Minggu, 11 September 2022
“’Ya, Tuhan, berilah telinga kepada doa hamba-Mu ini dan kepada doa hamba-hamba-Mu yang rela takut akan nama-Mu, dan biarlah hamba-Mu berhasil hari ini dan mendapat belas kasihan dari orang ini.’ Ketika itu aku ini juru minuman raja.” (Nehemia 1:11)
Bacaan hari ini: Nehemia 1:1-11 | Bacaan setahun: Nehemia 1
Nehemia 1 : 1-11
Doa Nehemia bagi orang Israel
1 Riwayat Nehemia bin Hakhalya. Pada bulan Kislew tahun kedua puluh, ketika aku ada di puri Susan,
2 datanglah Hanani, salah seorang dari saudara-saudaraku dengan beberapa orang dari Yehuda. Aku menanyakan mereka tentang orang-orang Yahudi yang terluput, yang terhindar dari penawanan dan tentang Yerusalem.
3 Kata mereka kepadaku: “Orang-orang yang masih tinggal di daerah sana, yang terhindar dari penawanan, ada dalam kesukaran besar dan dalam keadaan tercela. Tembok Yerusalem telah terbongkar dan pintu-pintu gerbangnya telah terbakar.”
4 Ketika kudengar berita ini, duduklah aku menangis dan berkabung selama beberapa hari. Aku berpuasa dan berdoa ke hadirat Allah semesta langit,
5 kataku: “Ya, TUHAN, Allah semesta langit, Allah yang maha besar dan dahsyat, yang berpegang pada perjanjian dan kasih setia-Nya terhadap orang yang kasih kepada-Nya dan tetap mengikuti perintah-perintah-Nya,
6 berilah telinga-Mu dan bukalah mata-Mu dan dengarkanlah doa hamba-Mu yang sekarang kupanjatkan ke hadirat-Mu siang dan malam bagi orang Israel, hamba-hamba-Mu itu, dengan mengaku segala dosa yang kami orang Israel telah lakukan terhadap-Mu. Juga aku dan kaum keluargaku telah berbuat dosa.
7 Kami telah sangat bersalah terhadap-Mu dan tidak mengikuti perintah-perintah, ketetapan-ketetapan dan peraturan-peraturan yang telah Kauperintahkan kepada Musa, hamba-Mu itu.
8 Ingatlah akan firman yang Kaupesan kepada Musa, hamba-Mu itu, yakni: Bila kamu berubah setia, kamu akan Kucerai-beraikan di antara bangsa-bangsa.
9 Tetapi, bila kamu berbalik kepada-Ku dan tetap mengikuti perintah-perintah-Ku serta melakukannya, maka sekalipun orang-orang buanganmu ada di ujung langit, akan Kukumpulkan mereka kembali dan Kubawa ke tempat yang telah Kupilih untuk membuat nama-Ku diam di sana.
10 Bukankah mereka ini hamba-hamba-Mu dan umat-Mu yang telah Kaubebaskan dengan kekuatan-Mu yang besar dan dengan tangan-Mu yang kuat?
11 Ya, Tuhan, berilah telinga kepada doa hamba-Mu ini dan kepada doa hamba-hamba-Mu yang rela takut akan nama-Mu, dan biarlah hamba-Mu berhasil hari ini dan mendapat belas kasihan dari orang ini.” Ketika itu aku ini juru minuman raja.
Kesadaran Nehemia untuk berdoa dan berpuasa kepada Tuhan dikarenakan berita yang ia dengar dari saudaranya tentang kondisi negeri Yehuda, baik secara fisik, spiritual, dan kehidupan rakyatnya yang menyedihkan. Hal ini menimbulkan keprihatinan Nehemia, sehingga tidak ada respons lain selain datang berdoa kepada Tuhan. Dalam doanya, Nehemia menyatakan siapa Allah mereka berdasarkan firman Tuhan dan bagaimana umat Tuhan harus berespons kepada Tuhan dalam situasi tersebut berdasarkan firman Tuhan.
Hal pertama yang keluar dari mulut Nehemia adalah satu pengakuan terhadap pribadi Allah, “Ya, TUHAN, Allah semesta langit, Allah yang maha besar dan dahsyat, yang berpegang pada perjanjian dan kasih setia-Nya terhadap orang yang kasih kepada-Nya dan tetap mengikuti perintah- perintah-Nya” (ay. 5). Hal ini tentu tidak asing bagi kita, kebenaran pribadi Allah yang besar dan setia, yang dapat dipercayai dan tidak berubah, inilah yang mendorong umat-Nya datang kepada Allah setiap waktu dan kondisi. Bila Allah kita adalah Allah yang suka berubah, atau mengandalkan mood sebagaimana sifat manusia, tentu celakalah kita, kita akan datang dengan perasaan takut, kita merasa terancam dan tidak tenang.
Berdasar kasih setia Tuhan yang besar inilah, maka Nehemia berterus terang apa adanya tentang kondisi bangsa Yehuda, yang telah melanggar firman Tuhan, melanggar perjanjian Tuhan, dan melakukan dosa-dosa yang besar dan menjijikkan di hadapan Tuhan. Oleh sebab itu, mereka menjadi bangsa buangan, tertawaan bangsa asing, dan terhina. Nehemia memohon belas kasih Tuhan untuk kondisi mereka dengan mengakui bahwa semua ini terjadi akibat dosa mereka. Dari kesadaran inilah, Nehemia di bagian akhir doanya memohon pemulihan TUHAN; dia sadar betul bahwa tidak mungkin mengandalkan diri mereka sendiri untuk bisa berbalik pulih. Nehemia juga menyebutkan janji pemulihan TUHAN atas mereka, bukan karena TUHAN lupa, melainkan Nehemia memohon belas kasihan agar TUHAN mengingat janji-janji-Nya atas umat-Nya.
STUDI PRIBADI: Tiga langkah pemulihan dosa: pengakuan kebesaran Allah; pengakuan dosa, penyesalan & tanggung jawab; mohon pemulihan Tuhan, dan ingat janji-janji Tuhan.
Pokok Doa: Doakan saudara-saudara seiman kita agar memiliki hati yang terbuka dan jujur di hadapan Tuhan ketika datang dalam doa kepada-Nya.