Kesetiaan Allah

Jumat, 07 Agustus 2020

Bacaan hari ini: Roma 3:1-20 | Bacaan setahun: Mazmur 16-18, Yakobus 2



“Jadi bagaimana, jika di antara mereka ada yang tidak setia, dapatkah ketidaksetiaan itu membatalkan kesetiaan Allah.” (Roma 3:3)

Surat Roma ditulis Paulus untuk menjawab beberapa masalah yang terjadi di gereja Roma pada waktu itu karena muncul perseteruan antara orang Kristen Yahudi dan non-Yahudi. Tulisan Paulus ini dimaksudkan untuk menjelaskan Injil/kabar baik kepada mereka dengan harapan mempersatukan mereka. Salah satu topik yang dibahas adalah tentang kesetiaan Allah di tengah keberdosaan manusia.

Keberdosaan manusia merupakan sebuah topik yang sangat dekat dengan kehidupan kita. Dalam setiap menit dan detik kehidupan ini, sangat besar kemungkinan kita berbuat berdosa, baik dalam kehidupan rumah tangga dengan anak, suami-istri, dalam pelayanan, juga dalam pekerjaan kita. Meskipun dalam setiap doa-doa, penuh permohonan dan pengakuan dosa, seringkali hal ini tidak menjadi penghalang untuk kita manusia jatuh ke dalam dosa. Dalam Roma 3:9-20 menjelaskan bahwa setiap manusia, tidak peduli orang Yahudi maupun orang non-Yahudi adalah pendosa; jelas termasuk kita, orang-orang Kristen. Akibat status dosa adalah maut. Orang- orang Yahudi pada zaman itu memohon pengampunan dengan memberi persembahan di hadapan Allah, mereka menyembelih lembu dan domba. Namun demikian, tidak ada persembahan yang dapat membebaskan manusia sepenuhnya dari dosa.

Dalam penjelasannya, Paulus menuliskan sebuah pengharapan dari kebebasan manusia dari dosa. Sebuah perkataan Paulus yang indah serta menjadi kelegaan bagi kita, terdapat dalam Roma 3:3, “Jadi bagaimana, jika di antara mereka ada yang tidak setia, dapatkah ketidaksetiaan itu membatalkan kesetiaan Allah?” Walaupun kita adalah manusia berdosa, kesetiaan Allah tidak pernah meninggalkan kita, Allah memberikan Putra- Nya yang tunggal, Yesus Kristus, untuk mati menanggung dosa kita, maka kita pun dibenarkan.

Meresponi kesetiaan Allah bukan berarti terus-menerus berbuat dosa. Meresponi kesetiaan Allah adalah dengan hidup penuh rasa syukur, hidup setia kepada Allah, dalam keluarga, pekerjaan maupun pelayanan kita.

STUDI PRIBADI : Walaupun manusia seringkali berdosa dan tidak setia kepada Allah, bukan berarti Allah mencabut kesetiaan-Nya yang kekal kepada kita manusia berdosa.

Pokok Doa : Berdoalah agar Tuhan membentuk kita menjadi anak-anak Allah yang meneladani kesetiaan Allah yang begitu besar, dengan hidup penuh rasa syukur dan setia mengasihi dan taat kepada-Nya. 

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *