Kejatuhan Yerusalem

Kamis, 27 April 2023

“Kemudian Nebuzaradan, kepala pasukan pengawal, mengangkut ke dalam pembuangan ke Babel sisa-sisa rakyat yang masih tinggal di kota itu dan para pembelot yang menyeberang ke pihaknya dan sisa-sisa para pekerja tangan.” (Yeremia 39:9)


Bacaan hari ini: Yeremia 39:1-10 | Bacaan tahunan: Yeremia 39-40

Ada satu aturan yang saya buat untuk anak saya. Saat dia berbuat salah, saya selalu mulai dengan memberitahu dia baik-baik bahwa perbuatannya salah. Bila dia kembali melakukan hal tersebut, saya akan mulai menaikkan nada suara agar dia tahu bahwa saya tidak suka dengan apa yang dia lakukan. Bila kesalahan itu berulang sampai tiga kali, biasanya saya akan memberi hukuman yang cukup serius, entah dengan sedikit hukuman fisik atau melarang yang disukainya. Saya ingin dia sadar bahwa terus melakukan kesalahan yang sama bukanlah hal yang benar.

Hal senada ternyata Tuhan lakukan pada bangsa Israel. Bila membaca sejarah bangsa ini, kita tahu bahwa perjalanan mereka penuh kegagalan. Kitab Samuel dan Raja-raja jelas mencatat bermacam kegagalan mereka. Mereka menolak Allah sebagai raja. Bahkan, mereka juga terus terjerumus dalam penyembahan berhala dan cara hidup yang melawan Allah. Meski demikian, Allah ternyata terus menunjukkan kesetiaan-Nya pada mereka. Ia mengingatkan mereka, Ia menegur mereka, dan Ia menghukum mereka. Sayangnya, bangsa ini tidak benar-benar belajar dari kesalahan mereka. Bahkan kesetiaan Allah dipandang remeh oleh mereka. Akibatnya, kali ini Tuhan harus memberi hukuman berat agar mereka tidak terus bermain- main dengan kesetiaan Allah. Kisah kejatuhan Yerusalem ini adalah cara Allah menegur mereka bahwa mereka sudah bertindak keterlaluan; bahwa terus melakukan kesalahan yang sama bukanlah hal yang benar.

Hal yang sama juga sering kita lakukan. Kita kerap berkubang dalam dosa dan bermain-main dengan anugerah Allah. Kita merasa Allah adalah kasih, sehingga Dia pasti memaklumi kesalahan yang terus kita lakukan. Kita harusnya sadar bahwa ada perbedaan tajam antara bergumul dengan dosa dan menikmati dosa. Sepanjang hidup, kita pasti bergumul terus dengan dosa, Meski demikian, kita bisa memilih untuk tidak menikmati dosa. Karena itu, kita perlu bertobat sungguh-sungguh dan tidak bermain-main dengan kesabaran Allah. Ingatlah bahwa terus melakukan kesalahan yang sama bukanlah hal yang benar di mata Allah.

STUDI PRIBADI: Apakah ada dosa yang tengah Anda nikmati? Maukah Anda berjuang mengatasinya, bukan menikmatinya?

Pokok Doa: Doakan agar setiap Jemaat menyadari bahwa dosa adalah hal yang serius di mata Allah, sehingga mereka tidak bermain-main dengan dosa. 

×

Zakharia 9 : 11

11 Mengenai engkau, oleh karena darah perjanjian-Ku dengan engkau, Aku akan melepaskan orang-orang tahananmu dari lobang yang tidak berair.

×

Yeremia 38 : 1-6

1 Tetapi Sefaca bin Matan, Gedalya bin Pasyhur, Yukhal bin Selemya dan Pasyhur bin Malkia mendengar perkataan yang tidak henti-henti diucapkan oleh Yeremia kepada segenap orang banyak itu:

2 "Beginilah firman TUHAN: Siapa yang tinggal di kota ini akan mati karena pedang, karena kelaparan dan karena penyakit sampar; tetapi siapa yang keluar dari sini mendapatkan orang Kasdim, ia akan tetap hidup; nyawanya akan menjadi jarahan baginya dan ia tetap hidup.

3 Beginilah firman TUHAN: Kota ini akan pasti diserahkan ke dalam tangan tentara raja Babel yang akan merebutnya."

4 Maka berkatalah para pemuka itu kepada raja: "Baiklah orang ini dihukum mati! Sebab sebenarnya dengan mengatakan hal-hal seperti itu maka ia melemahkan semangat prajurit-prajurit yang masih tinggal di kota ini dan semangat segenap rakyat. Sungguh, orang ini tidak mengusahakan kesejahteraan untuk bangsa ini, melainkan kemalangan."

5 Raja Zedekia menjawab: "Baiklah, ia ada dalam kuasamu! Sebab raja tidak dapat berbuat apa-apa menentang kamu!"

6 Maka mereka mengambil Yeremia dan memasukkannya ke dalam perigi milik pangeran Malkia yang ada di pelataran penjagaan itu; mereka menurunkan Yeremia dengan tali. Di perigi itu tidak ada air, hanya lumpur, lalu terperosoklah Yeremia ke dalam lumpur itu.

×

Yeremia 38 : 7-13

7 Tetapi ketika didengar Ebed-Melekh, orang Etiopia itu--ia seorang sida-sida yang tinggal di istana raja--bahwa Yeremia telah dimasukkan ke dalam perigi--pada waktu itu raja sedang duduk di pintu gerbang Benyamin--

8 maka keluarlah Ebed-Melekh dari istana raja itu, lalu berkata kepada raja:

9 "Ya tuanku raja, perbuatan orang-orang ini jahat dalam segala apa yang mereka lakukan terhadap nabi Yeremia, yakni memasukkan dia ke dalam perigi; ia akan mati kelaparan di tempat itu! Sebab tidak ada lagi roti di kota."

10 Lalu raja memberi perintah kepada Ebed-Melekh, orang Etiopia itu, katanya: "Bawalah tiga orang dari sini dan angkatlah nabi Yeremia dari perigi itu sebelum ia mati!"

11 Ebed-Melekh membawa orang-orang itu dan masuk ke istana raja, ke gudang pakaian di tempat perbendaharaan; dari sana ia mengambil pakaian yang buruk-buruk dan pakaian yang robek-robek, lalu menurunkannya dengan tali kepada Yeremia di perigi itu.

12 Berserulah Ebed-Melekh, orang Etiopia itu, kepada Yeremia: "Taruhlah pakaian yang buruk-buruk dan robek-robek itu di bawah ketiakmu sebagai ganjal tali!" Yeremiapun berbuat demikian.

13 Kemudian mereka menarik dan mengangkat Yeremia dengan tali dari perigi itu. Demikianlah Yeremia tinggal di pelataran penjagaan itu.

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *