Senin, 19 Februari 2024
“Jadi, janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan sebelum kamu minta kepada-Nya.” (Matius 6:8)
Pembahasan: Matius 6:8 | Bacaan setahun: Matius 6:7-8
Matius 6 : 7-8
Dalam berkomunikasi secara verbal, umumnya orang bisa memakai berbagai cara atau kata-kata pilhan. Ada yang berani bicara secara terbuka dan terus terang; ada yang hati-hati, memilih kata-kata yang terselubung, dan ada yang bersiasat dan diplomatis. Cara ini biasa dilakukan orang kepada lawan bicaranya, tergantung kualitas relasi di antara mereka. Namun tidak demikian ketika kita berkomunikasi dengan Tuhan.
Minggu ini kita sedang belajar apa yang ditekankan Yesus tentang doa. Ada sikap yang perlu dihindari; ada cara yang tidak berkenan bagi Allah Bapa dalam hal berdoa. Yesus mengajarkan janganlah kita berdoa seperti orang munafik (ayat 5). Ia juga melarang kita berdoa dengan cara bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah (ayat 7). Alasannya karena Allah Bapa mengetahui apa yang kita perlukan sebelum kita minta kepada-Nya. Dia bukan tidak tahu kebutuhan kita atau ragu-ragu untuk memenuhinya. Dia adalah Allah yang Mahatahu, mengenal setiap manusia ciptaan-Nya dan melihat masuk sampai hati manusia terdalam.
Lalu, kenapa kita harus berdoa? Apakah gunanya berdoa? John Stott menerangkan bahwa maksud orang percaya berdoa bukan untuk memberi tahu Allah tentang hal-hal yang Dia tidak tahu, atau mendorong Dia untuk melakukan tugas-Nya, atau mendesak Dia seakan Dia enggan. Sebaliknya, orang yang percaya bisa menggugah diri sendiri untuk mencari Dia. Supaya kita bisa mempraktikkan iman dengan merenungkan dan berpegang pada janji-janji-Nya. Artinya, kita perlu melepaskan diri dari segala kekhawatiran, kecemasan, dan menyerahkan semua itu ke dalam tangan Allah Bapa dan hanya kepada Dialah, kita bersandar dan mengharap segala sesuatu yang baik bagi diri kita, juga orang lain.
Yesus juga mengajar kita untuk menyapa Allah sebagai “Bapa kami yang di surga.” Ini menyiratkan bahwa Dia seorang pribadi, berkuasa dan pengasih seperti seorang bapa kepada anaknya. Apa saja yang diarahkan oleh kasih-Nya, mampu Ia laksanakan. Marilah sebelum mulai berdoa, kita renungkan sejenak siapa yang sedang kita datangi.
STUDI PRIBADI: Seberapa dalam pengenalan kita akan Allah selama ini? Pengenalan dan relasi dengan Allah akan sangat mempengaruhi kualitas doa kita.
Pokok Doa: Berdoalah, memohon Tuhan untuk mengampuni diri kita bila ada kesalahan dalam berdoa dan mohon Roh Kudus mengajarkan kita berdoa dengan benar.
Matius 6 : 5
5 "Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.
Matius 6 : 7
7 Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan.
Matius 5 : 39
39 Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu.
Matius 5 : 28
28 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya.
Markus 10 : 13-16
Yesus memberkati anak-anak
13 Lalu orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus, supaya Ia menjamah mereka; akan tetapi murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu.
14 Ketika Yesus melihat hal itu, Ia marah dan berkata kepada mereka: "Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah.
15 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya."
16 Lalu Ia memeluk anak-anak itu dan sambil meletakkan tangan-Nya atas mereka Ia memberkati mereka.
Matius 19 : 13-15
Yesus memberkati anak-anak
13 Lalu orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus, supaya Ia meletakkan tangan-Nya atas mereka dan mendoakan mereka; akan tetapi murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu.
14 Tetapi Yesus berkata: "Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku; sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Sorga."
15 Lalu Ia meletakkan tangan-Nya atas mereka dan kemudian Ia berangkat dari situ.
Matius 5 : 22c
22c siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala.
Matius 23 : 17
17 Hai kamu orang-orang bodoh dan orang-orang buta, apakah yang lebih penting, emas atau Bait Suci yang menguduskan emas itu?
Matius 5 : 23-26
23 Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau,
24 tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.
25 Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dengan dia di tengah jalan, supaya lawanmu itu jangan menyerahkan engkau kepada hakim dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya dan engkau dilemparkan ke dalam penjara.
26 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas.
1 Yohanes 4 : 20a
20a Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta,
1 Yohanes 4 : 20b
20b karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya.