Mendekat Atau Menjauh dari Tuhan

Bacaan hari ini: Ayub 6
“Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu, janganlah takut dan jangan gemetar karena mereka, sebab Tuhan, Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai engkau; Ia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau.” (Ulangan 31:6)

Ayub 6-7 merupakan perkataan Ayub menanggapi Elifas sahabatnya. Secara khusus, Ayub 6:1-13 mengungkapkan ketidak-mengertian Ayub akan tindakan Allah kepadanya. Ayub merasa telah menjadi musuh Allah (6:4) dan ia merasa Allah meninggalkannya (6:13). Kita bisa mendengar keluhannya yang terdalam kepada Allah saat ia memohon agar meremukkannya serta mengambil nyawanya (6:9-10). Namun di tengah-tengah penderitaan dan kesakitannya, Ayub belajar untuk tidak menyangkal Allah dan Firman-Nya (6:10).

Selanjutnya, pasal 6:14-30, Ayub menumpahkan kekesalan hatinya kepada para sahabatnya yang telah menuduhnya berbuat dosa. Ayub menilai para sahabatnya tidak mau memahaminya. Terhadap tuduhan bahwa Ayub telah berbuat dosa, maka Ayub membela dirinya. Ayub berkata bahwa ia telah menjaga hidupnya tetap bersih. Dalam kata-kata Ayub sendiri, ia tidak pernah meminta uang suap (ayat 22), jujur (ayat 25), tidak berdusta atau curang (ayat 28, 30), saleh dalam hubungan sosialnya (ayat 23, 24). Kita menangkap tidak ada nada kesombongan sedikitpun dari Ayub saat ia berkata demikian. Ayub hanya meminta sahabat-sahabatnya mau belajar memahami Ayub saat itu.

Teks hari ini menantang setiap kita untuk memikirkan dan mengambil keputusan sewaktu kita berhadapan dengan berbagai masalah kehidupan: Akankah kita lebih mendekat atau menjauh dari Allah? Seringkali di dalam ketidakmengertian, mudah sekali kita merasa bahwa Allah meninggalkan dan tidak mempedulikan kita lagi. Tidak, Allah tetap peduli dan mengasihi kita. Maukah kita seperti Ayub yang tetap bertahan dan tidak menyangkal Tuhan serta Firman-Nya? Di sisi yang lain, jika kita melihat dan tahu bahwa sahabat kita tengah mengalami kesusahan, marilah kita berlaku bijak. Belajarlah untuk mendengarkan keluhannya tanpa menyalahkannya dulu. Seringkali orang-orang di sekitar membutuhkan kita sebagai “pendengar” dan mau agar kita berdoa bersamanya di dalam ketidakmengertian dan penderitaannya. Bersediakah kita menjadi sahabat bagi sesama kita?

STUDI PRIBADI:

  1. Alasan apa yang membuat Ayub membela dirinya teman-temannya?
  2. Pelajaran rohani apa yang dapat kita ambil dan terapkan di dalam kehidupan kita?

DOAKAN BERSAMA: Berdoalah untuk setiap jemaat Tuhan agar jemaat dapat menjadi penolong dan penyalur kasih Allah, bagi saudara-saudara seiman yang hidup di dalam kesulitan dan pergumulan, Amin.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *