Senin, 20 September 2021
Bacaan hari ini: Matius 17:24-27 | Bacaan setahun: Mazmur 119:1-88, Wahyu 20
“Tetapi supaya jangan kita menjadi batu sandungan bagi mereka, pergilah...” (Matius 17:27)
Matius 17 : 24-27
Yesus membayar bea untuk Bait Allah
24 Ketika Yesus dan murid-murid-Nya tiba di Kapernaum datanglah pemungut bea Bait Allah kepada Petrus dan berkata: “Apakah gurumu tidak membayar bea dua dirham itu?”
25 Jawabnya: “Memang membayar.” Dan ketika Petrus masuk rumah, Yesus mendahuluinya dengan pertanyaan: “Apakah pendapatmu, Simon? Dari siapakah raja-raja dunia ini memungut bea dan pajak? Dari rakyatnya atau dari orang asing?”
26 Jawab Petrus: “Dari orang asing!” Maka kata Yesus kepadanya: “Jadi bebaslah rakyatnya.
27 Tetapi supaya jangan kita menjadi batu sandungan bagi mereka, pergilah memancing ke danau. Dan ikan pertama yang kaupancing, tangkaplah dan bukalah mulutnya, maka engkau akan menemukan mata uang empat dirham di dalamnya. Ambillah itu dan bayarkanlah kepada mereka, bagi-Ku dan bagimu juga.”
Mazmur 119 : 1-88
Bahagianya orang yang hidup menurut Taurat TUHAN
1 Berbahagialah orang-orang yang hidupnya tidak bercela, yang hidup menurut Taurat TUHAN.
2 Berbahagialah orang-orang yang memegang peringatan-peringatan-Nya, yang mencari Dia dengan segenap hati,
3 yang juga tidak melakukan kejahatan, tetapi yang hidup menurut jalan-jalan yang ditunjukkan-Nya.
4 Engkau sendiri telah menyampaikan titah-titah-Mu, supaya dipegang dengan sungguh-sungguh.
5 Sekiranya hidupku tentu untuk berpegang pada ketetapan-Mu!
6 Maka aku tidak akan mendapat malu, apabila aku mengamat-amati segala perintah-Mu.
7 Aku akan bersyukur kepada-Mu dengan hati jujur, apabila aku belajar hukum-hukum-Mu yang adil.
8 Aku akan berpegang pada ketetapan-ketetapan-Mu, janganlah tinggalkan aku sama sekali.
9 Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih? Dengan menjaganya sesuai dengan firman-Mu.
10 Dengan segenap hatiku aku mencari Engkau, janganlah biarkan aku menyimpang dari perintah-perintah-Mu.
11 Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau.
12 Terpujilah Engkau, ya TUHAN; ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku.
13 Dengan bibirku aku menceritakan segala hukum yang Kauucapkan.
14 Atas petunjuk peringatan-peringatan-Mu aku bergembira, seperti atas segala harta.
15 Aku hendak merenungkan titah-titah-Mu dan mengamat-amati jalan-jalan-Mu.
16 Aku akan bergemar dalam ketetapan-ketetapan-Mu; firman-Mu tidak akan kulupakan.
17 Lakukanlah kebajikan kepada hamba-Mu ini, supaya aku hidup, dan aku hendak berpegang pada firman-Mu.
18 Singkapkanlah mataku, supaya aku memandang keajaiban-keajaiban dari Taurat-Mu.
19 Aku ini orang asing di dunia, janganlah sembunyikan perintah-perintah-Mu terhadap aku.
20 Hancur jiwaku karena rindu kepada hukum-hukum-Mu setiap waktu.
21 Engkau menghardik orang-orang yang kurang ajar, terkutuklah orang yang menyimpang dari perintah-perintah-Mu.
22 Gulingkanlah dari atasku cela dan penghinaan, sebab aku memegang peringatan-peringatan-Mu.
23 Sekalipun pemuka-pemuka duduk bersepakat melawan aku, hamba-Mu ini merenungkan ketetapan-ketetapan-Mu.
24 Ya, peringatan-peringatan-Mu menjadi kegemaranku, menjadi penasihat-penasihatku.
25 Jiwaku melekat kepada debu, hidupkanlah aku sesuai dengan firman-Mu.
26 Jalan-jalan hidupku telah aku ceritakan dan Engkau menjawab aku–ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku.
