Permulaan Hikmat Adalah Takut Akan Tuhan

Minggu, 27 Januari 2019

Bacaan hari ini: Amsal 1, Bacaan setahun: Keluaran 16-18, Matius 27

“Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan.” (Amsal 1:7)

Hikmat sering kali dihubungkan dengan banyaknya pengetahuan atau kepintaran seseorang. Padahal banyaknya pengetahuan dan kepintaran belum tentu menjamin seseorang berhikmat. Salah satu contohnya adalah William James Sidis, yang dinyatakan sebagai orang tergenius dunia, yang memiliki IQ lebih dari 250-300. Namun kepintarannya berbanding terbalik dengan keputusannya menjalani hidup. Ia tidak punya teman atau pacar. Bahkan ia meninggalkan keluarga, hidup mengasingkan diri, dan meninggal dunia pada usia 46 tahun dalam keadaan menganggur dan terasing.

Alkitab tidak menghubungkan hikmat dengan tingkat pengetahuan atau kepintaran seseorang, meskipun dalam hikmat terkandung pengetahuan dan kepintaran. Tertulis salam Amsal ini, yang lebih utama dalam hikmat dihubungkan dengan “takut akan Tuhan” — suatu ekspresi hormat, kagum, dan tunduk pada Allah yang Maha Kuasa, Pencipta, dan Penebus. “Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan” (ay.7).

Ekspresi ini hanya dapat dimiliki oleh seorang yang mengenal Allah. Seorang dapat mengenal Allah ketika telah mengalami lahir baru dan terus menghidupi pertobatannya. Seorang yang demikian akan mengaplikasikan firman dari Sang Sumber Hikmat dalam kehidupannya dengan disiplin dan konsisten. Ia akan menjauhi jalan hidup yang tidak benar (ay.8-19). Ia akan memikirkan motivasinya sebelum bertindak (ay.11-12) dan tahu dengan jelas tujuan yang ingin dicapai (ay.13-19).

Melalui firman Tuhan hari ini, kita diingatkan bahwa hikmat melampaui pengetahuan dan kepintaran seseorang. Hikmat itu harus dimulai dengan takut akan TUHAN. Segala motivasi di dalam melakukan sesuatu harus mendasarkannya kepada hikmat yang dikaruniakan TUHAN. Hikmat itu penting dan menjadi modal utama dalam menjalani hidup. Sebab itu, mari kita tetap mengarahkan hidup hanya pada TUHAN — Sang Sumber Hikmat yang sejati.

STUDI PRIBADI:  
(1) Berdasarkan bacaan hari ini, apakah yang dimaksud dengan hikmat?
(2) Bagaimana cara kita membangun sebuah kehidupan yang berhikmat?

Pokok Doa: Berdoalah bagi pertumbuhan rohani jemaat Tuhan agar memiliki hikmat dan setia mengaplikasikan firman dari Sang Sumber Hikmat dalam hidupnya sesehari.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *