Selasa, 18 Oktober 2022
“Siapakah dia yang menggelapkan keputusan dengan perkataan-perkataan yang tidak berpengetahuan? Bersiaplah engkau sebagai laki-laki! Aku akan menanyai engkau, supaya engkau memberitahu Aku.” (Ayub 38:2-3)
Bacaan hari ini: Ayub 38:1-38 | Bacaan tahunan: Ayub 38
Ayub 38 : 1-38
Kekuasaan TUHAN di alam semesta
1 Maka dari dalam badai TUHAN menjawab Ayub:
2 “Siapakah dia yang menggelapkan keputusan dengan perkataan-perkataan yang tidak berpengetahuan?
3 Bersiaplah engkau sebagai laki-laki! Aku akan menanyai engkau, supaya engkau memberitahu Aku.
4 Di manakah engkau, ketika Aku meletakkan dasar bumi? Ceritakanlah, kalau engkau mempunyai pengertian!
5 Siapakah yang telah menetapkan ukurannya? Bukankah engkau mengetahuinya? –Atau siapakah yang telah merentangkan tali pengukur padanya?
6 Atas apakah sendi-sendinya dilantak, dan siapakah yang memasang batu penjurunya
7 pada waktu bintang-bintang fajar bersorak-sorak bersama-sama, dan semua anak Allah bersorak-sorai?
8 Siapa telah membendung laut dengan pintu, ketika membual ke luar dari dalam rahim? —
9 ketika Aku membuat awan menjadi pakaiannya dan kekelaman menjadi kain bedungnya;
10 ketika Aku menetapkan batasnya, dan memasang palang dan pintu;
11 ketika Aku berfirman: Sampai di sini boleh engkau datang, jangan lewat, di sinilah gelombang-gelombangmu yang congkak akan dihentikan!
12 Pernahkah dalam hidupmu engkau menyuruh datang dinihari atau fajar kautunjukkan tempatnya
13 untuk memegang ujung-ujung bumi, sehingga orang-orang fasik dikebaskan dari padanya?
14 Bumi itu berubah seperti tanah liat yang dimeteraikan, segala sesuatu berwarna seperti kain.
15 Orang-orang fasik dirampas terangnya, dan dipatahkan lengan yang diacungkan.
16 Engkaukah yang turun sampai ke sumber laut, atau berjalan-jalan melalui dasar samudera raya?
17 Apakah pintu gerbang maut tersingkap bagimu, atau pernahkah engkau melihat pintu gerbang kelam pekat?
18 Apakah engkau mengerti luasnya bumi? Nyatakanlah, kalau engkau tahu semuanya itu.
19 Di manakah jalan ke tempat kediaman terang, dan di manakah tempat tinggal kegelapan,
20 sehingga engkau dapat mengantarnya ke daerahnya, dan mengetahui jalan-jalan ke rumahnya?
21 Tentu engkau mengenalnya, karena ketika itu engkau telah lahir, dan jumlah hari-harimu telah banyak!
22 Apakah engkau telah masuk sampai ke perbendaharaan salju, atau melihat perbendaharaan hujan batu,
23 yang Kusimpan untuk masa kesesakan, untuk waktu pertempuran dan peperangan?
24 Di manakah jalan ke tempat terang berpencar, ke tempat angin timur bertebar ke atas bumi?
25 Siapakah yang menggali saluran bagi hujan deras dan jalan bagi kilat guruh,
26 untuk memberi hujan ke atas tanah di mana tidak ada orang, ke atas padang tandus yang tidak didiami manusia;
27 untuk mengenyangkan gurun dan belantara, dan menumbuhkan pucuk-pucuk rumput muda?
28 Apakah hujan itu berayah? Atau siapakah yang menyebabkan lahirnya titik air embun?
29 Dari dalam kandungan siapakah keluar air beku, dan embun beku di langit, siapakah yang melahirkannya?
30 Air membeku seperti batu, dan permukaan samudera raya mengeras.
31 Dapatkah engkau memberkas ikatan bintang Kartika, dan membuka belenggu bintang Belantik?
32 Dapatkah engkau menerbitkan Mintakulburuj pada waktunya, dan memimpin bintang Biduk dengan pengiring-pengiringnya?
33 Apakah engkau mengetahui hukum-hukum bagi langit? atau menetapkan pemerintahannya di atas bumi?
34 Dapatkah engkau menyaringkan suaramu sampai ke awan-awan, sehingga banjir meliputi engkau?
35 Dapatkah engkau melepaskan kilat, sehingga sabung-menyabung, sambil berkata kepadamu: Ya?
36 Siapa menaruh hikmat dalam awan-awan atau siapa memberikan pengertian kepada gumpalan mendung?
37 Siapa dapat menghitung awan dengan hikmat, dan siapa dapat mencurahkan tempayan-tempayan langit,
38 ketika debu membeku menjadi logam tuangan, dan gumpalan tanah berlekat-lekatan?
39 (38-1) Dapatkah engkau memburu mangsa untuk singa betina, dan memuaskan selera singa-singa muda,
40 (38-2) kalau mereka merangkak di dalam sarangnya, mengendap di bawah semak belukar?
41 (38-3) Siapakah yang menyediakan mangsa bagi burung gagak, apabila anak-anaknya berkaok-kaok kepada Allah, berkeliaran karena tidak ada makanan?
Sebuah pertanyaan pasti punya jawaban, karena sesuatu ditanyakan perlu dijawab atau diperjelas sehingga tidak menimbulkan tanda tanya. Meski demikian, tidak dipungkiri adanya pertanyaan yang sulit dan tidak ada jawabannya, sehingga orang menjawabnya, “hanya Tuhan yang tahu!” Semua pertanyaan sulit, khususnya yang menyangkut seisi dunia ini, memang hanya Tuhan yang tahu karena Tuhan Mahatahu dan Mahakuasa. Allah dengan segala rencana dan kehendak-Nya pun akan sulit dimengerti oleh manusia yang terbatas pikirannya.
Inilah serentetan jawaban Allah terhadap pertanyaan Ayub mengenai penderitaan dan pergumulan yang ia alami. Bagian ps. 38-42 menunjukkan jawab Tuhan kepada Ayub. Allah sendiri yang menyapa Ayub (1), dan mau menyatakan peranan Ilahi dari semua kejadian yang menimpa Ayub. Di sini Allah menunjukkan kehadiran dan bentuk perhatian Allah bagi hamba-Nya yang sedang bergumul. Allah mengetahui dengan jelas pemahaman Ayub tentang Allah bukan akibat dari kegagalan iman dan kasihnya kepada Allah, namun Allah dalam ke-Mahakuasaan-Nya ingin agar Ayub tetap bersandar dan berserah pada pengaturan Allah (4-11). Allah merindukan agar Ayub tetap setia dan tidak menjadi seperti orang fasik (12-15), tetap rendah hati (16-18), semakin mengenal Allah (19-21), sadar ke-Mahakuasan-Nya (22- 30) dan kedaulatan-Nya (31-38).
Kata “siapa-kah” yang dicatat dalam bagian ini (ay. 2, 5, 8, 25, 36, 37) hendak menunjukkan kepada Ayub tentang siapa dirinya dan siapa Allah. Sebagai manusia, Ayub hanyalah ciptaan dan Allah adalah Sang Pencipta. Dengan demikian, nalar dan pengetahuan sebagai ciptaan membuat Ayub melihat bahwa dirinya hanyalah bagian kecil dari ciptaan Allah. Pertanyaan manusia, khususnya Ayub mengenai hal-hal yang dialaminya, membawa kepada suatu refleksi bahwa sungguh Allah berdaulat dan perduli kepada manusia ciptaan-Nya. Tuhan tidak pernah keliru menempatkan manusia dalam pergumulannya, termasuk situasi yang paling sulitpun. Ayub yang di kemudian hari mengalami pemulihan Tuhan, telah membuktikan bahwa Allah baik adanya, bukan hanya di saat keluar dari pergumulan, tapi dalam badai pergumulan pun, Ia tetap baik dan mengasihi umat-Nya.
STUDI PRIBADI: Apakah yang membuat manusia menyadari ke-Mahakuasaan Allah?
Pokok Doa: Berdoa untuk mereka yang belum mengenal Allah yang benar, terbuka dengan kebenaran & mengenal Allah, menyadari keberadaan-Nya, sehingga percaya kepada Allah yang benar di dalam Tuhan Yesus Kristus.