Dukacita Sementara

Minggu, 24 Mei 2020

Bacaan hari ini: Yohanes 16:16-33 | Bacaan setahun: 2 Raja-Raja 9-10, 1 Korintus 11



“Karena kita telah beroleh bagian di dalam Kristus, asal saja kita teguh berpegang sampai kepada akhirnya pada keyakinan iman kita yang semula.” (Ibrani 3:14)

Ketika seseorang yang kita kasihi telah meninggal, maka seringkali perasaan yang muncul adalah kesedihan sebab kita tidak lagi dapat berjumpa dengan orang yang kita kasihi tersebut. Perasaan inilah yang muncul ketika Yesus berulangkali mengatakan kepada murid-murid- Nya bahwa waktu-Nya tidak lama lagi dan mereka tidak akan lagi melihat Dia.

Yesus tahu bahwa keberadaan diri-Nya di tengah-tengah para murid- Nya sangatlah penting dan jika Ia pergi, maka murid-murid-Nya akan berdukacita. Namun dukacita yang mereka rasakan adalah dukacita yang sementara. Dukacita seperti seorang perempuan yang begitu kesakitan melahirkan anaknya; pada saat anaknya telah lahir maka ia pun tidak ingat lagi akan penderitaannya sebab ia melihat wajah anaknya. Demikian pula ketika Yesus tidak berada di dalam dunia ini, murid-murid akan berdukacita namun itu hanya berlangsung sementara saja.

Dukacita itu harus terjadi karena Yesus harus menjalani penderitaan dan kematian. Tuhan Yesus sadar bahwa penderitaan dan pengadilan telah menanti di hadapan-Nya dan bahwa murid-murid-Nya akan tercerai berai meninggalkan diri-Nya. Bahkan pada saat menjelang kematian-Nya, Yesus tahu bahwa Ia akan sendirian. Namun, pada saat Ia seorang diri, Ia tidak pernah merasa sendirian sebab Ia tahu bahwa Bapa-Nya selalu bersama-sama dengan Dia.

Yesus tidak pernah berdukacita meski harus mengalami penderitaan yang sedemikian hebat. Yesus telah memberikan teladan nyata, sekalipun Ia menderita aniaya di dalam dunia ini dan menjalani penderitaan seorang diri, Ia tidak pernah menyangkali Bapa-Nya. Ia tetap memikul penderitaan dan setia sampai akhir. Penderitaan di dalam dunia ini akan terus ada dan dukacita itu tidak dapat terhindarkan, namun di dalam Kristus ada kekuatan dan damai sejahtera yang Ia berikan sehingga kita semua dimampukan untuk menanggung semuanya itu dan memperoleh kemenangan sejati di dalam Kristus Yesus.

STUDI PRIBADI :
(1) Mengapa orang percaya tetap merasakan sukacita sekalipun harus menderita?
(2) Penderitaan apa yang Anda rasakan? Bagaimana Anda mengatasinya?

Berdoalah : Ya Tuhan Yesus, mampukanlah kami agar tetap setia dan kuat di dalam iman kepada-Mu, selama kami berada di dalam dunia ini dan ketika kami mengalami penderitaan, Amin. 

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *