Merawat Perbedaan

Minggu, 06 September 2020

Bacaan hari ini: 1 Korintus 1:10-17 | Bacaan setahun: Mazmur 89, Wahyu 6



“Tetapi aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, demi nama Tuhan kita Yesus Kristus, supaya kamu seia sekata dan jangan ada perpecahan di antara kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu erat bersatu dan sehati sepikir.” (1 Kor. 1:10)

Setelah di awal suratnya Paulus mengucap syukur, memberi nasihat-nasihat rohani, dan memuji-muji kekayaan rohani jemaat di Korintus, tiba-tiba dalam ayat kesepuluh, mood itu berubah. Tetapi, demikian pengantar untuk masuk ke dalam isi surat selanjutnya yang menunjukkan keterbalikan dari mood sebelumnya, Paulus memberikan peringatan dan nasihat keras, karena Paulus juga menekankan bahwa nasihatnya bukan hanya atas dasar pemikirannya belaka dan laporan keluarga Kloe tetapi “demi nama Tuhan kita Yesus Kristus…,” sebuah legitimasi kuat akan pentingnya nasihat yang sedang diberikan. Paulus menyayangkan adanya perpecahan yang terjadi dimana jemaat terbelah menjadi empat golongan utama, “Yang aku maksudkan ialah, bahwa kamu masing-masing berkata: Aku dari golongan Paulus. Atau aku dari golongan Apolos. Atau aku dari golongan Kefas. Atau aku dari golongan Kristus.”

Lalu, apa persolan utamanya, apakah mereka kurang rohani? Justru sebaliknya, terjadi kesombongan rohani di antara jemaat Korintus, masing-masing merasa diri lebih baik dan benar dibandingkan dengan yang lain. Selain itu, pada akhirnya berita utama yang digaungkan bukan lagi berita Firman Tuhan dan kekayaan rohani yang dapat saling membangun dan menyatukan, melainkan pemberita Firman lah yang menjadi fokusnya.

Karena itu, perlu diingat bahwa hakikat gereja adalah satu tubuh dalam Kristus, sehingga Paulus menyatakan dengan keras dalam retorikanya, bahwa, “Adakah Kristus terbagi-bagi? Adakah Paulus disalibkan karena kamu? Atau adakah kamu dibaptis dalam nama Paulus?” Perbedaan dan perpecahan dalam jemaat adalah sesuatu yang niscaya, namun kesatuan bukanlah tidak mungkin dalam keberbedaan yang paling tajam sekalipun, diperlukan usaha keras untuk merawat, kesadaran akan keberbedaan dan kemauan untuk se-iya sekata dalam dasar kasih dan keteguhan yang sama dalam Kristus. Berbeda itu indah. Bersatu itu kuat, untuk itulah rawatlah perbedaan menjadi kesatuan.

STUDI PRIBADI :
(1) Bagaimana Anda melihat perbedaan di dalam gereja?
(2) Apa upaya nyata untuk merawat perbedaan untuk menjadi kesatuan?

Pokok Doa : Berdoa bagi kesatuan gereja di Indonesia, agar gereja dapat berperan aktif untuk menjadi rekan kerja Allah di dalam melayani dunia dan memberitakan Injil Kristus, Amin. 

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *