Kesempatan Kita

Senin, 23 September 2019

Bacaan hari ini: Hosea 13 | Bacaan setahun: Mazmur 123-125



“Ketika mereka makan rumput, maka mereka kenyang; setelah mereka kenyang, maka hati mereka meninggi; itulah sebabnya mereka melupakan Aku.” (Hosea 13:6)

Kitab Hosea ditulis oleh Nabi Hosea, yang berisikan tentang nubutan-nubuatan Hosea pada bangsa Israel supaya kembali kepada Tuhan. Penafsir menuliskan bahwa ini merupakan usaha terakhir dari Allah untuk memanggil Israel bertobat dari penyembahan berhala dan kefasikan mereka, sebelum hukuman penuh Allah dijatuhkan pada mereka.

Bagian ini diberi judul oleh LAI “Murka Tuhan akan menimpa Efraim.” Efraim ialah salah satu dari sepuluh suku Israel yang terpecah dari Yudea, dan sepuluh suku yang terpisah ini sering disebut Samaria. Kitab ini dimulai dengan menunjukkan bahwa Efraim yang membuat orang-orang gemetar dan disanjung-sanjung, akan mendapatkan hukuman karena dosa mereka menyembah berhala, dan dilanjutkan dengan pandangan Allah terhadap bangsa ini bahwa Allah telah memberkati dan melindungi mereka, namun keamanan dan kenyamanan itulah yang membuat mereka jauh dari Allah.

Seorang penafsir menyatakan bahwa masih ada kesempatan bagi bangsa Isarel untuk bertobat dan kembali kepada Allah. Dapat kita lihat dari bagian ini yang disambung dengan bagian setelahnya (Hosea 14) yakni, “tentang pertobatan dan janji.” Ayat 3 sampai dengan ayat 9 merupakan doa pertobatan yang bahkan dicatatkan, sekaligus juga merupakan janji keselamatan yang akan diberikan kepada bangsa Israel. Ayat 5, “Aku akan memulihkan mereka dari penyelewengan, Aku akan mengasihi mereka dengan sukarela, sebab murka-Ku telah surut dari pada mereka.” Bahkan ada pemulihan bagi bangsa ini (bdk. ay. 6). Dan ditutup sebuah nasihat, bila mereka bijaksana mereka akan mengikuti nasihat dan bertobat, jika tidak mereka adalah pemberontak yang akan tergelincir.

Kesempatan demi kesempatan selalu Allah berikan kepada bangsa Israel, demikian juga kepada kita, pada saat ini. Ketika kita terus-menerus diberikan kesempatan untuk bertobat dan menjadi semakin serupa Kristus, akankah kita menyia-nyiakan kesempatan-kesempatan yang Allah berikan seperti bangsa Israel, ataukah kita akan menggunakannya untuk menyenangkan hati Allah?

STUDI PRIBADI : Allah begitu mengasihi kita, anak-Nya, tapi bukan berarti kita menyiakan anugerah-Nya. Kita harus hargai dan terus perbaharuhi untuk menyenangkan hati-Nya.

Pokok Doa : Kita berdoa agar Tuhan memampukan kita untuk menggunakan kesempatan yang ada dalam hidup ini untuk menyenangkan hati-Nya, bukan menyenangkan ego kita.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *