Rabu, 15 September 2021
Bacaan hari ini: Matius 5:8, Mazmur 73:1-28 | Bacaan setahun: Mazmur 107, Wahyu 15
“Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.” (Matius 5:8)
Matius 5:8
Mazmur 73 : 1-28
Pergumulan dan pengharapan
1 Mazmur Asaf. Sesungguhnya Allah itu baik bagi mereka yang tulus hatinya, bagi mereka yang bersih hatinya.
2 Tetapi aku, sedikit lagi maka kakiku terpeleset, nyaris aku tergelincir.
3 Sebab aku cemburu kepada pembual-pembual, kalau aku melihat kemujuran orang-orang fasik.
4 Sebab kesakitan tidak ada pada mereka, sehat dan gemuk tubuh mereka;
5 mereka tidak mengalami kesusahan manusia, dan mereka tidak kena tulah seperti orang lain.
6 Sebab itu mereka berkalungkan kecongkakan dan berpakaian kekerasan.
7 Karena kegemukan, kesalahan mereka menyolok, hati mereka meluap-luap dengan sangkaan.
8 Mereka menyindir dan mengata-ngatai dengan jahatnya, hal pemerasan dibicarakan mereka dengan tinggi hati.
9 Mereka membuka mulut melawan langit, dan lidah mereka membual di bumi.
10 Sebab itu orang-orang berbalik kepada mereka, mendapatkan mereka seperti air yang berlimpah-limpah.
11 Dan mereka berkata: “Bagaimana Allah tahu hal itu, adakah pengetahuan pada Yang Mahatinggi?”
12 Sesungguhnya, itulah orang-orang fasik: mereka menambah harta benda dan senang selamanya!
13 Sia-sia sama sekali aku mempertahankan hati yang bersih, dan membasuh tanganku, tanda tak bersalah.
14 Namun sepanjang hari aku kena tulah, dan kena hukum setiap pagi.
15 Seandainya aku berkata: “Aku mau berkata-kata seperti itu,” maka sesungguhnya aku telah berkhianat kepada angkatan anak-anakmu.
16 Tetapi ketika aku bermaksud untuk mengetahuinya, hal itu menjadi kesulitan di mataku,
17 sampai aku masuk ke dalam tempat kudus Allah, dan memperhatikan kesudahan mereka.
18 Sesungguhnya di tempat-tempat licin Kautaruh mereka, Kaujatuhkan mereka sehingga hancur.
19 Betapa binasa mereka dalam sekejap mata, lenyap, habis oleh karena kedahsyatan!
20 Seperti mimpi pada waktu terbangun, ya Tuhan, pada waktu terjaga, rupa mereka Kaupandang hina.
21 Ketika hatiku merasa pahit dan buah pinggangku menusuk-nusuk rasanya,
22 aku dungu dan tidak mengerti, seperti hewan aku di dekat-Mu.
23 Tetapi aku tetap di dekat-Mu; Engkau memegang tangan kananku.
24 Dengan nasihat-Mu Engkau menuntun aku, dan kemudian Engkau mengangkat aku ke dalam kemuliaan.
25 Siapa gerangan ada padaku di sorga selain Engkau? Selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi.
26 Sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya.
27 Sebab sesungguhnya, siapa yang jauh dari pada-Mu akan binasa; Kaubinasakan semua orang, yang berzinah dengan meninggalkan Engkau.
28 Tetapi aku, aku suka dekat pada Allah; aku menaruh tempat perlindunganku pada Tuhan ALLAH, supaya dapat menceritakan segala pekerjaan-Nya.
Mazmur 107
Nyanyian syukur dari orang-orang yang ditebus TUHAN
1 Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.
2 Biarlah itu dikatakan orang-orang yang ditebus TUHAN, yang ditebus-Nya dari kuasa yang menyesakkan,
3 yang dikumpulkan-Nya dari negeri-negeri, dari timur dan dari barat, dari utara dan dari selatan.
4 Ada orang-orang yang mengembara di padang belantara, jalan ke kota tempat kediaman orang tidak mereka temukan;
5 mereka lapar dan haus, jiwa mereka lemah lesu di dalam diri mereka.
6 Maka berseru-serulah mereka kepada TUHAN dalam kesesakan mereka, dan dilepaskan-Nya mereka dari kecemasan mereka.
7 Dibawa-Nya mereka menempuh jalan yang lurus, sehingga sampai ke kota tempat kediaman orang.
8 Biarlah mereka bersyukur kepada TUHAN karena kasih setia-Nya, karena perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib terhadap anak-anak manusia,
9 sebab dipuaskan-Nya jiwa yang dahaga, dan jiwa yang lapar dikenyangkan-Nya dengan kebaikan.
