RINGKASAN KHOTBAH
19 FEBRUARI 2023
Bahan Pertemuan Kelompok Kecil
Filipi 1 : 3-8
Ucapan syukur dan doa
3 Aku mengucap syukur kepada Allahku setiap kali aku mengingat kamu.
4 Dan setiap kali aku berdoa untuk kamu semua, aku selalu berdoa dengan sukacita.
5 Aku mengucap syukur kepada Allahku karena persekutuanmu dalam Berita Injil mulai dari hari pertama sampai sekarang ini.
6 Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus.
7 Memang sudahlah sepatutnya aku berpikir demikian akan kamu semua, sebab kamu ada di dalam hatiku, oleh karena kamu semua turut mendapat bagian dalam kasih karunia yang diberikan kepadaku, baik pada waktu aku dipenjarakan, maupun pada waktu aku membela dan meneguhkan Berita Injil.
8 Sebab Allah adalah saksiku betapa aku dengan kasih mesra Kristus Yesus merindukan kamu sekalian.
Sesudah menjelaskan pengirim dan penerima surat, Paulus melanjutkan dengan harapan dan doa. Hal ini memang menjadi pola umum surat-surat yang ditulis pada masa itu. Meski demikian, Paulus nampaknya punya penekanan khas, yang berbeda dari surat-surat masa itu. M. F. Bird dan N. K. Gupta menjelaskan bahwa surat-surat pada masa itu biasanya dimulai dengan doa atau ucapan syukur bagi/karena kesehatan penerima atau harapan supaya keadaan penerima baik-baik saja (mis. 3Yoh. 2). Menariknya, di sini Paulus dengan sukacita mengucap syukur kepada Allah justru karena hal yang lain (ay. 3-4). Setidaknya ada dua hal utama yang membuat Paulus mengucap syukur kepada Allah.
Pertama, Paulus bersyukur karena persekutuan mereka dalam Berita Injil (ay. 5). Kata “persekutuan” (Yun. Koinonia) di sini bicara lebih dari sekadar persahabatan atau pertemanan. D. A. Carson menjelaskan bahwa inti dari koinonia ialah pengorbanan agar sebuah visi bersama bisa terlaksana dengan baik. Dalam konteks Filipi, visi bersamanya jelas ialah pemberitaan Injil seluas mungkin. Sementara pengorbanan yang dilakukan Jemaat Filipi nampaknya merujuk pada dua hal: Pertama, dukungan finansial yang diberikan Jemaat Filipi untuk pelayanan Paulus (bnd. 4:15-16); Kedua, perjuangan keras Jemaat untuk menghadirkan Injil melalui hidup mereka. Jadi, alasan pertama Paulus bersyukur ialah karena Jemaat berusaha menghadirkan Berita Injil dengan segala cara. Luar biasanya lagi, hal ini mereka lakukan “mulai dari hari pertama sampai sekarang ini.” Rentang waktu yang cukup lama ini mengdindikasikan ketekunan mereka dalam menghadirkan berita Injil. Lebih dalam lagi, hal ini menunjukkan Jemaat telah memiliki kesadaran bahwa Injil merupakan sesuatu yang penting.
Kedua, Paulus bersyukur karena karya Allah bagi mereka (ay. 6). Alasan lain Paulus mengucap syukur ialah karena ia tahu bahwa Allah sedang mengerjakan hal yang baik di tengah-tengah mereka. Pertanyaannya apa ‘sesuatu yang baik’ yang dimaksud di sini? Beberapa penafsir menduga hal ini terkait dengan dukungan finansial mereka untuk pelayanan Paulus. Akan tetapi, pernyataan Paulus mengenai “hari Kristus Yesus” nampaknya tidak mendukung hal itu. Apalagi Paulus bukan bicara tentang perbuatan baik Allah “melalui kamu,” melainkan “di antara kamu.” Menilik konteks, nampaknya lebih tepat memahami pekerjaan baik di sini bicara soal karya keselamatan Allah yang menjadikan mereka ciptaan baru. Paulus yakin Allah memelihara mereka dalam anugerah, sehingga mereka dimampukan untuk bertekun dan bertumbuh dalam keselamatan. Hal ini terbukti dari kesetiaan mereka untuk mengambil bagian dalam pemberitaan Injil tadi. Jadi, alasan kedua Paulus bersukacita ialah karena Allah memelihara Jemaat sehingga mereka bisa menghidupi keselamatan dan bertekun di dalamnya.
Dua alasan Paulus ini mengajar kita mengenai hal terpenting dalam kehidupan. Bagi Jemaat yang bergumul dengan kesulitan hidup (bnd. 1:27-30), doa mengenai kesehatan dan keadaan yang baik tentu lebih mengena. Tapi bagi Paulus bukan itu yang paling penting, dan bukan itu yang membuatnya bersukacita. Bagi Paulus, kesadaran kita mengenai keutamaan Injil dan keselamatan kita jauh lebih penting. Keadaan mungkin tidak seperti yang kita harapkan, tetapi bersyukurlah ketika Allah memampukan kita menyadari dan menghidupi hal yang terpenting.
- Bagikan pada anggota yang lain apa hal yang paling membekas bagi Anda dari kotbah hari Minggu kemarin (Ilustrasi? Poin kotbah? Suasana hati Anda? dsb)? Mengapa?
- Apa hal-hal yang selama ini Anda anggap paling penting dalam kehidupan Anda?
- Menurut Anda mengapa Paulus menganggap Injil dan keselamatan kita jauh lebih penting ketimbang keadaan yang baik-baik saja?
- Kalau memang Injil itu adalah hal yang penting, apa sikap yang Anda akan lakukan untuk menunjukkan hal itu?
- Bagaimana pesan Paulus ini menolong Anda menyikapi keadaan di masa-masa yang sulit?