yang tercurah namamu, oleh sebab itu gadis-gadis cinta kepadamu!
4 Tariklah aku di belakangmu, marilah kita cepat-cepat pergi! Sang raja telah membawa aku ke dalam maligai-maligainya. Kami akan bersorak-sorai dan bergembira karena engkau, kami akan memuji cintamu lebih dari pada anggur! Layaklah mereka cinta kepadamu!
5 Memang hitam aku, tetapi cantik, hai puteri-puteri Yerusalem, seperti kemah orang Kedar, seperti tirai-tirai orang Salma.
6 Janganlah kamu perhatikan bahwa aku hitam, karena terik matahari membakar aku. Putera-putera ibuku marah kepadaku, aku dijadikan mereka penjaga kebun-kebun anggur; kebun anggurku sendiri tak kujaga.
7 Ceriterakanlah kepadaku, jantung hatiku, di mana kakanda menggembalakan domba, di mana kakanda membiarkan domba-domba berbaring pada petang hari. Karena mengapa aku akan jadi serupa pengembara dekat kawanan-kawanan domba teman-temanmu?
8 –Jika engkau tak tahu, hai jelita di antara wanita, ikutilah jejak-jejak domba, dan gembalakanlah anak-anak kambingmu dekat perkemahan para gembala.
Mempelai laki-laki dan mempelai perempuan puji-memuji
9 –Dengan kuda betina dari pada kereta-kereta Firaun kuumpamakan engkau, manisku.
10 Moleklah pipimu di tengah perhiasan-perhiasan dan lehermu di tengah kalung-kalung.
11 Kami akan membuat bagimu perhiasan-perhiasan emas dengan manik-manik perak.
12 –Sementara sang raja duduk pada mejanya, semerbak bau narwastuku.
13 Bagiku kekasihku bagaikan sebungkus mur, tersisip di antara buah dadaku.
14 Bagiku kekasihku setangkai bunga pacar di kebun-kebun anggur En-Gedi.
15 –Lihatlah, cantik engkau, manisku, sungguh cantik engkau, bagaikan merpati matamu.
16 –Lihatlah, tampan engkau, kekasihku, sungguh menarik; sungguh sejuk petiduran kita.
17 Dari kayu aras balok-balok rumah kita, dari kayu eru papan dinding-dinding kita.
Kidung Agung 5
1 –Aku datang ke kebunku, dinda, pengantinku, kukumpulkan mur dan rempah-rempahku, kumakan sambangku dan maduku, kuminum anggurku dan susuku. Makanlah, teman-teman, minumlah, minumlah sampai mabuk cinta!
Kerinduan mempelai perempuan
2 Aku tidur, tetapi hatiku bangun. Dengarlah, kekasihku mengetuk. “Bukalah pintu, dinda, manisku, merpatiku, idam-idamanku, karena kepalaku penuh embun, dan rambutku penuh tetesan embun malam!”
3 “Bajuku telah kutanggalkan, apakah aku akan mengenakannya lagi? Kakiku telah kubasuh, apakah aku akan mengotorkannya pula?”
4 Kekasihku memasukkan tangannya melalui lobang pintu, berdebar-debarlah hatiku.
5 Aku bangun untuk membuka pintu bagi kekasihku, tanganku bertetesan mur; bertetesan cairan mur jari-jariku pada pegangan kancing pintu.
6 Kekasihku kubukakan pintu, tetapi kekasihku sudah pergi, lenyap. Seperti pingsan aku ketika ia menghilang. Kucari dia, tetapi tak kutemui, kupanggil, tetapi tak disahutnya.
7 Aku ditemui peronda-peronda kota, dipukulinya aku, dilukainya, selendangku dirampas oleh penjaga-penjaga tembok.
8 Kusumpahi kamu, puteri-puteri Yerusalem: bila kamu menemukan kekasihku, apakah yang akan kamu katakan kepadanya? Katakanlah, bahwa sakit asmara aku!
Mempelai perempuan memuji mempelai laki-laki di hadapan puteri-puteri Yerusalem
9 –Apakah kelebihan kekasihmu dari pada kekasih yang lain, hai jelita di antara wanita? Apakah kelebihan kekasihmu dari pada kekasih yang lain, sehingga kausumpahi kami begini?
10 –Putih bersih dan merah cerah kekasihku, menyolok mata di antara selaksa orang.
11 Bagaikan emas, emas murni, kepalanya, rambutnya mengombak, hitam seperti gagak.
12 Matanya bagaikan merpati pada batang air, bermandi dalam susu, duduk pada kolam yang penuh.
13 Pipinya bagaikan bedeng rempah-rempah, petak-petak rempah-rempah akar. Bunga-bunga bakung bibirnya, bertetesan cairan mur.
14 Tangannya bundaran emas, berhiaskan permata Tarsis, tubuhnya ukiran dari gading, bertabur batu nilam.
15 Kakinya adalah tiang-tiang marmar putih, bertumpu pada alas emas murni. Perawakannya seperti gunung Libanon, terpilih seperti pohon-pohon aras.
16 Kata-katanya manis semata-mata, segala sesuatu padanya menarik. Demikianlah kekasihku, demikianlah temanku, hai puteri-puteri Yerusalem.
Amsal 3
Faedah dari pada menuntut hikmat
1 Hai anakku, jikalau engkau menerima perkataanku dan menyimpan perintahku di dalam hatimu,
2 sehingga telingamu memperhatikan hikmat, dan engkau mencenderungkan hatimu kepada kepandaian,
3 ya, jikalau engkau berseru kepada pengertian, dan menujukan suaramu kepada kepandaian,
4 jikalau engkau mencarinya seperti mencari perak, dan mengejarnya seperti mengejar harta terpendam,
5 maka engkau akan memperoleh pengertian tentang takut akan TUHAN dan mendapat pengenalan akan Allah.
6 Karena Tuhanlah yang memberikan hikmat, dari mulut-Nya datang pengetahuan dan kepandaian.
7 Ia menyediakan pertolongan bagi orang yang jujur, menjadi perisai bagi orang yang tidak bercela lakunya,
8 sambil menjaga jalan keadilan, dan memelihara jalan orang-orang-Nya yang setia.
9 Maka engkau akan mengerti tentang kebenaran, keadilan, dan kejujuran, bahkan setiap jalan yang baik.
10 Karena hikmat akan masuk ke dalam hatimu dan pengetahuan akan menyenangkan jiwamu;
11 kebijaksanaan akan memelihara engkau, kepandaian akan menjaga engkau
12 supaya engkau terlepas dari jalan yang jahat, dari orang yang mengucapkan tipu muslihat,
13 dari mereka yang meninggalkan jalan yang lurus dan menempuh jalan yang gelap;
14 yang bersukacita melakukan kejahatan, bersorak-sorak karena tipu muslihat yang jahat,
15 yang berliku-liku jalannya dan yang sesat perilakunya;
16 supaya engkau terlepas dari perempuan jalang, dari perempuan yang asing, yang licin perkataannya,
17 yang meninggalkan teman hidup masa mudanya dan melupakan perjanjian Allahnya;
18 sesungguhnya rumahnya hilang tenggelam ke dalam maut, jalannya menuju ke arwah-arwah.
19 Segala orang yang datang kepadanya tidak balik kembali, dan tidak mencapai jalan kehidupan.
20 Sebab itu tempuhlah jalan orang baik, dan peliharalah jalan-jalan orang benar.
21 Karena orang jujurlah akan mendiami tanah, dan orang yang tak bercelalah yang akan tetap tinggal di situ,
22 tetapi orang fasik akan dipunahkan dari tanah itu, dan pengkhianat akan dibuang dari situ.
Firman Tuhan sangat sering mengingatkan dan mengajarkan kita untuk memberikan pengampunan kepada orang lain yang bersalah kepada kita. Bahkan dalam doa yang Yesus ajarkan terdapat ajaran untuk mengampuni, hal ini menunjukkan bahwa mengampuni adalah hal yang Allah benar-benar minta untuk kita lakukan. Janji maupun komitmen untuk mengampuni mungkin kita seringkali utarakan di hadapan Tuhan, namun berapa kali kita berhasil mengampuni?
Hari ini kita membaca 2 Korintus 2:5-10. Surat ini ditulis oleh Paulus di Makedonia dengan tiga tujuan: (1) mendorong jemaat tetap setia kepada Paulus sebagai bapa rohani mereka; (2) menantang rasul-rasul palsu yang terus menfitnah Paulus; 3) menegor mereka yang percaya kepada rasul- rasul palsu itu. Kondisi Paulus sungguh amat tidak mudah pada waktu itu, dengan banyaknya fitnahan rasul palsu yang meruntuhkan integritasnya.
Apabila kita berada pada posisi Paulus, akan sangat mudah bagi kita untuk marah, maupun mengeluh. Namun, pada 2 Korintus 2:5-10, Paulus mengajak jemaat untuk mengampuni dan menghibur mereka yang telah mendukakan hati Paulus (ay. 7), bahkan mengasihi mereka, “Sebab itu aku menasihatkan kamu, supaya kamu sungguh-sungguh mengasihi dia” (ay. 8). Tidak sampai di sana, Paulus memberikan keteladanannya dengan juga rela mengampuni mereka yang menfitnah Paulus: “Sebab barangsiapa yang kamu ampuni kesalahannya, aku mengampuninya juga” (ay. 10a).
Paulus sungguh memiliki hati yang besar. Namun, dia sadar bahwa dia adalah hamba Tuhan yang tidak mampu untuk mengampuni tanpa teladan dan kekuatan dari Kristus, “Sebab jika aku mengampuni, — seandainya ada yang harus kuampuni –, maka hal itu kubuat oleh karena kamu di hadapan Kristus,” (ay. 10b). Setiap pengampunan datangnya dari Kristus sendiri. Di kala kita sulit untuk mengampuni, berdoalah dan memohonlah kepada Tuhan, sehingga hati yang besar dan lapang itu dianugrahkan kepada kita. Ketika kita mengampuni, kita dapat memulikan Allah serta kehidupan kita tidak dipakai oleh si jahat, Amin.
STUDI PRIBADI : Mengampuni bukan merupakan hal yang mudah, hanya Kristus yang dapat memberikan kasih terbesar untuk kita dapat mengampuni.
Pokok Doa : Berdoalah agar Tuhan senantiasa menguatkan & memampukan kita untuk mengampuni sesama kita, seperti yang telah Paulus teladankan terlebih dahulu.