Jumat, 28 April 2023
“Tetapi, sekalipun aku memberitahukannya kepadamu pada hari ini, kamu tidak mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, yaitu tidak menuruti segala sesuatu yang disuruh-Nya kusampaikan kepadamu.” (Yeremia 42:21)
Bacaan hari ini: Yeremia 42:1-22 | Bacaan tahunan: Yeremia 41-42
Yeremia 41
1 Dalam bulan yang ketujuh datanglah Ismael bin Netanya bin Elisama–ia keturunan raja dan perwira tinggi raja–beserta sepuluh orang kepada Gedalya bin Ahikam di Mizpa. Sementara mereka makan roti bersama-sama di Mizpa,
2 maka bangkitlah Ismael bin Netanya dengan kesepuluh orang yang ada bersama-sama dia, lalu mereka memukul mati Gedalya bin Ahikam bin Safan dengan pedang; demikianlah Ismael membunuh dia yang telah diangkat raja Babel atas negeri itu.
3 Juga semua orang Yehuda yang ada bersama-sama dengan Gedalya di Mizpa dan orang-orang Kasdim, yakni prajurit, yang terdapat di sana dipukul mati oleh Ismael.
4 Esok harinya sesudah ia membunuh Gedalya–ketika itu belum ada yang tahu–
5 datanglah orang-orang dari Sikhem, dari Silo dan dari Samaria, delapan puluh orang jumlahnya, yang janggutnya bercukur, pakaiannya koyak-koyak dan badannya bertoreh-toreh; mereka membawa korban sajian dan kemenyan untuk dipersembahkan di rumah TUHAN.
6 Lalu keluarlah Ismael bin Netanya dari Mizpa untuk mendapatkan mereka sambil menangis. Ketika ia bertemu dengan mereka, berkatalah ia kepada mereka: “Pergilah kepada Gedalya bin Ahikam!”
7 Tetapi ketika mereka sampai ke tengah-tengah kota itu, maka mereka disembelih oleh Ismael bin Netanya dengan dibantu oleh orang-orang yang bersama-sama dengan dia; mayat-mayat mereka dicampakkan ke dalam perigi.
8 Tetapi di antara mereka terdapat sepuluh orang yang berkata kepada Ismael: “Janganlah bunuh kami, sebab kami masih mempunyai perbekalan tersembunyi di luar kota, yakni gandum, jelai, minyak dan madu!” Maka iapun membiarkan mereka, tidak membunuhnya bersama-sama dengan rekan-rekan mereka.
9 Adapun perigi, ke mana Ismael melemparkan segala mayat orang-orang yang dipukulnya mati itu adalah perigi besar yang telah dibuat oleh raja Asa untuk menghadapi Baesa, raja Israel; itulah yang diisi Ismael bin Netanya dengan mayat orang-orang yang mati terbunuh itu.
10 Lalu Ismael mengangkut sebagai tawanan seluruh sisa-sisa rakyat yang ada di Mizpa itu, puteri-puteri raja dan semua orang yang masih tinggal di Mizpa yang telah ditempatkan di bawah Gedalya bin Ahikam oleh Nebuzaradan, kepala pasukan pengawal itu. Ismael bin Netanya mengangkut mereka sebagai tawanan, lalu ia berangkat untuk menyeberang ke daerah bani Amon.
11 Tetapi ketika Yohanan bin Kareah serta semua perwira tentara, yang bersama-sama dengan dia, mendengar tentang segala kejahatan yang telah dilakukan Ismael bin Netanya,
12 maka merekapun mengumpulkan semua anak buah mereka, lalu mereka berangkat memerangi Ismael bin Netanya. Mereka bertemu dengan dia di telaga yang di Gibeon.
13 Ketika seluruh rakyat yang bersama-sama dengan Ismael melihat Yohanan bin Kareah serta semua perwira tentara yang bersama-sama dengan dia, maka bersukacitalah mereka.
14 Semua orang yang diangkut sebagai tawanan oleh Ismael dari Mizpa itu berbalik dan pergi mengikuti Yohanan bin Kareah.
15 Tetapi Ismael bin Netanya beserta delapan orang terluput dari tangan Yohanan dan pergi ke daerah bani Amon.
16 Lalu Yohanan bin Kareah serta semua perwira tentara yang bersama-sama dengan dia mengumpulkan seluruh sisa-sisa rakyat yang diangkut sebagai tawanan oleh Ismael bin Netanya dari Mizpa, setelah ia memukul mati Gedalya bin Ahikam: yaitu laki-laki, prajurit-prajurit, perempuan, anak-anak dan pegawai-pegawai istana yang dibawa kembali dari Gibeon,
17 kemudian mereka berjalan terus dan berhenti di tempat penginapan milik Kimham dekat Betlehem, dengan maksud berjalan terus menuju Mesir,
18 untuk mengelakkan orang-orang Kasdim, yang ditakuti mereka, oleh karena Ismael bin Netanya telah memukul mati Gedalya bin Ahikam yang telah diangkat raja Babel atas negeri itu.
Yeremia 42 : 1-22
Yeremia memperingati supaya jangan mengungsi ke Mesir
1 Kemudian datanglah semua perwira tentara, di antaranya Yohanan bin Kareah dan Azarya bin Hosaya, beserta seluruh rakyat, dari yang kecil sampai kepada yang besar,
2 dan mereka berkata kepada nabi Yeremia: “Biarlah kiranya permohonan kami sampai di hadapanmu! Berdoalah untuk kami kepada TUHAN, Allahmu, untuk seluruh sisa ini; sebab dari banyak orang hanya sedikit saja kami yang tinggal, seperti yang kaulihat dengan matamu sendiri.
3 Semoga TUHAN, Allahmu, memberitahukan kepada kami jalan yang harus kami tempuh dan apa yang harus kami lakukan.”
4 Jawab nabi Yeremia kepada mereka: “Permohonanmu sudah kudengar! Lihat, aku akan berdoa kepada TUHAN, Allahmu, seperti yang kamu minta itu, dan segala firman, yang diberi TUHAN sebagai jawab, akan kuberitahukan kepadamu; sepatah katapun tidak akan kudiamkan kepadamu!”
5 Berkatalah mereka kepada Yeremia: “Biarlah TUHAN menjadi saksi yang benar dan yang dapat dipercaya terhadap kami, jika kami tidak berbuat menurut segala firman yang disuruh TUHAN, Allahmu, kausampaikan kepada kami.
6 Maupun baik ataupun buruk, kami akan mendengarkan suara TUHAN, Allah kita, yang kepada-Nya kami mengutus engkau, supaya keadaan kami baik, oleh karena kami mendengarkan suara TUHAN, Allah kita.”
7 Sesudah sepuluh hari datanglah firman TUHAN kepada Yeremia.
8 Lalu Yeremia memanggil Yohanan bin Kareah dan semua perwira tentara yang ada bersama-sama dengan dia, dan seluruh rakyat, dari yang kecil sampai kepada yang besar.
9 Berkatalah ia kepada mereka: “Beginilah firman TUHAN, Allah Israel yang kepada-Nya kamu telah mengutus aku untuk menyampaikan permohonanmu ke hadapan-Nya:
10 Jika kamu tinggal tetap di negeri ini, maka Aku akan membangun dan tidak akan meruntuhkan kamu, akan membuat kamu tumbuh dan tidak akan mencabut kamu; sebab Aku menyesal telah mendatangkan malapetaka kepadamu.
11 Janganlah takut kepada raja Babel yang kamu takuti itu. Janganlah takut kepadanya, demikianlah firman TUHAN, sebab Aku menyertai kamu untuk menyelamatkan kamu dan untuk melepaskan kamu dari tangannya.
12 Aku akan membuat kamu mendapat belas kasihan, sehingga ia merasa belas kasihan kepadamu dan membiarkan kamu tinggal di tanahmu.
13 Tetapi jika kamu tidak mau mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dengan mengatakan: Kami tidak mau tinggal di negeri ini!,
14 sebab pikirmu: Tidak! Kami mau pergi ke negeri Mesir, di mana kami tidak akan mengalami pertempuran, tidak akan mendengar bunyi sangkakala dan tidak akan menderita kelaparan; di sanalah kami akan tinggal!,
15 maka dengarkanlah sekarang firman Allah, hai sisa Yehuda: Beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel: Jika kamu sungguh-sungguh berniat hendak pergi ke Mesir, dan memang kamu pergi dan tinggal sebagai orang asing di sana,
16 maka pedang yang kamu takuti itu akan menimpa kamu di negeri Mesir, dan kelaparan yang kamu gentarkan itu tidak putus-putusnya mengejar-ngejar kamu di Mesir, sampai kamu mati di sana.
17 Semua orang, yang berniat hendak pergi ke Mesir untuk tinggal sebagai orang asing di sana, akan mati karena pedang, kelaparan dan penyakit sampar; seorangpun dari mereka tidak ada yang terlepas atau terluput dari malapetaka yang Kudatangkan atas mereka.
18 Sungguh, beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel: Seperti tercurahnya murka-Ku dan kehangatan amarah-Ku ke atas penduduk Yerusalem, demikianlah akan tercurah kehangatan amarah-Ku ke atas kamu, apabila kamu pergi ke Mesir. Kamu akan menjadi kutuk, kengerian, kutukan dan aib; kamu tidak akan melihat tempat ini lagi.
19 TUHAN telah berfirman kepadamu, hai sisa Yehuda: Janganlah pergi ke Mesir! Camkanlah sungguh-sungguh, bahwa aku memperingatkan kamu pada hari ini!
20 Kamu telah menipu dirimu dan membahayakan nyawamu, ketika kamu mengutus aku kepada TUHAN, Allahmu, dengan berkata: Berdoalah untuk kami kepada TUHAN, Allah kita, dan beritahukanlah dengan tepat kepada kami apa yang difirmankan TUHAN, Allah kita, supaya kami melakukannya!
21 Tetapi, sekalipun aku memberitahukannya kepadamu pada hari ini, kamu tidak mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, yaitu tidak menuruti segala sesuatu yang disuruh-Nya kusampaikan kepadamu.
22 Oleh sebab itu, camkanlah sungguh-sungguh, bahwa kamu akan mati karena pedang, kelaparan dan penyakit sampar di tempat yang kamu rindukan untuk tinggal sebagai orang asing di sana.”
Salah satu kebodohan yang sering saya temukan (dan lakukan, tentu saja) ialah merasa lebih tahu dari orang lain. Orang-orang dengan sikap demikian biasanya cenderung sulit menerima masukan orang lain, sebab mereka merasa bahwa pikiran mereka jauh lebih superior.
Keadaan biasanya akan jadi memprihatinkan (sekaligus sedikit menyenangkan) ketika orang-orang sok-tahu itu akhirnya terbukti salah dan menyadari bahwa kalau saja mereka mau mendengar masukan orang lain, mungkin mereka akan mendapat hasil yang lebih baik. Karena itulah, di sini, kita perlu mengembangkan kerendahan hati dalam mendengar masukan orang lain, meski tetap harus kritis dalam menerimanya.
Dalam nas ini, kita sebenarnya bertemu dengan beberapa orang sok-tahu. Dalam keadaan terdesak, beberapa orang Yehuda berpikir bahwa melarikan diri ke Mesir adalah sebuah pilihan bijak. Mereka berpikir jarak yang jauh akan menjamin keadaan mereka jauh lebih aman. Akan tetapi, Yeremia jelas memperingatkan bahwa diam di tempat mereka justru akan mendatangkan sesuatu yang baik. Sebaliknya, bila mereka lebih percaya kekuatan Mesir, pada akhirnya mereka justru akan menemui kelaparan dan pedang. Yang kian memprihatinkan, orang-orang ini sebenarnya merasa lebih tahu dari Tuhan sendiri. Mereka bertanya pada Tuhan apa kehendak-Nya. Sayangnya, karena kehendak Tuhan tidak sejalan dengan keinginan mereka, mereka malah menuduh Yeremia sedang berkata dusta! (43:2).
Dalam Perjanjian Baru, Yakobus juga sempat menyinggung orang- orang demikian, yang mungkin saja termasuk kita. Orang-orang ini merasa lebih tahu apa yang terbaik bagi hidupnya dan karena itu mengabaikan Allah dalam perencanaan hidup mereka (Yak. 4:13-17). Yakobus menyebut orang-orang ini bukan hanya congkak, tetapi juga berdosa.
Perenungan ini seharusnya mengajar kita untuk benar-benar mencari kehendak Allah. Kita lemah, kita terbatas. Karena itu, biarkan Allah yang menuntun hidup kita. Jangan pergi ke Mesir! Tanya pada Allah apa yang menjadi kehendak-Nya. Berjalanlah ke sana!
STUDI PRIBADI: Seberapa intens Anda melibatkan Allah dalam perencanaan hidup Anda? Apakah Anda mencari kehendak-Nya atau meminta-Nya menyetujui rencana Anda?
Pokok Doa: Doakan agar anak-anak Tuhan menyadari bahwa tujuan mereka adalah menemukan rencana Allah bagi mereka, bukan memaksa Allah untuk menyetujui rencana mereka.
Yeremia 43 : 2
2 maka berkatalah Azarya bin Hosaya dan Yohanan bin Kareah serta semua orang congkak itu kepada Yeremia: "Engkau berkata bohong! TUHAN, Allah kita, tidak mengutus engkau untuk berkata: Janganlah pergi ke Mesir untuk tinggal sebagai orang asing di sana,
Yakobus 4 : 13-17
Jangan melupakan Tuhan dalam perencanaan
13 Jadi sekarang, hai kamu yang berkata: "Hari ini atau besok kami berangkat ke kota anu, dan di sana kami akan tinggal setahun dan berdagang serta mendapat untung",
14 sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap.
15 Sebenarnya kamu harus berkata: "Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu."
16 Tetapi sekarang kamu memegahkan diri dalam congkakmu, dan semua kemegahan yang demikian adalah salah.
17 Jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa.