Kamis, 16 September 2021
Bacaan hari ini: Matius 5:9, Matius 5:43-48 | Bacaan setahun: Mazmur 108-110, Wahyu 16
“Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.” (Matius 5:9)
Matius 5:9
9 Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.
Mazmur 5 : 43-48
43 Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu.
44 Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.
45 Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar.
46 Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian?
47 Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allahpun berbuat demikian?
48 Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.”
Mazmur 108
Syukur dan doa
1 Nyanyian. Mazmur Daud. (108-2) Hatiku siap, ya Allah, aku mau menyanyi, aku mau bermazmur. Bangunlah, hai jiwaku,
2 (108-3) bangunlah, hai gambus dan kecapi, aku mau membangunkan fajar.
3 (108-4) Aku mau bersyukur kepada-Mu di antara bangsa-bangsa, ya TUHAN, dan aku mau bermazmur bagi-Mu di antara suku-suku bangsa;
4 (108-5) sebab kasih-Mu besar mengatasi langit, dan setia-Mu sampai ke awan-awan.
5 (108-6) Tinggikanlah diri-Mu mengatasi langit, ya Allah, dan biarlah kemuliaan-Mu mengatasi seluruh bumi.
6 (108-7) Supaya terluput orang-orang yang Kaucintai, selamatkanlah dengan tangan kanan-Mu dan jawablah aku!
7 (108-8) Allah telah berfirman di tempat kudus-Nya: “Aku hendak beria-ria, Aku hendak membagi-bagikan Sikhem, dan lembah Sukot hendak Kuukur.
8 (108-9) Gilead punya-Ku, Manasye punya-Ku, Efraim ialah pelindung kepala-Ku, Yehuda ialah tongkat kerajaan-Ku,
9 (108-10) Moab ialah tempat pembasuhan-Ku, kepada Edom Aku melemparkan kasut-Ku, dan karena Filistea Aku bersorak-sorai.”
10 (108-11) Siapakah yang akan membawa aku ke kota yang berkubu? Siapakah yang menuntun aku ke Edom?
11 (108-12) Bukankah Engkau, ya Allah, yang telah membuang kami, dan yang tidak maju, ya Allah, bersama-sama bala tentara kami?
12 (108-13) Berikanlah kepada kami pertolongan terhadap lawan, sebab sia-sia penyelamatan dari manusia.
13 (108-14) Dengan Allah akan kita lakukan perbuatan-perbuatan gagah perkasa, sebab Ia sendiri akan menginjak-injak para lawan kita.
Mazmur 109
Doa seorang yang kena fitnah
1 Untuk pemimpin biduan. Mazmur Daud. Ya Allah pujianku, janganlah berdiam diri!
2 Sebab mulut orang fasik dan mulut penipu ternganga terhadap aku, mereka berbicara terhadap aku dengan lidah dusta;
3 dengan kata-kata kebencian mereka menyerang aku dan memerangi aku tanpa alasan.
4 Sebagai balasan terhadap kasihku mereka menuduh aku, sedang aku mendoakan mereka.
5 Mereka membalas kejahatan kepadaku ganti kebaikan dan kebencian ganti kasihku.
6 “Angkatlah seorang fasik atas dia, dan biarlah seorang pendakwa berdiri di sebelah kanannya;
7 apabila dihakimi, biarlah ia keluar sebagai orang bersalah, dan biarlah doanya menjadi dosa.
8 Biarlah umurnya berkurang, biarlah jabatannya diambil orang lain.
9 Biarlah anak-anaknya menjadi yatim, dan isterinya menjadi janda.
10 Biarlah anak-anaknya mengembara tidak keruan dan mengemis, dan dihalau dari reruntuhan rumahnya.
11 Biarlah penagih hutang menyita segala kepunyaannya, dan orang-orang lain menjarah hasil jerih payahnya.
12 Janganlah ada orang yang tetap menunjukkan kasihnya kepadanya, dan janganlah ada orang yang sayang kepada anak-anaknya yang menjadi yatim.
13 Biarlah dilenyapkan keturunannya, dan dihapuskan namanya dalam angkatan yang kemudian.
14 Biarlah kesalahan nenek moyangnya diingat-ingat di hadapan TUHAN, dan janganlah dihapuskan dosa ibunya.
15 Biarlah itu selalu diperhatikan TUHAN, supaya ingatan kepada mereka dilenyapkan dari bumi.
16 Oleh karena ia tidak ingat menunjukkan kasih, tetapi mengejar orang sengsara dan miskin dan orang yang hancur hati sampai mereka mati.
17 Ia cinta kepada kutuk–biarlah itu datang kepadanya; ia tidak suka kepada berkat–biarlah itu menjauh dari padanya.
18 Ia memakai kutuk sebagai bajunya–biarlah itu merembes seperti air ke dalam dirinya, dan seperti minyak ke dalam tulang-tulangnya;
19 biarlah itu baginya seperti pakaian yang dikenakannya, sebagai ikat pinggang yang senantiasa dipakainya.
20 Biarlah semuanya itu dari pihak TUHAN menjadi upah orang yang mendakwa aku, dan upah orang-orang yang berkata-kata jahat terhadap aku.”
21 Tetapi Engkau, ya ALLAH, Tuhanku, bertindaklah kepadaku oleh karena nama-Mu, lepaskanlah aku oleh sebab kasih setia-Mu yang baik!
22 Sebab sengsara dan miskin aku, dan hatiku terluka dalam diriku;
23 aku menghilang seperti bayang-bayang pada waktu memanjang, aku dikebutkan seperti belalang.
24 Lututku melentuk oleh sebab berpuasa, dan badanku menjadi kurus, habis lemaknya.
25 Aku telah menjadi cela bagi mereka; melihat aku, mereka menggelengkan kepalanya.
26 Tolonglah aku, ya TUHAN, Allahku, selamatkanlah aku sesuai dengan kasih setia-Mu,
27 supaya mereka tahu, bahwa tangan-Mulah ini, bahwa Engkaulah, ya TUHAN, yang telah melakukannya.
28 Biar mereka mengutuk, Engkau akan memberkati; biarlah lawan-lawanku mendapat malu, tetapi hamba-Mu ini kiranya bersukacita.
29 Biarlah orang-orang yang mendakwa aku berpakaikan noda, dan berselimutkan malunya sebagai jubah.
30 Aku hendak bersyukur sangat kepada TUHAN dengan mulutku, dan aku hendak memuji-muji Dia di tengah-tengah orang banyak.
31 Sebab Ia berdiri di sebelah kanan orang miskin untuk menyelamatkannya dari orang-orang yang menghukumnya.
Mazmur 110
Penobatan raja imam
1 Mazmur Daud. Demikianlah firman TUHAN kepada tuanku: “Duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai Kubuat musuh-musuhmu menjadi tumpuan kakimu.”
2 Tongkat kekuatanmu akan diulurkan TUHAN dari Sion: memerintahlah di antara musuhmu!
3 Pada hari tentaramu bangsamu merelakan diri untuk maju dengan berhiaskan kekudusan; dari kandungan fajar tampil bagimu keremajaanmu seperti embun.
4 TUHAN telah bersumpah, dan Ia tidak akan menyesal: “Engkau adalah imam untuk selama-lamanya, menurut Melkisedek.”
5 TUHAN ada di sebelah kananmu; Ia meremukkan raja-raja pada hari murka-Nya,
6 Ia menghukum bangsa-bangsa, sehingga mayat-mayat bergelimpangan; Ia meremukkan orang-orang yang menjadi kepala di negeri luas.
7 Dari sungai di tepi jalan ia minum, oleh sebab itu ia mengangkat kepala.
Wahyu 16
Ketujuh malapetaka
1 Dan aku mendengar suara yang nyaring dari dalam Bait Suci berkata kepada ketujuh malaikat itu: “Pergilah dan tumpahkanlah ketujuh cawan murka Allah itu ke atas bumi.”
2 Maka pergilah malaikat yang pertama dan ia menumpahkan cawannya ke atas bumi; maka timbullah bisul yang jahat dan yang berbahaya pada semua orang yang memakai tanda dari binatang itu dan yang menyembah patungnya.
3 Dan malaikat yang kedua menumpahkan cawannya ke atas laut; maka airnya menjadi darah, seperti darah orang mati dan matilah segala yang bernyawa, yang hidup di dalam laut.
4 Dan malaikat yang ketiga menumpahkan cawannya atas sungai-sungai dan mata-mata air, dan semuanya menjadi darah.
5 Dan aku mendengar malaikat yang berkuasa atas air itu berkata: “Adil Engkau, Engkau yang ada dan yang sudah ada, Engkau yang kudus, yang telah menjatuhkan hukuman ini.
6 Karena mereka telah menumpahkan darah orang-orang kudus dan para nabi, Engkau juga telah memberi mereka minum darah; hal itu wajar bagi mereka!”
7 Dan aku mendengar mezbah itu berkata: “Ya Tuhan, Allah, Yang Mahakuasa, benar dan adil segala penghakiman-Mu.”
8 Dan malaikat yang keempat menumpahkan cawannya ke atas matahari, dan kepadanya diberi kuasa untuk menghanguskan manusia dengan api.
9 Dan manusia dihanguskan oleh panas api yang dahsyat, dan mereka menghujat nama Allah yang berkuasa atas malapetaka-malapetaka itu dan mereka tidak bertobat untuk memuliakan Dia.
10 Dan malaikat yang kelima menumpahkan cawannya ke atas takhta binatang itu dan kerajaannya menjadi gelap, dan mereka menggigit lidah mereka karena kesakitan,
11 dan mereka menghujat Allah yang di sorga karena kesakitan dan karena bisul mereka, tetapi mereka tidak bertobat dari perbuatan-perbuatan mereka.
