Ucapan Bahagia : Orang Yang Membawa Damai

Kamis, 16 September 2021

Bacaan hari ini: Matius 5:9, Matius 5:43-48 | Bacaan setahun: Mazmur 108-110, Wahyu 16



“Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.” (Matius 5:9)

Damai seringkali identik dengan kondisi tidak ada masalah/pertikaian. Namun kata “damai” di dalam Alkitab memiliki makna lebih luas daripada ketiadaan masalah/pertikaian. Kata “damai” dalam Perjanjian Lama memakai kata “shalom” yang berarti seimbang, sempurna, damai, tidak ada pertikaian, dan aman. Di dalam Perjanjian Baru, kata “damai” ini menggunakan istilah “irene” yang memiliki arti yang sama. Jadi, damai yang sejati berasal dari Tuhan. Maka untuk memperoleh damai yang sejati, kita perlu menerima terlebih dulu Tuhan, Sumber Damai Sejahtera. Ketika kita telah diperdamaikan dengan Allah yang Maha Kudus melalui Kristus, maka kita akan bisa berdamai dengan diri sendiri dan dengan orang lain.

Ada tiga aspek damai dalam hidup, yaitu: pertama, damai dimulai dari Allah. Ketika menciptakan dunia, Allah menciptakan dengan keharmonisan dan tatanan yang sangat baik. Kejatuhan manusia dalam dosa merusak relasi manusia dengan Allah, dengan demikian merusak juga relasi dengan sesama. Manusia tidak dapat mengupayakan perdamaian sejati dengan kekuatan sendiri, sehingga Allah hadir mendatangkannya, sebagaimana Tuhan nyatakan dalam Yoh. 14:27, “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu.” Kita perlu menyambut damai yang Allah anugerahkan dengan menerima Yesus menjadi Tuhan dan Juruselamat atas hidup kita. Kedua, damai dengan diri sendiri. Ketika menerima damai dari Allah, kita akan melihat segala sesuatunya dari sudut pandang Allah. Bahkan cara kita melihat dan menilai diri sendiri kita pun berdasarkan cara Allah melihat dan menilai kita sebagai “gambar dan rupa Allah” yang terus disempurnakan-Nya. Ketiga, damai dengan sesama. Ketika sudah mengalami perdamaian dengan Allah, ada tanggung jawab yang Tuhan berikan kepada kita, yaitu agar kita menjadi pembawa damai bagi sesama.

Melalui Firman Tuhan ini, kiranya kehidupan kita selalu mendatangkan kedamaian bagi orang di sekitar kita, sehingga kita menyatakan kehadiran Allah, Sang sumber damai sejati.

STUDI PRIBADI: Hal apa saja yang membuat Anda merasa tidak damai? Bersediakah Anda untuk menggantungkan damai Anda kepada Tuhan Sang Sumber Damai?

Pokok Doa: Berdoalah supaya dalam setiap aspek kehidupan kita, baik itu perkataan dan perbuatan, selalu memancarkan dan menghadirkan Kristus, Sang Sumber damai bagi orang sekitar kita. 

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *