Bait Suci Yang Baru

Jumat, 23 Agustus 2019

Bacaan hari ini: Yehezkiel 41 | Bacaan setahun: Mazmur 53-55, 1 Yohanes 5

 

“Panjang balai Bait Suci itu adalah dua puluh hasta dan lebarnya dua belas hasta.” (Yehezkiel 40:49a)

Kehidupan umat Allah pada zaman ini, tidaklah jauh berbeda dengan Umat Israel. Dimana kita seringkali membatasi kehadiran Allah hanya semata-mata di dalam gedung gereja (Bait Allah). Sehingga kondisi ini membuat banyak orang percaya tidak menghormati kehadiran Allah dalam kehidupan sehari-harinya. Atau mereka berpikir hanya secara ritual menyembah Allah apabila mereka hadir beribadah dalam gereja.

Secara keseluruhan, bangunan Bait Allah dibagi dalam tiga bagian, yaitu pada bagian yang paling tinggi (Maha Kudus), tengah (Kudus) dan bawah (Pelataran). Setiap bagian telah diatur menurut bagian-bagiannya masing-masing. Jadi sebenarnya, Bait Suci yang dilihat oleh Yehezkiel ini adalah suatu gagasan mulia, suatu pola untuk menuntun kaum buangan yang akan pulang kembali dan melakukan pembangunan Bait Allah. Seperti pada umumnya seorang nabi ketika menyatakan penglihatannya maka mereka mengajarkan sesuatu yang paling mendasar dalam kehidupan umat Allah, yaitu kesempurnaan rohani sejati akan tercapai hanya melalui kehadiran pribadi Tuhan dalam setiap aspek kehidupannya. Oleh sebab itu, bagi umat Allah, kehadiran Bait Allah secara fisik sangat mereka butuhkan, untuk dapat senantiasa menghormati dan menyadari akan kehadiran Allah di tengah-tengah umat-Nya. Sebagai konsekuensi, maka Allah yang Maha Kudus menghendaki agar siapa pun yang datang menghampiri-Nya harus menjaga kekudusan dirinya.

Dalam perjalanan kehidupan rohani sebagai umat Allah yang percaya di dalam Kristus, kita seharusnya bersyukur atas karya penebusan Kristus di atas kayu salib. Karena dengan karya penebusan Kristus ini maka setiap orang percaya dapat secara bebas menikmati persekutuan yang indah bersama dengan Allah. Kehadiran Allah di dalam hidup umat-Nya, tidak lagi dibatasi oleh dinding tembok bait Allah (Gereja). Maka, mari kita sekali lagi bertekad untuk selalu memelihara relasi yang baik dengan Allah melalui kesadaran kita akan kehadiran-Nya dalam setiap aspek kehidupan kita, hari demi hari.

STUDI PRIBADI : Pelajaran rohani apa yang dapat kita pelajari dari bagian ini ?

Pokok Doa : Berdoalah agar segenap jemaat Tuhan hidup dan menghormati Tuhan di dalam kehidupannya dengan setia dan taat kepada Firman-Nya, hari lepas hari.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *