Pemimpin Yang Melayani

Rabu, 22 Januari 2020

Bacaan hari ini: Markus 10:32-45 | Bacaan setahun: Keluaran 4-6, Matius 22



“Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.” (Markus 10:45)

Hari-hari ini pergolakan politik di dunia tidak ada henti-hentinya, mulai dari konflik antar China dan Hongkong, sampai mundur ke belakang kepada isu yang cukup dekat dengan kita, pemilihan presiden. Isu-isu politik ini disoroti oleh pelbagai media di seluruh Indonesia bahkan luar negeri karena mempengaruhi pemerintahan bangsa Indonesia untuk lima tahun mendatang. Debat-debat dan buka-bukaan aib adalah hal yang wajar untuk menentukan mana di antara mereka yang lebih baik dari yang lain. Tentu, setiap calon ingin dilihat lebih besar dari yang lain.

Konsep kepemimpinan yang dipegang negara-negara dunia sangat kontras dengan konsep kepemimpinan Yesus. Bagian Alkitab ini terjadi ketika Yesus memberitahukan penderitaan-Nya di kayu salib yang semakin dekat. Sebuah nubuatan Yesus dikatakan-Nya dalam ayat 33-34, disambut dengan perdebatan bodoh para murid. Yakobus dan Yohanes berdebat meminta takhta kekuasaan kepada Yesus. Takhta ini adalah takhta yang hanya bisa diberikan oleh Bapa dan takhta ini bukanlah takhta untuk memerintah, melainkan melayani. Murid-murid tidak dapat mengerti hal ini, mereka bertingkah seolah-olah partai politik yang mengusung kadernya (Yesus) untuk menjadi presiden.

Yesus meluruskan konsep mereka (ayat 42-45), yakni tentang konsep pemimpin Kristiani: (1) menjadi pelayan dan; (2) menjadi hamba; karena Yesus pun yang adalah Allah (pemimpin di atas segala pemimpin) datang untuk melayani, bahkan mati untuk menyelamatkan umat manusia dari dosa. Pada akhir hidup para murid, banyak dari mereka memang meminum cawan yang Yesus minum. Banyak dari mereka menjadi pemimpin yang melayani, dan bahkan mati martir demi Injil.

Bagaimana dengan kita? Apakah kita sudah menjadi pemimpin hidup, rumah tangga, dan gereja dengan baik? Apakah kita sudah meneladani Yesus dalam kepemimpinan kita? Ingatlah, kepemimpinan Kristiani sangat berbeda dengan kepemimpinan dunia, bukan tentang kekuasaan namun tentang melayani dan menghamba.

 

STUDI PRIBADI : Yesus mengajarkan dan memberikan teladan kepemimpinan kepada kita, yaitu kepemimpinan yang menghamba, bukan yang penuh kepentingan dan kekuasaan.

Pokok Doa : Berdoa untuk para pemimpin/calon dalam rumah tangga, gereja maupun pekerjaan. Kiranya Allah menolong dan memberikan hikmat kepada kita menjadi pemimpin yang serupa dengan Yesus, yang berhati hamba.

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *