Berkomunikasi Melalui Penderitaan

Bacaan hari ini: Ayub 33 “…maka Ia membuka telinga manusia dan mengejutkan mereka dengan teguran-teguran…” (Ayub 33:16)

Pandangan umum dunia menyatakan bahwa penderitaan dan sakit-penyakit adalah bentuk kemarahan Allah/hukuman Allah kepada manusia. Sering kali manusia berpikir bahwa penderitaan selalu berhubungan dengan dosa yang telah mereka lakukan. Pandangan ini juga dimiliki oleh Ayub. Namun salah seorang teman Ayub, yaitu Elihu memberi sebuah cara pandang yang berbeda. Elihu menyatakan bahwa ia sama dengan Ayub, seorang manusia yang terbatas, dibentuk oleh Allah dari tanah liat. Elihu ingin mengingatkan Ayub bahwa Allah berhak melakukan segala sesuatu sesuai dengan keinginan-Nya. Elihu ingin menegur Ayub karena Ayub mau berbantah dengan Allah.

Ayub menyatakan bahwa ia tidak berdosa dan bahwa Allah mencari-cari kesalahannya dan memberikan kepadanya penderitaan (ayat 8-12). Elihu mengatakan bahwa seorang manusia tidak bisa begitu saja menyimpulkan pemikiran Allah dan menyimpulkan alasan Allah melakukan sesuatu dari tindakan Allah karena manusia adalah makhluk yang terbatas. Elihu menyatakan bahwa Allah dapat berbicara kepada manusia melalui beberapa cara, antara lain: mimpi (ay. 15-18) dan penderitaan (ay. 19-22).

Semua itu Allah lakukan bukan sebagai bentuk hukuman, namun sebaliknya bahwa Ia mengasihi umat-Nya dan menginginkan agar mereka terhindar dari dosa dan kesalahan. Allah berkomunikasi untuk memberitahukan hal yang Ia ingin supaya manusia ketahui dan lakukan agar terhindar dari hukuman, artinya Ia sedang memperingatkan manusia.

Pernyataan Elihu ini menolong kita untuk memahami dan berusaha peka ketika Tuhan mengizinkan kita mengalami kesulitan atau penderitaan, karena mungkin di dalamnya Allah hendak mengomunikasikan sesuatu kepada kita. Respons yang baik saat mengalami penderitaan adalah bukan mempertanyakan Allah, melainkan melakukan sebagaimana disarankan oleh Elihu, yaitu merendahkan diri di hadapan Allah dan memohon Allah untuk menyatakan kehendak-Nya kepada kita, lalu kita belajar untuk taat melakukan hal yang dikehendaki Allah (ay. 17–28).

STUDI PRIBADI:

  1. Di pasal ini, apa penilaian Elihu tentang pendapat penderitaan Ayub?
  2. Bagaimana kita harus bersikap dan menilai penderitaan yang kita alami?

DOAKAN BERSAMA: Berdoalah bagi pemimpin gereja agar mereka bisa memberikan keteladanan di dalam kehidupan pelayanannya, mengingat banyak sekali godaan dan tantangan yang dapat menjatuhkannya, Amin.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *