Rabu, 15 Juni 2022
“...terlebih lagi sekarang, setelah orang-orang fasik membunuh seorang yang benar, di rumahnya di atas tempat tidurnya, tidakkah aku menuntut darahnya dari pada kamu dan melenyapkan kamu dari muka bumi?” (2 Samuel 4:11)
Bacaan hari ini: 2 Samuel 4 | Bacaan setahun: 2 Samuel 4
2 Samuel 4
Isyboset dibunuh
1 Ketika didengar anak Saul, bahwa Abner sudah mati di Hebron, maka hilanglah keberaniannya, dan terkejutlah seluruh orang Israel.
2 Anak Saul mempunyai dua orang sebagai kepala gerombolan, yang satu bernama Baana dan yang kedua bernama Rekhab, keduanya anak Rimon, orang Benyamin dari Beerot. –Sebab Beerotpun terhitung daerah Benyamin.
3 Orang Beerot sudah melarikan diri ke Gitaim dan menjadi pendatang di sana sampai sekarang. —
4 Yonatan, anak Saul, mempunyai seorang anak laki-laki, yang cacat kakinya. Ia berumur lima tahun, ketika datang kabar tentang Saul dan Yonatan dari Yizreel. Inang pengasuhnya mengangkat dia pada waktu itu, lalu lari, tetapi karena terburu-buru larinya, anak itu jatuh dan menjadi timpang. Ia bernama Mefiboset.
5 Anak-anak Rimon, orang Beerot itu, yakni Rekhab dan Baana, pergi, lalu sampai pada waktu hari panas terik ke rumah Isyboset, ketika ia sedang berbaring siang hari.
6 Kebetulan penjaga pintu rumah itu mengantuk dan tertidur, ketika sedang membersihkan gandum. Demikianlah Rekhab dan Baana menyusup ke dalam.
7 Mereka masuk ke dalam rumah itu, ketika Isyboset sedang berbaring di atas tempat tidurnya di dalam kamar tidurnya, membunuh dia lalu memenggal kepalanya. Mereka membawa kepalanya itu, lalu berjalan semalam-malaman melalui jalan dari Araba-Yordan.
8 Kepala Isyboset itu dibawa mereka kepada Daud di Hebron dan mereka berkata kepada raja: “Inilah kepala Isyboset, anak Saul, musuhmu itu, yang ingin mencabut nyawamu; TUHAN pada hari ini telah membiarkan tuanku raja mengadakan pembalasan atas Saul dan atas keturunannya.”
9 Tetapi Daud menjawab Rekhab dan Baana, saudaranya, anak-anak Rimon, orang Beerot itu, katanya kepada mereka: “Demi TUHAN yang hidup, yang telah membebaskan nyawaku dari segala kesesakan!
10 Ketika ada orang yang membawa kabar kepadaku demikian: Saul sudah mati! dan memandang dirinya sebagai orang yang menyampaikan kabar baik, maka aku menangkap dan membunuh dia di Ziklag, dan dengan demikian aku memberikan kepadanya upah kabarnya;
11 terlebih lagi sekarang, setelah orang-orang fasik membunuh seorang yang benar, di rumahnya di atas tempat tidurnya, tidakkah aku menuntut darahnya dari pada kamu dan melenyapkan kamu dari muka bumi?”
12 Sesudah itu Daud memberi perintah kepada anak buahnya untuk membunuh mereka; tangan dan kaki mereka dipotong, kemudian mayat mereka digantung di tepi telaga di Hebron. Tetapi kepala Isyboset diambil dan dikuburkan di dalam kubur Abner di Hebron.
Kita pernah mendengar kalimat: “Pembalasan itu lebih kejam!” Setuju atau tidak, kalimat ini kuat kebenarannya bagi yang pernah tersakiti, sehingga sangat mungkin terjadinya balas dendam.
Namun tidak dengan Daud. Sekalipun keluarga Saul memusuhinya, Daud tetap memberikan rasa hormat, termasuk kepada Isyboset. Daud melakukan hal ini karena ia memegang prinsip hidup bahwa raja Israel, yaitu Saul, sekalipun memusuhinya, adalah pemimpin bangsa Israel, yang diurapi pada waktu menjadi raja (2Sam. 1:14). Betapapun keluarga Saul memusuhinya, Daud tetap menghormati mereka.
Maka suatu kali terjadilah, Rekhab dan Baana, anak Rimon, orang Benyamin, melakukan pembunuhan kepada Isyboset; bukan pada waktu perang, tetapi pada waktu Isyboset sedang berbaring siang. Mereka berpikir dengan membunuh Isyboset akan mendapat pujian dari Daud. Mereka pun memenggal kepalanya, dan membawanya kepada Daud: “Inilah kepala Isyboset, anak Saul, musuhmu itu, yang ingin mencabut nyawamu; TUHAN pada hari ini telah membiarkan tuanku raja mengadakan pembalasan atas Saul dan atas keturunannya” (2 Sam. 4:8).
Di luar dugaan, semula mereka ingin pujian Daud, namun justru Daud mengecam mereka: “Demi TUHAN yang hidup, yang telah membebaskan nyawaku dari segala kesesakan! Ketika ada orang yang membawa kabar kepadaku demikian: Saul sudah mati! dan memandang dirinya sebagai orang yang menyampaikan kabar baik, maka aku menangkap dan membunuh dia di Ziklag, dan dengan demikian aku memberikan kepadanya upah kabarnya; terlebih lagi sekarang, setelah orang-orang fasik membunuh seorang yang benar, di rumahnya di atas tempat tidurnya, tidakkah aku menuntut darahnya dari pada kamu dan melenyapkan kamu dari muka bumi?” (2Sam. 4:9-11). Bagaimana dengan kita?
Maukah kita mengampuni mereka yang bersalah, dan menyerahkan pembalasan kepada Tuhan, “Pembalasan itu adalah hak-KU” (Rm. 12:19- 21). Jangan kalah dengan kejahatan, kalahkan kejahatan dengan kebaikan!
STUDI PRIBADI: Apakah yang membuat Daud justru membunuh Rekhab dan Baana yang bersikap membela Daud? Pelajaran apa yang Anda dapatkan melalui kisah ini?
Pokok Doa: Berdoalah bagi jemaat Tuhan agar tidak membenci orang yang menyakiti mereka dengan kejahatan. Sebaliknya menyerahkan pembalasan pada Tuhan. Berdoa, pola hidup saling mengampuni semakin berkembang.