27 Buatlah aku mengerti petunjuk titah-titah-Mu, supaya aku merenungkan perbuatan-perbuatan-Mu yang ajaib.
28 Jiwaku menangis karena duka hati, teguhkanlah aku sesuai dengan firman-Mu.
29 Jauhkanlah jalan dusta dari padaku, dan karuniakanlah aku Taurat-Mu.
30 Aku telah memilih jalan kebenaran, telah menempatkan hukum-hukum-Mu di hadapanku.
31 Aku telah berpaut pada peringatan-peringatan-Mu, ya TUHAN, janganlah membuat aku malu.
32 Aku akan mengikuti petunjuk perintah-perintah-Mu, sebab Engkau melapangkan hatiku.
33 Perlihatkanlah kepadaku, ya TUHAN, petunjuk ketetapan-ketetapan-Mu, aku hendak memegangnya sampai saat terakhir.
34 Buatlah aku mengerti, maka aku akan memegang Taurat-Mu; aku hendak memeliharanya dengan segenap hati.
35 Biarlah aku hidup menurut petunjuk perintah-perintah-Mu, sebab aku menyukainya.
36 Condongkanlah hatiku kepada peringatan-peringatan-Mu, dan jangan kepada laba.
37 Lalukanlah mataku dari pada melihat hal yang hampa, hidupkanlah aku dengan jalan-jalan yang Kautunjukkan!
38 Teguhkanlah pada hamba-Mu ini janji-Mu, yang berlaku bagi orang yang takut kepada-Mu.
39 Lalukanlah celaku yang menggetarkan aku, karena hukum-hukum-Mu adalah baik.
40 Sesungguhnya aku rindu kepada titah-titah-Mu, hidupkanlah aku dengan keadilan-Mu!
41 Kiranya kasih setia-Mu mendatangi aku, ya TUHAN, keselamatan dari pada-Mu itu sesuai dengan janji-Mu,
42 supaya aku dapat memberi jawab kepada orang yang mencela aku, sebab aku percaya kepada firman-Mu.
43 Janganlah sekali-kali mencabut firman kebenaran dari mulutku, sebab aku berharap kepada hukum-hukum-Mu.
44 Aku hendak berpegang pada Taurat-Mu senantiasa, untuk seterusnya dan selamanya.
45 Aku hendak hidup dalam kelegaan, sebab aku mencari titah-titah-Mu.
46 Aku hendak berbicara tentang peringatan-peringatan-Mu di hadapan raja-raja, dan aku tidak akan mendapat malu.
47 Aku hendak bergemar dalam perintah-perintah-Mu yang kucintai itu.
48 Aku menaikkan tanganku kepada perintah-perintah-Mu yang kucintai, dan aku hendak merenungkan ketetapan-ketetapan-Mu.
49 Ingatlah firman yang Kaukatakan kepada hamba-Mu, oleh karena Engkau telah membuat aku berharap.
50 Inilah penghiburanku dalam sengsaraku, bahwa janji-Mu menghidupkan aku.
51 Orang-orang yang kurang ajar sangat mencemoohkan aku, tetapi aku tidak menyimpang dari Taurat-Mu.
52 Aku ingat kepada hukum-hukum-Mu yang dari dahulu kala, ya TUHAN, maka terhiburlah aku.
53 Aku menjadi gusar terhadap orang-orang fasik, yang meninggalkan Taurat-Mu.
54 Ketetapan-ketetapan-Mu adalah nyanyian mazmur bagiku di rumah yang kudiami sebagai orang asing.
55 Pada waktu malam aku ingat kepada nama-Mu, ya TUHAN; aku hendak berpegang pada Taurat-Mu.
56 Inilah yang kuperoleh, bahwa aku memegang titah-titah-Mu.
57 Bagianku ialah TUHAN, aku telah berjanji untuk berpegang pada firman-firman-Mu.
58 Aku memohon belas kasihan-Mu dengan segenap hati, kasihanilah aku sesuai dengan janji-Mu.
59 Aku memikirkan jalan-jalan hidupku, dan melangkahkan kakiku menuju peringatan-peringatan-Mu.
60 Aku bersegera dan tidak berlambat-lambat untuk berpegang pada perintah-perintah-Mu.
61 Tali-tali orang-orang fasik membelit aku, tetapi Taurat-Mu tidak kulupakan.
62 Tengah malam aku bangun untuk bersyukur kepada-Mu atas hukum-hukum-Mu yang adil.
63 Aku bersekutu dengan semua orang yang takut kepada-Mu, dan dengan orang-orang yang berpegang pada titah-titah-Mu.
64 Bumi penuh dengan kasih setia-Mu, ya TUHAN, ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku.
65 Kebajikan telah Kaulakukan kepada hamba-Mu, ya TUHAN, sesuai dengan firman-Mu.
66 Ajarkanlah kepadaku kebijaksanaan dan pengetahuan yang baik, sebab aku percaya kepada perintah-perintah-Mu.
67 Sebelum aku tertindas, aku menyimpang, tetapi sekarang aku berpegang pada janji-Mu.
68 Engkau baik dan berbuat baik; ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku.
69 Orang yang kurang ajar menodai aku dengan dusta, tetapi aku, dengan segenap hati aku akan memegang titah-titah-Mu.
70 Hati mereka tebal seperti lemak, tetapi aku, Taurat-Mu ialah kesukaanku.
71 Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapan-Mu.
72 Taurat yang Kausampaikan adalah baik bagiku, lebih dari pada ribuan keping emas dan perak.
73 Tangan-Mu telah menjadikan aku dan membentuk aku, berilah aku pengertian, supaya aku dapat belajar perintah-perintah-Mu.
74 Orang-orang yang takut kepada-Mu melihat aku dan bersukacita, sebab aku berharap kepada firman-Mu.
75 Aku tahu, ya TUHAN, bahwa hukum-hukum-Mu adil, dan bahwa Engkau telah menindas aku dalam kesetiaan.
76 Biarlah kiranya kasih setia-Mu menjadi penghiburanku, sesuai dengan janji yang Kauucapkan kepada hamba-Mu.
77 Biarlah rahmat-Mu sampai kepadaku, supaya aku hidup, sebab Taurat-Mu adalah kegemaranku.
78 Biarlah orang-orang yang kurang ajar mendapat malu, karena mereka berlaku bengkok terhadap aku tanpa alasan; tetapi aku akan merenungkan titah-titah-Mu.
79 Biarlah berbalik kepadaku orang-orang yang takut kepada-Mu, orang-orang yang tahu peringatan-peringatan-Mu.
80 Biarlah hatiku tulus dalam ketetapan-ketetapan-Mu, supaya jangan aku mendapat malu.
81 Habis jiwaku merindukan keselamatan dari pada-Mu, aku berharap kepada firman-Mu.
82 Habis mataku merindukan janji-Mu; aku berkata: “Bilakah Engkau akan menghiburkan aku?”
83 Sebab aku telah menjadi seperti kirbat yang diasapi; namun ketetapan-ketetapan-Mu tidak kulupakan.
84 Berapa lagi hari-hari hamba-Mu ini? Bilakah Engkau menghukum orang-orang yang mengejar aku?
85 Orang-orang yang kurang ajar telah menggali lobang bagiku, orang-orang yang tidak menuruti Taurat-Mu.
86 Segala perintah-Mu dapat dipercaya; mereka mengejar aku tanpa alasan–tolonglah aku!
87 Hampir saja mereka menghabisi aku di bumi, tetapi aku tidak meninggalkan titah-titah-Mu.
88 Hidupkanlah aku sesuai dengan kasih setia-Mu, supaya aku berpegang pada peringatan yang Kauberikan.
Wahyu 20
Kerajaan seribu tahun
1 Lalu aku melihat seorang malaikat turun dari sorga memegang anak kunci jurang maut dan suatu rantai besar di tangannya;
2 ia menangkap naga, si ular tua itu, yaitu Iblis dan Satan. Dan ia mengikatnya seribu tahun lamanya,
3 lalu melemparkannya ke dalam jurang maut, dan menutup jurang maut itu dan memeteraikannya di atasnya, supaya ia jangan lagi menyesatkan bangsa-bangsa, sebelum berakhir masa seribu tahun itu; kemudian dari pada itu ia akan dilepaskan untuk sedikit waktu lamanya.
4 Lalu aku melihat takhta-takhta dan orang-orang yang duduk di atasnya; kepada mereka diserahkan kuasa untuk menghakimi. Aku juga melihat jiwa-jiwa mereka, yang telah dipenggal kepalanya karena kesaksian tentang Yesus dan karena firman Allah; yang tidak menyembah binatang itu dan patungnya dan yang tidak juga menerima tandanya pada dahi dan tangan mereka; dan mereka hidup kembali dan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Kristus untuk masa seribu tahun.
5 Tetapi orang-orang mati yang lain tidak bangkit sebelum berakhir masa yang seribu tahun itu. Inilah kebangkitan pertama.
6 Berbahagia dan kuduslah ia, yang mendapat bagian dalam kebangkitan pertama itu. Kematian yang kedua tidak berkuasa lagi atas mereka, tetapi mereka akan menjadi imam-imam Allah dan Kristus, dan mereka akan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Dia, seribu tahun lamanya.
Iblis dihukum
7 Dan setelah masa seribu tahun itu berakhir, Iblis akan dilepaskan dari penjaranya,
8 dan ia akan pergi menyesatkan bangsa-bangsa pada keempat penjuru bumi, yaitu Gog dan Magog, dan mengumpulkan mereka untuk berperang dan jumlah mereka sama dengan banyaknya pasir di laut.
9 Maka naiklah mereka ke seluruh dataran bumi, lalu mengepung perkemahan tentara orang-orang kudus dan kota yang dikasihi itu. Tetapi dari langit turunlah api menghanguskan mereka,
10 dan Iblis, yang menyesatkan mereka, dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang, yaitu tempat binatang dan nabi palsu itu, dan mereka disiksa siang malam sampai selama-lamanya.
Hukuman yang terakhir
11 Lalu aku melihat suatu takhta putih yang besar dan Dia, yang duduk di atasnya. Dari hadapan-Nya lenyaplah bumi dan langit dan tidak ditemukan lagi tempatnya.
12 Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan takhta itu. Lalu dibuka semua kitab. Dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu kitab kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu.
13 Maka laut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan maut dan kerajaan maut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan mereka dihakimi masing-masing menurut perbuatannya.
14 Lalu maut dan kerajaan maut itu dilemparkanlah ke dalam lautan api. Itulah kematian yang kedua: lautan api.
15 Dan setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu.
Kita biasanya kesal apabila diminta melakukan sesuatu yang bukan kewajiban kita. Bukankah kita sering menggerutu ketika kendaraan kita hanya berhenti sebentar, tetapi diminta bayar parkir. Di satu sisi, kita menilai tidak membutuhkan jasa juru parkir. Tetapi di sisi lainnya, si juru parkir merasa sudah berperan menjaga kendaraan kita, meskipun singkat. Pendeknya, tidak mudah memang bagi kita diminta melakukan sesuatu yang bukan kewajiban kita.
Kondisi serupa diperhadapkan kepada Yesus dan salah satu murid-Nya, yaitu Petrus. Petrus tentu tahu bahwa ada kewajiban bagi seorang pria Yahudi dewasa untuk membayar pajak. Di sisi lain, ia juga menyadari bahwa ada beberapa kategori dimana orang tidak harus membayar pajak tersebut. Jawaban Petrus atas pertanyaan Yesus ini menyiratkan dengan jelas bahwa mereka sebenarnya tidak perlu membayar pajak tersebut. Meski demikian, Yesus tidak ingin Petrus memusingkan perdebatan yang ada, dan lebih berfokus pada konsekuensi atas tindakannya. Selama hal tersebut tidak menjadi batu sandungan untuk orang lain, alangkah baiknya tindakan tersebut tetap dilakukan. Mukjizat yang dilakukan Yesus pada akhir bagian ini juga mengajarkan kepada kita bahwa pada akhirnya Allah sendiri yang akan mencukupkan dan memampukan kita dalam melakukan ketaatan tersebut.
Di tengah sistem pemerintahan dunia yang telah bobrok dan penuh keberdosaan, tentu bukan hal yang mudah bagi kita untuk menaati setiap peraturan yang ada. Beberapa peraturan terkadang terlihat tidak benar dalam cara pandang kita. Firman Tuhan hari ini mengajarkan kita bahwa tidak setuju akan sesuatu bukan berarti kita punya hak untuk tidak taat. Selama hal tersebut bukan tindakan yang berdosa, kita tidak pernah tahu apakah ketaatan kita akan menjadi jalan bagi orang lain untuk melihat karya Injil. Sama seperti empat dirham yang Petrus temukan dalam mulut seekor ikan, Allah yang sama juga akan mencukupkan dan memampukan kita untuk boleh menaati pilihan-pilihan tidak mudah dalam kehidupan kita.
STUDI PRIBADI: Bagaimanakah kasih Anda kepada Allah menolong Anda untuk hidup dalam ketaatan kepada pemimpin dan pemerintah?
Pokok Doa: Berdoalah agar setiap anak Tuhan tetap bersikap bijak dalam menghadapi masa pandemi ini dan tidak menjadi batu sandungan bagi orang lain.