Selasa, 28 Desember 2021
Bacaan hari ini: Lukas 5:1-11 Bacaan setahun: Zakharia 5-8
“Kata Yesus kepada Simon: Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia.” (Lukas 5:10b)
Lukas 5 : 1-11
Penjala ikan menjadi penjala manusia
1 Pada suatu kali Yesus berdiri di pantai danau Genesaret, sedang orang banyak mengerumuni Dia hendak mendengarkan firman Allah.
2 Ia melihat dua perahu di tepi pantai. Nelayan-nelayannya telah turun dan sedang membasuh jalanya.
3 Ia naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai. Lalu Ia duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu.
4 Setelah selesai berbicara, Ia berkata kepada Simon: “Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan.”
5 Simon menjawab: “Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga.”
6 Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak.
7 Lalu mereka memberi isyarat kepada teman-temannya di perahu yang lain supaya mereka datang membantunya. Dan mereka itu datang, lalu mereka bersama-sama mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam.
8 Ketika Simon Petrus melihat hal itu iapun tersungkur di depan Yesus dan berkata: “Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa.”
9 Sebab ia dan semua orang yang bersama-sama dengan dia takjub oleh karena banyaknya ikan yang mereka tangkap;
10 demikian juga Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, yang menjadi teman Simon. Kata Yesus kepada Simon: “Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia.”
11 Dan sesudah mereka menghela perahu-perahunya ke darat, merekapun meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Yesus.
Zakharia 5
Penglihatan keenam: gulungan kitab yang terbang
1 Aku melayangkan mataku pula, maka aku melihat: tampak sebuah gulungan kitab yang terbang.
2 Berkatalah ia kepadaku: “Apa yang engkau lihat?” Jawabku: “Aku melihat sebuah gulungan kitab yang terbang; panjangnya dua puluh hasta dan lebarnya sepuluh hasta.”
3 Lalu ia berkata kepadaku: “Inilah sumpah serapah yang keluar menimpa seluruh negeri; sebab menurut sumpah serapah itu setiap pencuri di sini masih bebas dari hukuman, dan setiap orang yang bersumpah palsu di sini juga masih bebas dari hukuman.
4 Aku telah menyuruhnya keluar, demikianlah firman TUHAN semesta alam, supaya itu masuk ke dalam rumah pencuri dan ke dalam rumah orang yang bersumpah palsu demi nama-Ku, dan supaya itu bermalam di dalam rumah mereka dan memusnahkannya, baik kayunya maupun batu-batunya.”
Penglihatan ketujuh: perempuan dalam gantang
5 Tampillah malaikat yang berbicara dengan aku itu, katanya kepadaku: “Cobalah layangkan matamu dan lihatlah apa yang muncul itu!”
6 Lalu tanyaku: “Apa itu?” Jawabnya: “Yang muncul itu sebuah gantang!” Lagi katanya: “Inilah kejahatan mereka di seluruh negeri!”
7 Lihat, tutup timah gantang itu telah terangkat, dan seorang perempuan duduk di dalamnya!
8 Kemudian berkatalah ia: “Itulah kefasikan!” Lalu didorongnyalah perempuan itu kembali ke dalam gantang dan dibantingnyalah batu timah itu ke mulut gantang.
9 Lalu aku melayangkan mataku dan aku melihat: tampak tampil dua orang perempuan yang sayapnya didorong oleh angin. Adapun sayap mereka adalah sayap seperti burung ranggung. Mereka mengangkut gantang itu di antara bumi dan langit.
10 Bertanyalah aku kepada malaikat yang berbicara dengan aku itu: “Ke mana mereka membawa gantang itu?”
11 Jawabnya kepadaku: “Ke tanah Sinear, untuk mendirikan sebuah rumah bagi perempuan itu. Dan apabila itu selesai, maka mereka akan menempatkan dia di sana di tempat rumah itu didirikan.”
Zakharia 6
Penglihatan kedelapan: empat kereta
1 Aku melayangkan mataku pula, maka aku melihat: tampak keluar empat kereta dari antara dua gunung. Adapun gunung-gunung itu adalah gunung-gunung tembaga.
2 Kereta pertama ditarik oleh kuda merah, kereta kedua oleh kuda hitam.
3 Kereta ketiga oleh kuda putih, dan kereta keempat oleh kuda yang berbelang-belang dan berloreng-loreng.
4 Berbicaralah aku kepada malaikat yang berbicara dengan aku itu: “Apakah arti semuanya ini, tuanku?”
5 Berbicaralah malaikat itu kepadaku: “Semuanya ini keluar ke arah keempat mata angin, sesudah mereka menghadap kepada Tuhan seluruh bumi.”
6 Yang ditarik oleh kuda hitam itu keluar ke Tanah Utara; yang putih itu keluar ke arah barat; yang berbelang-belang itu keluar ke Tanah Selatan;
7 dan yang merah itu keluar, gelisah untuk pergi, hendak menjelajahi bumi. Lalu berkatalah ia: “Pergilah, jelajahilah bumi!” Maka mereka menjelajahi bumi.
8 Kemudian berteriaklah ia kepadaku: “Lihat, mereka yang keluar ke Tanah Utara itu akan menenteramkan roh-Ku di Tanah Utara.”
Kerajaan Sang Tunas di Yerusalem
9 Datanglah firman TUHAN kepadaku, bunyinya:
10 “Pergilah pada hari ini juga ke rumah Yosia bin Zefanya dan pungutlah persembahan dari pihak orang-orang buangan, yaitu dari Heldai, Tobia dan Yedaya, semuanya orang-orang yang sudah datang kembali dari Babel,
11 pungutlah perak dan emas, buatlah mahkota dan kenakanlah itu pada kepala imam besar Yosua bin Yozadak;
12 katakanlah kepadanya: Beginilah firman TUHAN semesta alam: Inilah orang yang bernama Tunas. Ia akan bertunas dari tempatnya dan ia akan mendirikan bait TUHAN.
13 Dialah yang akan mendirikan bait TUHAN, dan dialah yang akan mendapat keagungan dan akan duduk memerintah di atas takhtanya. Di sebelah kanannya akan ada seorang imam dan permufakatan tentang damai akan ada di antara mereka berdua.
14 Dan mahkota itu akan tetap tinggal dalam bait TUHAN sebagai tanda peringatan akan Heldai, Tobia, Yedaya dan akan Yosia bin Zefanya.
15 Orang-orang dari jauh akan datang untuk turut membangun bait TUHAN; maka kamu akan mengetahui bahwa TUHAN semesta alam yang mengutus aku kepadamu. Dan hal ini akan terjadi, apabila kamu dengan baik-baik mendengarkan suara TUHAN Allahmu.”
Zakharia 7
Ibadah puasa yang baik
1 Pada tahun yang keempat zaman raja Darius datanglah firman TUHAN kepada Zakharia, pada tanggal empat bulan kesembilan, yakni bulan Kislew.
2 Adapun penduduk Betel telah mengutus Sarezer dan Regem-Melekh serta orang-orangnya untuk melunakkan hati TUHAN,
3 untuk menanyakan kepada para imam dari rumah TUHAN semesta alam dan kepada nabi, demikian: “Haruskah kami sekalian menangis dan berpantang dalam bulan yang kelima seperti yang telah kami lakukan bertahun-tahun lamanya?”
4 Maka datanglah firman TUHAN semesta alam kepadaku, bunyinya:
5 “Katakanlah kepada seluruh rakyat negeri dan kepada para imam, demikian: Ketika kamu berpuasa dan meratap dalam bulan yang kelima dan yang ketujuh selama tujuh puluh tahun ini, adakah kamu sungguh-sungguh berpuasa untuk Aku?
6 Dan ketika kamu makan dan ketika kamu minum, bukankah kamu makan dan minum untuk dirimu sendiri?
7 Bukankah ini firman yang telah disampaikan TUHAN dengan perantaraan para nabi yang dahulu, ketika Yerusalem dengan kota-kota yang di sekelilingnya masih didiami orang dan masih sentosa dan Tanah Negeb dan Daerah Bukit masih didiami?”
8 Firman TUHAN datang kepada Zakharia, bunyinya:
9 “Beginilah firman TUHAN semesta alam: Laksanakanlah hukum yang benar dan tunjukkanlah kesetiaan dan kasih sayang kepada masing-masing!
10 Janganlah menindas janda dan anak yatim, orang asing dan orang miskin, dan janganlah merancang kejahatan dalam hatimu terhadap masing-masing.”
11 Tetapi mereka tidak mau menghiraukan, dilintangkannya bahunya untuk melawan dan ditulikannya telinganya supaya jangan mendengar.
12 Mereka membuat hati mereka keras seperti batu amril, supaya jangan mendengar pengajaran dan firman yang disampaikan TUHAN semesta alam melalui roh-Nya dengan perantaraan para nabi yang dahulu. Oleh sebab itu datang murka yang hebat dari pada TUHAN.
13 “Seperti mereka tidak mendengarkan pada waktu dipanggil, demikianlah Aku tidak mendengarkan pada waktu mereka memanggil, firman TUHAN semesta alam.
14 Oleh sebab itu Aku meniupkan mereka seperti angin badai ke antara segala bangsa yang tidak dikenal mereka, dan sesudahnya tanah itu menjadi sunyi sepi, sehingga tidak ada yang lalu lalang di sana; demikianlah mereka membuat negeri yang indah itu menjadi tempat yang sunyi sepi.”
Zakharia 8
Keselamatan bagi Israel
1 Datanglah firman TUHAN semesta alam, bunyinya:
2 “Beginilah firman TUHAN semesta alam: Aku berusaha untuk Sion dengan kegiatan yang besar dan dengan kehangatan amarah yang besar.
3 Beginilah firman TUHAN: Aku akan kembali ke Sion dan akan diam di tengah-tengah Yerusalem. Yerusalem akan disebut Kota Setia, dan gunung TUHAN semesta alam akan disebut Gunung Kudus.
4 Beginilah firman TUHAN semesta alam: Akan ada lagi kakek-kakek dan nenek-nenek duduk di jalan-jalan Yerusalem, masing-masing memegang tongkat karena lanjut usianya.
5 Dan jalan-jalan kota itu akan penuh dengan anak laki-laki dan anak perempuan yang bermain-main di situ.
6 Beginilah firman TUHAN semesta alam: Kalau pada waktu itu sisa-sisa bangsa ini menganggap hal itu ajaib, apakah Aku akan menganggapnya ajaib? demikianlah firman TUHAN semesta alam.
7 Beginilah firman TUHAN semesta alam: Sesungguhnya, Aku menyelamatkan umat-Ku dari tempat terbitnya matahari sampai kepada tempat terbenamnya,
8 dan Aku akan membawa mereka pulang, supaya mereka diam di tengah-tengah Yerusalem. Maka mereka akan menjadi umat-Ku dan Aku akan menjadi Allah mereka dalam kesetiaan dan kebenaran.”
9 Beginilah firman TUHAN semesta alam: “Kuatkanlah hatimu, hai orang-orang yang selama ini telah mendengar firman ini, yang diucapkan para nabi, sejak dasar rumah TUHAN semesta alam diletakkan, untuk mendirikan Bait Suci itu.
10 Sebab sebelum waktu itu tidak ada rezeki bagi manusia, juga tidak bagi binatang; dan karena musuh tidak ada keamanan bagi orang yang keluar dan bagi orang yang masuk, lagipula Aku membuat manusia semua bertengkar.
11 Tetapi sekarang, Aku tidak lagi seperti waktu dahulu terhadap sisa-sisa bangsa ini, demikianlah firman TUHAN semesta alam,
12 melainkan Aku akan menabur damai sejahtera. Maka pohon anggur akan memberi buahnya dan tanah akan memberi hasilnya dan langit akan memberi air embunnya. Aku akan memberi semuanya itu kepada sisa-sisa bangsa ini sebagai miliknya.
13 Dan kalau dahulu kamu telah menjadi kutuk di antara bangsa-bangsa, hai kaum Yehuda dan kaum Israel, maka sekarang Aku akan menyelamatkan kamu, sehingga kamu menjadi berkat. Janganlah takut, kuatkanlah hatimu!”
14 Sebab beginilah firman TUHAN semesta alam: “Kalau dahulu Aku telah bermaksud mendatangkan malapetaka kepada kamu, ketika nenek moyangmu membuat Aku murka, dan Aku tidak menyesal, firman TUHAN semesta alam,
15 maka pada waktu ini Aku kembali bermaksud berbuat baik kepada Yerusalem dan kepada kaum Yehuda. Janganlah takut!
16 Inilah hal-hal yang harus kamu lakukan: Berkatalah benar seorang kepada yang lain dan laksanakanlah hukum yang benar, yang mendatangkan damai di pintu-pintu gerbangmu.
17 Janganlah merancang kejahatan dalam hatimu seorang terhadap yang lain dan janganlah mencintai sumpah palsu. Sebab semuanya itu Kubenci, demikianlah firman TUHAN.”
18 Datanglah firman TUHAN semesta alam kepadaku, bunyinya:
19 “Beginilah firman TUHAN semesta alam: Waktu puasa dalam bulan yang keempat, dalam bulan yang kelima, dalam bulan yang ketujuh dan dalam bulan yang kesepuluh akan menjadi kegirangan dan sukacita dan menjadi waktu-waktu perayaan yang menggembirakan bagi kaum Yehuda. Maka cintailah kebenaran dan damai!”
Keselamatan bagi bangsa-bangsa
20 Beginilah firman TUHAN semesta alam: “Masih akan datang lagi bangsa-bangsa dan penduduk banyak kota.
21 Dan penduduk kota yang satu akan pergi kepada penduduk kota yang lain, mengatakan: Marilah kita pergi untuk melunakkan hati TUHAN dan mencari TUHAN semesta alam! Kamipun akan pergi!
22 Jadi banyak bangsa dan suku-suku bangsa yang kuat akan datang mencari TUHAN semesta alam di Yerusalem dan melunakkan hati TUHAN.”
23 Beginilah firman TUHAN semesta alam: “Pada waktu itu sepuluh orang dari berbagai-bagai bangsa dan bahasa akan memegang kuat-kuat punca jubah seorang Yahudi dengan berkata: Kami mau pergi menyertai kamu, sebab telah kami dengar, bahwa Allah menyertai kamu!”
Tunduk pada perintah seseorang yang tidak kompeten di bidangnya bukanlah hal mudah. Penilaian akan kompetensi tersebut umumnya tidak terlepas dari status sosial, tingkat pendidikan, pengalaman, atau kapabilitas dari orang yang bersangkutan. Meski dengan kesadaran bahwa diri kita sebagai manusia bisa melakukan kesalahan,-kritikan atau masukan dari orang lain yang kita pandang lebih inkompeten, tidak mudah diterima begitu saja. Oleh sebab itu, fenomena seperti seorang ayah yang tidak mau mendengar nasihat anaknya, merupakan hal yang lazim ditemui.
Pergumulan serupa dihadapi Simon Petrus sepulang dari semalaman menjala ikan. Ia berhadapan dengan Yesus yang notabene adalah anak seorang tukang kayu dan menyuruhnya untuk kembali menjala ikan. Dalam kelelahan, Petrus berusaha menjelaskan bahwa hal tersebut adalah sia-sia sebab ia telah melakukan hal serupa beberapa waktu sebelumnya. Meski demikian, Petrus juga menunjukkan respons yang menarik dalam waktu yang bersamaan. Ketundukan serta ketaatan kepada perintah Sang Guru menunjukkan bahwa Petrus menyadari besarnya kuasa dan otoritas yang Yesus miliki. Ia memilih untuk melakukan meski harus terlihat seperti orang bodoh. Ketundukan itu justru membawanya pada pengalaman hidup yang membuatnya tidak bisa tidak bersujud kepada Yesus. Petrus sadar bahwa ketidak-layakannya, Yesus mengundangnya menjadi penjala manusia.
Perikop ini seolah menyorot Petrus sebagai aktor utamanya, tetapi kuasa Yesus jauh melampaui hikmat manusia. Ia adalah Allah yang Maha-kuasa dan Mahatahu. Petrus sadar sosok Ilahi ini sehingga responsnya berubah dari sebutan “Guru” menjadi “Tuhan.” Kebesaran dan keagungan Kristus secara natural membuat seseorang berespons secara positif dan sadar dosanya. Akal-budi serta hikmat sering membuat kita beranggapan: Allah membuat keputusan tidak tepat. Ketika kegalauan menghantui kita, langkah iman yang dapat kita lakukan adalah percaya pada pimpinan-Nya. Biarlah ketundukan kepada-Nya membuat kita menyadari betapa besar dan betapa indah rancangan-Nya dalam kehidupan kita.
STUDI PRIBADI: Renungkan bagaimana firman Tuhan hari ini menguatkan serta menghibur kita pada saat kita mulai meragukan pimpinan Tuhan.
Pokok Doa: Berdoalah agar kiranya Roh Kudus menuntun kita sebagai orang percaya untuk selalu percaya pada pimpinan-Nya dalam mengambil keputusan sekecil apapun dalam kehidupan kita.