Minggu, 30 Agustus 2020
Bacaan hari ini: Roma 14:1-23 Bacaan setahun: Mazmur 73-74
“Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus.” (Roma 14:17)
Roma 14:1-23
Jangan menghakimi saudaramu
1 Terimalah orang yang lemah imannya tanpa mempercakapkan pendapatnya.
2 Yang seorang yakin, bahwa ia boleh makan segala jenis makanan, tetapi orang yang lemah imannya hanya makan sayur-sayuran saja.
3 Siapa yang makan, janganlah menghina orang yang tidak makan, dan siapa yang tidak makan, janganlah menghakimi orang yang makan, sebab Allah telah menerima orang itu.
4 Siapakah kamu, sehingga kamu menghakimi hamba orang lain? Entahkah ia berdiri, entahkah ia jatuh, itu adalah urusan tuannya sendiri. Tetapi ia akan tetap berdiri, karena Tuhan berkuasa menjaga dia terus berdiri.
5 Yang seorang menganggap hari yang satu lebih penting dari pada hari yang lain, tetapi yang lain menganggap semua hari sama saja. Hendaklah setiap orang benar-benar yakin dalam hatinya sendiri.
6 Siapa yang berpegang pada suatu hari yang tertentu, ia melakukannya untuk Tuhan. Dan siapa makan, ia melakukannya untuk Tuhan, sebab ia mengucap syukur kepada Allah. Dan siapa tidak makan, ia melakukannya untuk Tuhan, dan ia juga mengucap syukur kepada Allah.
7 Sebab tidak ada seorangpun di antara kita yang hidup untuk dirinya sendiri, dan tidak ada seorangpun yang mati untuk dirinya sendiri.
8 Sebab jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan. Jadi baik hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan.
9 Sebab untuk itulah Kristus telah mati dan hidup kembali, supaya Ia menjadi Tuhan, baik atas orang-orang mati, maupun atas orang-orang hidup.
10 Tetapi engkau, mengapakah engkau menghakimi saudaramu? Atau mengapakah engkau menghina saudaramu? Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Allah.
11 Karena ada tertulis: “Demi Aku hidup, demikianlah firman Tuhan, semua orang akan bertekuk lutut di hadapan-Ku dan semua orang akan memuliakan Allah.”
12 Demikianlah setiap orang di antara kita akan memberi pertanggungan jawab tentang dirinya sendiri kepada Allah.
Jangan memberi batu sandungan
13 Karena itu janganlah kita saling menghakimi lagi! Tetapi lebih baik kamu menganut pandangan ini: Jangan kita membuat saudara kita jatuh atau tersandung!
14 Aku tahu dan yakin dalam Tuhan Yesus, bahwa tidak ada sesuatu yang najis dari dirinya sendiri. Hanya bagi orang yang beranggapan, bahwa sesuatu adalah najis, bagi orang itulah sesuatu itu najis.
15 Sebab jika engkau menyakiti hati saudaramu oleh karena sesuatu yang engkau makan, maka engkau tidak hidup lagi menurut tuntutan kasih. Janganlah engkau membinasakan saudaramu oleh karena makananmu, karena Kristus telah mati untuk dia.
16 Apa yang baik, yang kamu miliki, janganlah kamu biarkan difitnah.
17 Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus.
18 Karena barangsiapa melayani Kristus dengan cara ini, ia berkenan pada Allah dan dihormati oleh manusia.
19 Sebab itu marilah kita mengejar apa yang mendatangkan damai sejahtera dan yang berguna untuk saling membangun.
20 Janganlah engkau merusakkan pekerjaan Allah oleh karena makanan! Segala sesuatu adalah suci, tetapi celakalah orang, jika oleh makanannya orang lain tersandung!
21 Baiklah engkau jangan makan daging atau minum anggur, atau sesuatu yang menjadi batu sandungan untuk saudaramu.
22 Berpeganglah pada keyakinan yang engkau miliki itu, bagi dirimu sendiri di hadapan Allah. Berbahagialah dia, yang tidak menghukum dirinya sendiri dalam apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan.
23 Tetapi barangsiapa yang bimbang, kalau ia makan, ia telah dihukum, karena ia tidak melakukannya berdasarkan iman. Dan segala sesuatu yang tidak berdasarkan iman, adalah dosa.
Mazmur 73
Pergumulan dan pengharapan
1 Mazmur Asaf. Sesungguhnya Allah itu baik bagi mereka yang tulus hatinya, bagi mereka yang bersih hatinya.
2 Tetapi aku, sedikit lagi maka kakiku terpeleset, nyaris aku tergelincir.
3 Sebab aku cemburu kepada pembual-pembual, kalau aku melihat kemujuran orang-orang fasik.
4 Sebab kesakitan tidak ada pada mereka, sehat dan gemuk tubuh mereka;
5 mereka tidak mengalami kesusahan manusia, dan mereka tidak kena tulah seperti orang lain.
6 Sebab itu mereka berkalungkan kecongkakan dan berpakaian kekerasan.
7 Karena kegemukan, kesalahan mereka menyolok, hati mereka meluap-luap dengan sangkaan.
8 Mereka menyindir dan mengata-ngatai dengan jahatnya, hal pemerasan dibicarakan mereka dengan tinggi hati.
9 Mereka membuka mulut melawan langit, dan lidah mereka membual di bumi.
10 Sebab itu orang-orang berbalik kepada mereka, mendapatkan mereka seperti air yang berlimpah-limpah.
11 Dan mereka berkata: “Bagaimana Allah tahu hal itu, adakah pengetahuan pada Yang Mahatinggi?”
12 Sesungguhnya, itulah orang-orang fasik: mereka menambah harta benda dan senang selamanya!
13 Sia-sia sama sekali aku mempertahankan hati yang bersih, dan membasuh tanganku, tanda tak bersalah.
14 Namun sepanjang hari aku kena tulah, dan kena hukum setiap pagi.
15 Seandainya aku berkata: “Aku mau berkata-kata seperti itu,” maka sesungguhnya aku telah berkhianat kepada angkatan anak-anakmu.
16 Tetapi ketika aku bermaksud untuk mengetahuinya, hal itu menjadi kesulitan di mataku,
17 sampai aku masuk ke dalam tempat kudus Allah, dan memperhatikan kesudahan mereka.
18 Sesungguhnya di tempat-tempat licin Kautaruh mereka, Kaujatuhkan mereka sehingga hancur.
19 Betapa binasa mereka dalam sekejap mata, lenyap, habis oleh karena kedahsyatan!
20 Seperti mimpi pada waktu terbangun, ya Tuhan, pada waktu terjaga, rupa mereka Kaupandang hina.
21 Ketika hatiku merasa pahit dan buah pinggangku menusuk-nusuk rasanya,
22 aku dungu dan tidak mengerti, seperti hewan aku di dekat-Mu.
23 Tetapi aku tetap di dekat-Mu; Engkau memegang tangan kananku.
24 Dengan nasihat-Mu Engkau menuntun aku, dan kemudian Engkau mengangkat aku ke dalam kemuliaan.
25 Siapa gerangan ada padaku di sorga selain Engkau? Selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi.
26 Sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya.
27 Sebab sesungguhnya, siapa yang jauh dari pada-Mu akan binasa; Kaubinasakan semua orang, yang berzinah dengan meninggalkan Engkau.
28 Tetapi aku, aku suka dekat pada Allah; aku menaruh tempat perlindunganku pada Tuhan ALLAH, supaya dapat menceritakan segala pekerjaan-Nya.
Mazmur 74
Nyanyian ratapan karena Bait Suci yang rusak
1 Nyanyian pengajaran Asaf. Mengapa, ya Allah, Kaubuang kami untuk seterusnya? Mengapa menyala murka-Mu terhadap kambing domba gembalaan-Mu?
2 Ingatlah akan umat-Mu yang telah Kauperoleh pada zaman purbakala, yang Kautebus menjadi bangsa milik-Mu sendiri! Ingatlah akan gunung Sion yang Engkau diami.
3 Ringankanlah langkah-Mu ke tempat yang rusak terus-menerus; segala-galanya telah dimusnahkan musuh di tempat kudus.
4 Lawan-lawan-Mu mengaum di tempat pertemuan-Mu dan telah mendirikan panji-panji mereka sebagai tanda.
5 Kelihatannya seperti orang mengayunkan tinggi-tinggi sebuah kapak kepada kayu-kayuan yang lebat,
6 dan sekarang ukir-ukirannya seluruhnya dipalu mereka dengan kapak dan beliung;
7 mereka menyulut tempat kudus-Mu dengan api, mereka menajiskan tempat kediaman nama-Mu sampai pada tanah;
8 mereka berkata dalam hatinya: “Baiklah kita menindas mereka semuanya!” Mereka membakar segala tempat pertemuan Allah di negeri.
9 Tanda-tanda kami tidak kami lihat, tidak ada lagi nabi, dan tidak ada di antara kami yang mengetahui berapa lama lagi.
10 Berapa lama lagi, ya Allah, lawan itu mencela, dan musuh menista nama-Mu terus-menerus?
11 Mengapa Engkau menarik kembali tangan-Mu, menaruh tangan kanan-Mu di dada?
12 Namun Engkau, ya Allah adalah Rajaku dari zaman purbakala, yang melakukan penyelamatan di atas bumi.
13 Engkaulah yang membelah laut dengan kekuatan-Mu, yang memecahkan kepala ular-ular naga di atas muka air.
14 Engkaulah yang meremukkan kepala-kepala Lewiatan, yang memberikannya menjadi makanan penghuni-penghuni padang belantara.
15 Engkaulah yang membelah mata air dan sungai; Engkaulah yang mengeringkan sungai-sungai yang selalu mengalir.
16 Punya-Mulah siang, punya-Mulah juga malam. Engkaulah yang menaruh benda penerang dan matahari.
17 Engkaulah yang menetapkan segala batas bumi, musim kemarau dan musim hujan Engkaulah yang membuat-Nya.
18 Ingatlah ini: musuh mencela, ya TUHAN, dan bangsa yang bebal itu menista nama-Mu.
19 Janganlah berikan nyawa merpati-Mu kepada binatang liar! Janganlah lupakan terus-menerus nyawa orang-orang-Mu yang tertindas!
20 Pandanglah kepada perjanjian, sebab tempat-tempat gelap di bumi penuh sarang-sarang kekerasan.
21 Janganlah biarkan orang yang terinjak-injak kembali dengan kena noda. Biarlah orang sengsara dan orang miskin memuji-muji nama-Mu.
22 Bangunlah, ya Allah, lakukanlah perjuangan-Mu! Ingatlah akan cela kepada-Mu dari pihak orang bebal sepanjang hari.
23 Janganlah lupa suara lawan-Mu, deru orang-orang yang bangkit melawan Engkau, yang terus-menerus makin keras.
Pengalaman seperti apakah yang membuat orang merasa terkucil? Biasanya seseorang merasa dikucilkan ketika orang tersebut tidak mengetahui adat-istiadat di tempat yang bukan asalnya, tidak kenal orang-orang di lingkungan baru atau berbeda dengan orang di sekitarnya.
Dalam bagian ini diungkapkan sebuah permasalahan yang terjadi di antara orang percaya yang membuat mereka merasa berbeda antara satu dengan yang lain, seperti yang diungkapkan dalam ayat 2, “Yang seorang yakin, bahwa ia boleh makan segala jenis makanan, tetapi orang yang lemah imannya hanya makan sayur-sayuran saja.” Dalam surat Paulus ini, dia ingin menegaskan kepada mereka untuk menerima satu dengan yang lain dan tidak menghakimi satu dengan yang lain, baik itu orang yang lemah imannya ataupun yang kuat imannya.
Mengapa mereka harus menerima dan tidak boleh menghakimi satu dengan yang lain? Karena alasan: Pertama, Allah telah menerima orang itu. Penerimaan Allah lebih penting daripada pendapat orang lain. Kedua, keinginan untuk menghormati Tuhan lebih penting, apapun yang dilakukan oleh seseorang, lakukan untuk Tuhan. Ketiga, status kita di hadapan Tuhan adalah sama, yang berhak mengadili kita adalah Tuhan, bukan lainnya; dengan demikian dalam ayat 12 dikatakan bahwa masing-masing orang akan mempertanggung-jawabkan tentang dirinya sendiri di hadapan Allah.
Oleh karena itu, sekali lagi Paulus menegaskan kepada orang percaya untuk tidak saling menjatuhkan atau menyakiti hanya karena perkara makanan, atau siapa yang boleh makan dan siapa yang tidak boleh, karena Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi mengenai kebenaran damai sejahtera dan sukacita oleh Roh kudus. Pada saat ini, kita sebagai orang yang sudah percaya Kristus, yang harus kita lakukan adalah saling membangun dan mengasihi, dan kita sama sekali tidak memiliki kuasa untuk menghakimi saudara seiman kita.
STUDI PRIBADI :
(1) Apakah kita pernah menghakimi saudara kita?
(2) Dalam hal apa saja kita menghakimi mereka? Apa yang harus kita lakukan dengannya?
Pokok Doa : Berdoalah bagi orang Kristen supaya mereka tidak menghakimi satu dengan yang lain, tetapi sebaliknya mereka saling membangun dalam pertumbuhan kerohanian mereka bersama.