12 Dan malaikat yang keenam menumpahkan cawannya ke atas sungai yang besar, sungai Efrat, lalu keringlah airnya, supaya siaplah jalan bagi raja-raja yang datang dari sebelah timur.
13 Dan aku melihat dari mulut naga dan dari mulut binatang dan dari mulut nabi palsu itu keluar tiga roh najis yang menyerupai katak.
14 Itulah roh-roh setan yang mengadakan perbuatan-perbuatan ajaib, dan mereka pergi mendapatkan raja-raja di seluruh dunia, untuk mengumpulkan mereka guna peperangan pada hari besar, yaitu hari Allah Yang Mahakuasa.
15 “Lihatlah, Aku datang seperti pencuri. Berbahagialah dia, yang berjaga-jaga dan yang memperhatikan pakaiannya, supaya ia jangan berjalan dengan telanjang dan jangan kelihatan kemaluannya.”
16 Lalu ia mengumpulkan mereka di tempat, yang dalam bahasa Ibrani disebut Harmagedon.
17 Dan malaikat yang ketujuh menumpahkan cawannya ke angkasa. Dan dari dalam Bait Suci kedengaranlah suara yang nyaring dari takhta itu, katanya: “Sudah terlaksana.”
18 Maka memancarlah kilat dan menderulah bunyi guruh, dan terjadilah gempa bumi yang dahsyat seperti belum pernah terjadi sejak manusia ada di atas bumi. Begitu hebatnya gempa bumi itu.
19 Lalu terbelahlah kota besar itu menjadi tiga bagian dan runtuhlah kota-kota bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Maka teringatlah Allah akan Babel yang besar itu untuk memberikan kepadanya cawan yang penuh dengan anggur kegeraman murka-Nya.
20 Dan semua pulau hilang lenyap, dan tidak ditemukan lagi gunung-gunung.
21 Dan hujan es besar, seberat seratus pon, jatuh dari langit menimpa manusia, dan manusia menghujat Allah karena malapetaka hujan es itu, sebab malapetaka itu sangat dahsyat.
Damai seringkali identik dengan kondisi tidak ada masalah/pertikaian. Namun kata “damai” di dalam Alkitab memiliki makna lebih luas daripada ketiadaan masalah/pertikaian. Kata “damai” dalam Perjanjian Lama memakai kata “shalom” yang berarti seimbang, sempurna, damai, tidak ada pertikaian, dan aman. Di dalam Perjanjian Baru, kata “damai” ini menggunakan istilah “irene” yang memiliki arti yang sama. Jadi, damai yang sejati berasal dari Tuhan. Maka untuk memperoleh damai yang sejati, kita perlu menerima terlebih dulu Tuhan, Sumber Damai Sejahtera. Ketika kita telah diperdamaikan dengan Allah yang Maha Kudus melalui Kristus, maka kita akan bisa berdamai dengan diri sendiri dan dengan orang lain.
Ada tiga aspek damai dalam hidup, yaitu: pertama, damai dimulai dari Allah. Ketika menciptakan dunia, Allah menciptakan dengan keharmonisan dan tatanan yang sangat baik. Kejatuhan manusia dalam dosa merusak relasi manusia dengan Allah, dengan demikian merusak juga relasi dengan sesama. Manusia tidak dapat mengupayakan perdamaian sejati dengan kekuatan sendiri, sehingga Allah hadir mendatangkannya, sebagaimana Tuhan nyatakan dalam Yoh. 14:27, “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu.” Kita perlu menyambut damai yang Allah anugerahkan dengan menerima Yesus menjadi Tuhan dan Juruselamat atas hidup kita. Kedua, damai dengan diri sendiri. Ketika menerima damai dari Allah, kita akan melihat segala sesuatunya dari sudut pandang Allah. Bahkan cara kita melihat dan menilai diri sendiri kita pun berdasarkan cara Allah melihat dan menilai kita sebagai “gambar dan rupa Allah” yang terus disempurnakan-Nya. Ketiga, damai dengan sesama. Ketika sudah mengalami perdamaian dengan Allah, ada tanggung jawab yang Tuhan berikan kepada kita, yaitu agar kita menjadi pembawa damai bagi sesama.
Melalui Firman Tuhan ini, kiranya kehidupan kita selalu mendatangkan kedamaian bagi orang di sekitar kita, sehingga kita menyatakan kehadiran Allah, Sang sumber damai sejati.
STUDI PRIBADI: Hal apa saja yang membuat Anda merasa tidak damai? Bersediakah Anda untuk menggantungkan damai Anda kepada Tuhan Sang Sumber Damai?
Pokok Doa: Berdoalah supaya dalam setiap aspek kehidupan kita, baik itu perkataan dan perbuatan, selalu memancarkan dan menghadirkan Kristus, Sang Sumber damai bagi orang sekitar kita.