Sabtu, 17 Desember 2022
“Takhta-Mu tegak sejak dahulu kala, dari kekal Engkau ada.” (Mazmur 93:2)
Bacaan hari ini: Mazmur 93:1-5 | Bacaan setahun: Mazmur 93-94
Mazmur 93 : 1-5
TUHAN, raja yang kekal
1 TUHAN adalah Raja, Ia berpakaian kemegahan, TUHAN berpakaian, berikat pinggang kekuatan. Sungguh, telah tegak dunia, tidak bergoyang;
2 takhta-Mu tegak sejak dahulu kala, dari kekal Engkau ada.
3 Sungai-sungai telah mengangkat, ya TUHAN, sungai-sungai telah mengangkat suaranya, sungai-sungai mengangkat bunyi hempasannya.
4 Dari pada suara air yang besar, dari pada pecahan ombak laut yang hebat, lebih hebat TUHAN di tempat tinggi.
5 Peraturan-Mu sangat teguh; bait-Mu layak kudus, ya TUHAN, untuk sepanjang masa.
Mazmur 94
Allah, pembela keadilan
1 Ya Allah pembalas, ya TUHAN, ya Allah pembalas, tampillah!
2 Bangunlah, ya Hakim bumi, balaslah kepada orang-orang congkak apa yang mereka lakukan!
3 Berapa lama lagi orang-orang fasik, ya TUHAN, berapa lama lagi orang-orang fasik beria-ria?
4 Mereka memuntahkan kata-kata yang kurang ajar dan semua orang yang melakukan kejahatan itu menyombong.
5 Umat-Mu, ya TUHAN, mereka remukkan, dan milik-Mu sendiri mereka tindas;
6 janda dan orang asing mereka sembelih, dan anak-anak yatim mereka bunuh;
7 dan mereka berkata: “TUHAN tidak melihatnya, dan Allah Yakub tidak mengindahkannya.”
8 Perhatikanlah, hai orang-orang bodoh di antara rakyat! Hai orang-orang bebal, bilakah kamu memakai akal budimu?
9 Dia yang menanamkan telinga, masakan tidak mendengar? Dia yang membentuk mata, masakan tidak memandang?
10 Dia yang menghajar bangsa-bangsa, masakan tidak akan menghukum? Dia yang mengajarkan pengetahuan kepada manusia?
11 TUHAN mengetahui rancangan-rancangan manusia; sesungguhnya semuanya sia-sia belaka.
12 Berbahagialah orang yang Kauhajar, ya TUHAN, dan yang Kauajari dari Taurat-Mu,
13 untuk menenangkan dia terhadap hari-hari malapetaka, sampai digali lobang untuk orang fasik.
14 Sebab TUHAN tidak akan membuang umat-Nya, dan milik-Nya sendiri tidak akan ditinggalkan-Nya;
15 sebab hukum akan kembali kepada keadilan, dan akan diikuti oleh semua orang yang tulus hati.
16 Siapakah yang bangkit bagiku melawan orang-orang jahat, siapakah yang tampil bagiku melawan orang-orang yang melakukan kejahatan?
17 Jika bukan TUHAN yang menolong aku, nyaris aku diam di tempat sunyi.
18 Ketika aku berpikir: “Kakiku goyang,” maka kasih setia-Mu, ya TUHAN, menyokong aku.
19 Apabila bertambah banyak pikiran dalam batinku, penghiburan-Mu menyenangkan jiwaku.
20 Masakan bersekutu dengan Engkau takhta kebusukan, yang merancangkan bencana berdasarkan ketetapan?
21 Mereka bersekongkol melawan jiwa orang benar, dan menyatakan fasik darah orang yang tidak bersalah.
22 Tetapi TUHAN adalah kota bentengku dan Allahku adalah gunung batu perlindunganku.
23 Ia akan membalas kepada mereka perbuatan jahat mereka, dan karena kejahatan mereka Ia akan membinasakan mereka; TUHAN, Allah kita, akan membinasakan mereka.
Akar penolakan manusia terhadap keberadaan Allah bukan karena dunia dipenuhi problem kejahatan, ketidakadilan atau Allah nampak tidak berbuat apa-apa terhadapnya; melainkan karena manusia meletakkan dirinya sebagai penentu kebenaran atas segala yang dinilai, termasuk keberadaan Allah. Manusia telah “mendongkel” takhta Allah dan meletakkan dirinya di sana. Itulah sebabnya manusia yang menolak keberadaan Allah, menjadikan dirinya “allah,” yaitu penentu kebenaran.
Dalam Mazmur 93 ini, pemazmur mengajak tiap kita untuk mengenal Allah. Di balik segala kehidupan alam semesta ini, Tuhan adalah Raja. Ia bukan saja menciptakan segala yang ada, tetapi juga memerintah segala yang ada (ay. 1-2). Hukum alam dan kompleksitas kehidupan dalam dunia ini sesungguhnya membuktikan bahwa semua ciptaan itu tidak ada dengan sendirinya dan berjalan sendiri, melainkan diciptakan dan Tuhan memerintah atasnya.
Pemazmur juga mengajak kita untuk melihat bahwa keindahan dan kekaguman kita akan ciptaan Tuhan membuktikan bahwa Ia melampaui ciptaan-Nya (ay. 3-4). Tentu kita tidak dapat menyamakan antara ciptaan dengan pencipta. Pencipta tentu melampaui ciptaan-Nya. Demikian pula segala yang terjadi dalam dunia ini, tidak terlalu sulit bagi Tuhan untuk mengaturnya, sebab Ia adalah Raja semesta. Ia mencipta, memerintah, menopang segala yang ada, termasuk kehidupan kita. Segala yang terjadi dalam dunia ini berada dalam kendali dan kehendak Tuhan. Jika Tuhan seperti berdiam diri, kejahatan dan ketidakadilan seperti tidak terkendali, manusia menganggap kosong perintah Tuhan, ingatlah bahwa Tuhan Raja semesta tidak bekerja secara serampangan ataupun tidak terencana. Sebaliknya jika kita melihat kehidupan ini nampak chaos, jangan terburu-buru “menghakimi” Tuhan. Sebaliknya, hakimilah diri kita, mengapa Tuhan membiarkan semua itu terjadi, apa yang Tuhan sedang katakan melalui semua peristiwa di dunia ini? Tuhan berbicara melalui firman-Nya, tetapi juga memberi pesan melalui keputusan-Nya dalam dunia ini.
STUDI PRIBADI: Apa arti dari: Tuhan itu Raja semesta alam? Apakah kejahatan, peristiwa- peristiwa buruk yang terjadi membuktikan bahwa Tuhan itu tidak ada?
Pokok Doa: Berdoalah agar jemaat Tuhan semakin bertumbuh dalam pengenalan mereka tentang Tuhan dan meletakkan pengharapan mereka hanya kepada Tuhan.