RINGKASAN KHOTBAH
16 APRIL 2023
Bahan Pertemuan Kelompok Kecil
Filipi 2 : 1-4
1Â Jadi karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan,
2Â karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan,
3Â dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri;
4Â dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.
Kejatuhan manusia dalam dosa ternyata berdampak pula terhadap relasi antar manusia. Kejadian 3 menunjukkan dengan jelas bagaimana relasi yang awalnya diciptakan harmonis itu berubah menjadi hubungan yang penuh duri. Hal ini bukan hanya terjadi dalam konteks rumah tangga, tetapi juga dalam relasi manusia sehari-hari. Karena alasan ini, tak heran konflik menjadi hal yang tak terhindarkan dalam relasi manusia.
Bagian ini memberi tahu kita bahwa Jemaat Filipi juga tengah bergumul dengan problematika ini. Menariknya, bila kita membaca pasal 4:2, konflik ini nampaknya mencakup juga para pemimpin gereja. Konflik ini nampaknya cukup serius, sampai-sampai Paulus perlu meminta pihak ketiga untuk menjadi penengah (4:3). Dalam konteks ini, Paulus memberi nasihat kepada mereka agar mengubah cara pandang mereka sehingga konflik bisa dikurangi ketegangannya.
Paulus mulai dengan mengingatkan mereka pengalaman rohani yang mereka alami (ay. 1). Ada lima hal yang disebut oleh Paulus, yakni nasihat, penghiburan, persekutuan Roh, kasih mesra, dan belas kasihan. Hal-hal ini nampaknya bicara soal berbagai kemurahan yang Tuhan telah nyatakan dalam kehidupan Jemaat. Paulus mengingatkan Jemaat tentang hal-hal ini untuk mengoreksi keadaan mereka. Sebagai penerima kemurahan Allah, sudah seharusnya mereka hidup penuh kemurahan satu sama lain. Oleh karena itu, permusuhan dan perpecahan yang terjadi di antara mereka adalah kesalahan besar. Sebaliknya, sebagai orang yang penuh kemurahan, mereka justru seharusnya hidup dalam kesatuan. Paulus mengatakan bahwa kesatuan inilah yang akan membuat sukacitanya menjadi penuh (ay. 2).
Akan tetapi mengapa bisa sampai ada permusuhan dan perpecahan di antara mereka? Dari ayat 3 kita melihat bahwa masalah utamanya ialah ambisi dan pencarian puji-pujian yang sia-sia. Sederhananya, kesombongan! Menurut Michael Bird dan Nijay Gupta, hal ini nampaknya merujuk pada pengejaran kehormatan yang membabi-buta. Seseorang berani melakukan apapun, bahkan meski ia harus memiliki banyak musuh. Orang-orang yang demikian akan terdorong meletakkan diri dan kepentingannya sebagai yang utama.
Mengatasi hal itu, Paulus mengajar mereka untuk bersikap rendah hati. Caranya dengan mengubah cara pandang mereka: bila sebelumnya yang dianggap penting ialah diri mereka, kini mereka belajar melihat orang lain sebagai yang utama. Dengan menganggap orang lain lebih utama, cara mereka memperlakukan orang lain tentu akan jauh lebih berbeda. Mereka akan belajar lebih menghormati orang lain dan memperlakukan orang lain dengan cara yang baik. Bukan hanya itu, menganggap orang lain lebih utama juga akan menolong mereka tidak berkutat pada kepentingan diri sendiri. Mereka belajar memikirkan kepentingan orang lain juga dan tidak berfokus hanya pada kemauan diri sendiri (ay. 4). Mereka selalu memikirkan pilihan yang membawa kebaikan bersama bagi semua orang dan, seandainya tidak ada, mereka lebih siap dirugikan ketimbang merugikan orang lain (bnd. 1Kor.6:7).
Harus diakui, kesombongan merupakan salah satu penyebab utama konflik antar manusia. Kita melihat diri terlalu tinggi dan memandang orang lain terlalu rendah. Tak heran, kita lantas merasa ide, kepentingan, dan kehormatan kita adalah yang utama. Di sini Paulus mengajar agar kita bersikap sebaliknya: melihat orang lain dan kepentingan mereka lebih utama dibanding diri dan kepentingan kita. Dari sana kita akan dibantu untuk memperlakukan orang lain dengan cara yang lebih baik. Tidak hanya itu, kita juga memikirkan kepentingan mereka dan tidak terjebak dalam egosentrisme.
Kejadian 3
Manusia jatuh ke dalam dosa
1 Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: "Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?"
2 Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: "Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan,
3 tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati."
4 Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: "Sekali-kali kamu tidak akan mati,
5 tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat."
6 Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya.
7 Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat.
8 Ketika mereka mendengar bunyi langkah TUHAN Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan isterinya itu terhadap TUHAN Allah di antara pohon-pohonan dalam taman.
9 Tetapi TUHAN Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya: "Di manakah engkau?"
10 Ia menjawab: "Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi."
11 Firman-Nya: "Siapakah yang memberitahukan kepadamu, bahwa engkau telanjang? Apakah engkau makan dari buah pohon, yang Kularang engkau makan itu?"
12 Manusia itu menjawab: "Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan."
13 Kemudian berfirmanlah TUHAN Allah kepada perempuan itu: "Apakah yang telah kauperbuat ini?" Jawab perempuan itu: "Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan."
14 Lalu berfirmanlah TUHAN Allah kepada ular itu: "Karena engkau berbuat demikian, terkutuklah engkau di antara segala ternak dan di antara segala binatang hutan; dengan perutmulah engkau akan menjalar dan debu tanahlah akan kaumakan seumur hidupmu.
15 Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya."
16 Firman-Nya kepada perempuan itu: "Susah payahmu waktu mengandung akan Kubuat sangat banyak; dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu; namun engkau akan berahi kepada suamimu dan ia akan berkuasa atasmu."
17 Lalu firman-Nya kepada manusia itu: "Karena engkau mendengarkan perkataan isterimu dan memakan dari buah pohon, yang telah Kuperintahkan kepadamu: Jangan makan dari padanya, maka terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu:
18 semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu;
19 dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu."
20 Manusia itu memberi nama Hawa kepada isterinya, sebab dialah yang menjadi ibu semua yang hidup.
21 Dan TUHAN Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka.
22 Berfirmanlah TUHAN Allah: "Sesungguhnya manusia itu telah menjadi seperti salah satu dari Kita, tahu tentang yang baik dan yang jahat; maka sekarang jangan sampai ia mengulurkan tangannya dan mengambil pula dari buah pohon kehidupan itu dan memakannya, sehingga ia hidup untuk selama-lamanya."
23 Lalu TUHAN Allah mengusir dia dari taman Eden supaya ia mengusahakan tanah dari mana ia diambil.
24 Ia menghalau manusia itu dan di sebelah timur taman Eden ditempatkan-Nyalah beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar, untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan.
Filipi 4 : 2
2 Euodia kunasihati dan Sintikhe kunasihati, supaya sehati sepikir dalam Tuhan.
Filipi 4 : 3
3 Bahkan, kuminta kepadamu juga, Sunsugos, temanku yang setia: tolonglah mereka. Karena mereka telah berjuang dengan aku dalam pekabaran Injil, bersama-sama dengan Klemens dan kawan-kawanku sekerja yang lain, yang nama-namanya tercantum dalam kitab kehidupan.
Filipi 2 : 1
1 Jadi karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan,
Filipi 2 : 2
2 karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan,
Filipi 2 : 3
3 dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri;
Filipi 2 : 4
4 dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.
1 Korintus 6 : 7
7 Adanya saja perkara di antara kamu yang seorang terhadap yang lain telah merupakan kekalahan bagi kamu. Mengapa kamu tidak lebih suka menderita ketidakadilan? Mengapakah kamu tidak lebih suka dirugikan?
- Bagikan pada anggota yang lain apa hal yang paling membekas bagi Anda dari kotbah hari Minggu kemarin (Ilustrasi? Poin kotbah? Suasana hati Anda? Dsb)? Mengapa?
- Bila Anda diminta mendefinisikan kesombongan, kira-kira apa yang akan menjadi penjelasan Anda?
- Dalam hal apa Anda bergumul dengan kesombongan? Apakah kesombongan Anda pernah membawa Anda pada konflik dengan orang lain?
- Bagaimana pembahasan firman Tuhan hari ini menolong Anda bersikap lebih rendah hati?
- Bagaimana Anda mendefinisikan kerendahan hati?
- Apakah Anda siap dirugikan bila melalui kerugian itu ada kebaikan bersama yang bisa dinikmati lebih banyak orang?
Coba pikirkan dan lakukan satu hal yang Anda akan lakukan untuk menekan kesombongan Anda
- Doakan agar setiap anak-anak Allah belajar melihat saudara seimannya lebih utama sehingga ada kasih dan bukan perpecahan di antara mereka.
- Doakan para hamba Tuhan dan majelis GKA Gloria agar mereka terus menghidupi nilai-nilai kerendahan hati ini dalam pelayanan, rapat, dan kehidupan pribadi mereka.