10 Ada orang-orang yang duduk di dalam gelap dan kelam, terkurung dalam sengsara dan besi.
11 Karena mereka memberontak terhadap perintah-perintah Allah, dan menista nasihat Yang Mahatinggi,
12 maka ditundukkan-Nya hati mereka ke dalam kesusahan, mereka tergelincir, dan tidak ada yang menolong.
13 Maka berseru-serulah mereka kepada TUHAN dalam kesesakan mereka, dan diselamatkan-Nyalah mereka dari kecemasan mereka,
14 dibawa-Nya mereka keluar dari dalam gelap dan kelam, dan diputuskan-Nya belenggu-belenggu mereka.
15 Biarlah mereka bersyukur kepada TUHAN karena kasih setia-Nya, karena perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib terhadap anak-anak manusia,
16 sebab dipecahkan-Nya pintu-pintu tembaga, dan dihancurkan-Nya palang-palang pintu besi.
17 Ada orang-orang menjadi sakit oleh sebab kelakuan mereka yang berdosa, dan disiksa oleh sebab kesalahan-kesalahan mereka;
18 mereka muak terhadap segala makanan dan mereka sudah sampai pada pintu gerbang maut.
19 Maka berseru-serulah mereka kepada TUHAN dalam kesesakan mereka, dan diselamatkan-Nya mereka dari kecemasan mereka,
20 disampaikan-Nya firman-Nya dan disembuhkan-Nya mereka, diluputkan-Nya mereka dari liang kubur.
21 Biarlah mereka bersyukur kepada TUHAN karena kasih setia-Nya, karena perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib terhadap anak-anak manusia.
22 Biarlah mereka mempersembahkan korban syukur, dan menceritakan pekerjaan-pekerjaan-Nya dengan sorak-sorai!
23 Ada orang-orang yang mengarungi laut dengan kapal-kapal, yang melakukan perdagangan di lautan luas;
24 mereka melihat pekerjaan-pekerjaan TUHAN, dan perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib di tempat yang dalam.
25 Ia berfirman, maka dibangkitkan-Nya angin badai yang meninggikan gelombang-gelombangnya.
26 Mereka naik sampai ke langit dan turun ke samudera raya, jiwa mereka hancur karena celaka;
27 mereka pusing dan terhuyung-huyung seperti orang mabuk, dan kehilangan akal.
28 Maka berseru-serulah mereka kepada TUHAN dalam kesesakan mereka, dan dikeluarkan-Nya mereka dari kecemasan mereka,
29 dibuat-Nyalah badai itu diam, sehingga gelombang-gelombangnya tenang.
30 Mereka bersukacita, sebab semuanya reda, dan dituntun-Nya mereka ke pelabuhan kesukaan mereka.
31 Biarlah mereka bersyukur kepada TUHAN karena kasih setia-Nya, karena perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib terhadap anak-anak manusia.
32 Biarlah mereka meninggikan Dia dalam jemaat umat itu, dan memuji-muji Dia dalam majelis para tua-tua.
33 Dibuat-Nya sungai-sungai menjadi padang gurun, dan pancaran-pancaran air menjadi tanah gersang,
34 tanah yang subur menjadi padang asin, oleh sebab kejahatan orang-orang yang diam di dalamnya.
35 Dibuat-Nya padang gurun menjadi kolam air, dan tanah kering menjadi pancaran-pancaran air.
36 Ditempatkan-Nya di sana orang-orang lapar, dan mereka mendirikan kota tempat kediaman;
37 mereka menabur di ladang-ladang dan membuat kebun-kebun anggur, yang mengeluarkan buah-buahan sebagai hasil.
38 Diberkati-Nya mereka sehingga mereka bertambah banyak dengan sangat, dan hewan-hewan mereka tidak dibuat-Nya berkurang.
39 Tetapi mereka menjadi berkurang dan membungkuk oleh sebab tekanan celaka dan duka.
40 Ditumpahkan-Nya kehinaan ke atas orang-orang terkemuka, dan dibuat-Nya mereka mengembara di padang tandus yang tiada jalan;
41 tetapi orang miskin dibentengi-Nya terhadap penindasan, dan dibuat-Nya kaum-kaum mereka seperti kawanan domba banyaknya.
42 Orang-orang benar melihatnya, lalu bersukacita, tetapi segala kecurangan tutup mulut.
43 Siapa yang mempunyai hikmat? Biarlah ia berpegang pada semuanya ini, dan memperhatikan segala kemurahan TUHAN.
Wahyu 15
Nyanyian mereka yang menang
1 Dan aku melihat suatu tanda lain di langit, besar dan ajaib: tujuh malaikat dengan tujuh malapetaka terakhir, karena dengan itu berakhirlah murka Allah.
2 Dan aku melihat sesuatu bagaikan lautan kaca bercampur api, dan di tepi lautan kaca itu berdiri orang-orang yang telah mengalahkan binatang itu dan patungnya dan bilangan namanya. Pada mereka ada kecapi Allah.
3 Dan mereka menyanyikan nyanyian Musa, hamba Allah, dan nyanyian Anak Domba, bunyinya: “Besar dan ajaib segala pekerjaan-Mu, ya Tuhan, Allah, Yang Mahakuasa! Adil dan benar segala jalan-Mu, ya Raja segala bangsa!
4 Siapakah yang tidak takut, ya Tuhan, dan yang tidak memuliakan nama-Mu? Sebab Engkau saja yang kudus; karena semua bangsa akan datang dan sujud menyembah Engkau, sebab telah nyata kebenaran segala penghakiman-Mu.”
Tujuh malaikat dengan tujuh cawan murka Allah
5 Kemudian dari pada itu aku melihat orang membuka Bait Suci–kemah kesaksian–di sorga.
6 Dan ketujuh malaikat dengan ketujuh malapetaka itu, keluar dari Bait Suci, berpakaian lenan yang putih bersih dan berkilau-kilauan dan dadanya berlilitkan ikat pinggang dari emas.
7 Dan satu dari keempat makhluk itu memberikan kepada ketujuh malaikat itu tujuh cawan dari emas yang penuh berisi murka Allah, yaitu Allah yang hidup sampai selama-lamanya.
8 Dan Bait Suci itu dipenuhi asap karena kemuliaan Allah dan karena kuasa-Nya, dan seorangpun tidak dapat memasuki Bait Suci itu, sebelum berakhir ketujuh malapetaka dari ketujuh malaikat itu.
Suci hati — kata ini mewakili kesucian yang seharusnya dimulai dari dalam hati. “Hati” melambangkan kondisi terdalam hidup manusia, bukan sesuatu yang hanya tampak dari luar dan bersifat legalistik. Kesucian ini menggambarkan ketiadaan dosa, kebencian, ketamakan, termasuk juga nafsu jahat. Dengan demikian, kesucian hati mengacu kepada ketulusan, kemurnian, kejujuran, tanpa ada niat yang terselubung.
Orang yang suci hatinya adalah mereka yang tidak memiliki keinginan untuk memanipulasi atau menipu Tuhan ataupun sesama manusia. Hal ini bukanlah sesuatu yang gampang untuk diraih sebab hati manusia penuh dengan dosa. Hanya melalui darah Yesus saja kita dikuduskan dan dengan pertolongan Allah Roh Kudus, kita mengupayakan agar ketulusan hati ini terwujud nyata dalam kehidupan. Hal-hal yang secara konkret mewujudkan kesucian hati adalah: menyelaraskan hati kita. Kecenderungan manusia ialah memikirkan dan akhirnya berbuat dosa. Maka hati perlu diselaraskan. Oleh sebab itu, hati yang berdosa perlu disucikan oleh Tuhan. Sesudah itu, kita memohon Tuhan untuk terus menyelidiki hati kita. Sebagaimana Daud katakan, “Selidiki aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntun aku di jalan yang kekal!” (Mzm. 139:23-24). Untuk membangun keselarasan, kita perlu setia berdoa dan mengaplikasikan Firman Tuhan dalam hidup.
Membangun kehidupan yang tulus. Hidup masa kini sering dinilai dari performa (pencapaian) sehingga mengabaikan ketulusan. Kita mungkin kenal istilah, “pencitraan” atau “asal bapak senang.” Sering kita melakukan sesuatu hanya demi reputasi dan untuk menyenangkan orang lain. Maka, sangat perlu memperhatikan motivasi hati ketika melakukan sesuatu; kita melakukannya karena reputasi/pencitraan atau dengan ketulusan.
Marilah kita memperhatikan bahwa Tuhan menyebutkan seorang yang memiliki ketulusan atau kemurnian hati adalah orang yang berbahagia, karena melalui hidup mereka, Allah dimuliakan. Orang yang tulus hati, kelak akan berjumpa Tuhan “muka dengan muka.”
STUDI PRIBADI: Apakah kita telah memiliki hidup yang benar-benar tulus? Bagaimanakah caranya agar kita memiliki ketulusan hati?
Pokok Doa: Berdoalah agar Tuhan Yesus selalu membentuk dan memenuhi hidup dengan melakukan ketulusan. Berdoalah supaya kita diberi kekuatan untuk menjauhi pola hidup yang penuh kepura-puraan.