Senin, 28 Oktober 2019
Bacaan hari ini: Hagai 2 | Bacaan setahun: Amsal 28, Yesaya 63-64
“Maka berbicaralah Hagai, katanya: Begitu juga dengan umat ini dan dengan bangsa ini di hadapanKu, demikianlah firman Tuhan, dan dengan segala yang dibuat tangan mereka; dan yang dipersembahkan mereka di sana adalah najis.” (Hagai 2:15)
Hagai 2
Kemegahan Bait Suci yang baru
Amsal 28
Yesaya 63
Hukuman pembalasan atas Edom
Yesaya 64
Doa pengakuan dan permohonan Israel
Proses tidak kalah penting dengan hasil. Banyak orang hari ini berpikir pragmatis, beranggapan: yang terpenting adalah hasil, proses tidak terlalu penting. Yang memprihatinkan adalah: mentalitas ini dibawa ke dalam pekerjaan pelayanan di rumah Tuhan.
Dalam proses pembangunan Bait Suci, Allah menghendaki agar umat-Nya membangun dengan memperhatikan kekudusan-Nya. Sedangkan umat datang dan bekerja asal-asalan dan memberikan persembahan yang najis. Dalam Hagai 2, Tuhan menegur umat-Nya melalui nabi Hagai. Bahwa Allah tidak berkenan atas perbuatan umat-Nya yang najis. Allah juga tidak berkenan atas persembahan mereka yang najis. Hagai 2:12-15 menulis, “Firman TUHAN semesta alam: Tanyakan pengajaran kepada para imam. Andaikata seseorang membawa daging kudus dalam punca bajunya, lalu dengan puncanya itu ia menyentuh roti atau sesuatu masakan atau anggur atau minyak atau sesuatu yang dapat dimakan, menjadi kuduskah yang disentuh itu?” Para imam menjawab, katanya: “Tidak!” Berkatalah Hagai: “Jika seseorang yang najis oleh mayat menyentuh semuanya ini, menjadi najiskah yang disentuh itu?” Lalu para imam itu menjawab: “Tentu!” Maka berbicaralah Hagai: “Begitu juga dengan umat ini dan dengan bangsa ini di hadapan-Ku, demikianlah firman TUHAN, dan dengan segala yang dibuat tangan mereka; dan yang dipersembahkan mereka di sana adalah najis.”
Bagaimana dengan sikap kita melayani di rumah Tuhan? Adakah kita melayani dengan asal-asalan? Bagaimana dengan persembahan yang kita bawa kepada-Nya? Adakah kita memberikannya asal-asalan? Allah tidak berkenan kepada kenajisan, dan di hadapan Allah yang kudus, seharusnya kita selalu datang dengan gentar dan memberikan yang terbaik. Janganlah mengira kita bisa berbuat seenaknya di rumah Tuhan. Jangan mengira kita bisa memberikan persembahan dengan tidak menghormati Dia. Ia Allah yang kudus. Muliakan Dia di dalam kekudusan-Nya.
STUDI PRIBADI :
(1) Renungkan motivasi Anda melayani. Adakah melayani dengan hati yang murni & hidup berkenan di hadapan-Nya.
(2) Renungkan cara Anda memberi persembahan. Adakah memberi uang yang terjelek & dengan sikap tidak hormat ?
(3) Berdoalah, meminta Tuhan memurnikan hati kita dalam melayani dan memberi persembahan kepada Tuhan.
Pokok Doa : Doakan kebutuhan finansial dan pekerja di gereja. Berdoa agar Tuhan memberikan para pekerja gereja yang mencintai Tuhan dan jemaat yang dermawan untuk mendukung kebutuhan finansial gereja Tuhan.