18 Februari 2024

Ringkasan Khotbah
18 Februari 2024

Bahan Pertemuan Kelompok Kecil

Pendoa Yang Benar

Matius 6 : 5-8

Orang Yahudi pada masa Yesus ternyata memiliki penghargaan yang tinggi terhadap ritual doa. Bagi mereka, doa merupakan satu dari tiga kewajiban agama yang paling penting (selain juga amal dan puasa). Seorang penasfir, William Barclay, menuliskan bahwa menurut para Rabbi Yahudi, doa merupakan hal yang lebih baik dari semua perbuatan baik. Tidak hanya itu, beberapa Rabbi bahkan berpendapat bahwa seseorang yang berdoa sejatinya tengah memagari rumahnya dengan sebuah tembok yang lebih tebal dari besi. Sedemikian pentingnya doa, sebuah traktat Mishnah mencatat bahwa orang yang berdoa harus mengabaikan apapun, termasuk salam dari raja atau bahkan belitan ular di kakinya (m. Berakhot 5:1).

Kekristenan juga mewarisi pandangan serupa. Tak heran kita kerap mengutip pernyataan Martin Luther bahwa doa adalah nafas hidup orang Kristen. Akan tetapi, Tuhan sadar bahwa kegiatan penting ini seringkali dilakukan dengan cara yang salah. Itu sebabnya dalam bagian ini, ia membahas dua bentuk kesalahpahaman doa yang harus dihindari.

Pertama, kehidupan doa yang munafik (ay. 5-6). Kata “munafik” (hupokritēs) di sini secara literal berarti “pemain peran atau drama.” Dalam konteks ini, dramanya terkait dengan kehidupan doa: seseorang terlihat punya kehidupan doa yang baik, tapi sayangnya itu hanya sebuah peran yang dimainkannya. Masalahnya kita semua rentan dengan hal tersebut. Di satu sisi, kita merupakan orang yang suka dengan pujian dan penghargaan orang lain. Di sisi lain, budaya kita cenderung memberi tempat khusus bagi orang-orang yang relijius. Tak heran, banyak orang lantas tergoda bermain drama sebagai orang relijius (berdoa) agar diperhatikan.

Dalam kasus ini, Tuhan memberi contoh seorang yang berdoa di rumah ibadah atau tikungan jalan raya. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan hal ini, sebab orang Yahudi memang punya jam-jam doa tertentu. Akan tetapi, Tuhan tahu bahwa hal ini berpotensi besar menggoda kita bermain drama untuk mendapat pujian dari orang lain. Itu sebabnya Tuhan mengajar agar kita selalu berdoa di tempat-tempat yang tersembunyi (ay. 6). Ini adalah bahasa hiperbola, Tuhan tidak menentang doa publik. Nyatanya, Ia dan para murid juga berdoa publik. Apa yang Tuhan maksud ialah bahwa kegiatan agama kita bukan pertunjukan bagi orang lain tapi komunikasi dengan Tuhan. Jadi, hanya Tuhan yang perlu tahu!

Kedua, doa yang bertele-tele (ay. 7-8). Tuhan mengajar kita agar tidak berdoa seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah, yang berdoa dengan cara bertele-tele. Kata Yunani yang diterjemahkan “bertele-tele” (battalogeo) merupakan kata yang jarang digunakan sehingga agak sulit ditentukan artinya. Akan tetapi, dari baris selanjutnya, nampaknya yang Tuhan maksud ialah orang yang berpikir bahwa ada bentuk doa yang bisa mengendalikan Tuhan. Dalam konteks ini, mereka berpikir bahwa doa yang panjang akan membuat Tuhan “terganggu” dengan mereka dan lantas mengabulkan permintaan mereka.

Jadi, yang dimaksud di sini jelas bukan soal doa yang panjang atau diulang-ulang. Apalagi, Kitab Injil mencatat bahwa Tuhan Yesus sendiri pernah menaikkan doa yang panjang (Luk. 6:12) atau doa yang diulang-ulang (Mat. 26:44). Doa bertele-tele salah sebab Tuhan sudah tahu apa yang kita butuhkan bahkan sebelum kita minta (ay. 8). Allah kita bukanlah Ilah yang harus diusik agar memberi perhatian; sebaliknya, Dia adalah Bapa yang kasih. Kita datang kepada-Nya bukan sebagai “pengganggu Tuhan” tetapi sebagai anak yang mengadu pada Bapa. Kita datang bukan untuk memaksakan agenda kita, tetapi mengerti apa yang menjadi rencana-Nya.

Pendeknya, Tuhan mengingatkan kita soal apa yang jadi motivasi kita berdoa. Apakah kita berdoa untuk dipuji atau untuk berkomunikasi dengan Allah? Apakah kita dating pada-Nya sebagai pengganggu atau sebagai anak? Kiranya Tuhan menolong kita semua!

×

Matius 5 : 1-4

1 Ketika Yesus melihat orang banyak itu, naiklah Ia ke atas bukit dan setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya.

×

Matius 6 : 5-6

5 "Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.

6 Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.

×

Matius 6 : 6

6 Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.

×

Matius 6 : 7-8

7 Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan.

8 Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya.

×

Lukas 6 : 12

12 Pada waktu itu pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah.

×

Matius 26 : 44

44 Ia membiarkan mereka di situ lalu pergi dan berdoa untuk ketiga kalinya dan mengucapkan doa yang itu juga.

×

Matius 6 : 8

8 Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya.

×

1 Korintus 12 : 25-26

25 supaya jangan terjadi perpecahan dalam tubuh, tetapi supaya anggota-anggota yang berbeda itu saling memperhatikan.

26 Karena itu jika satu anggota menderita, semua anggota turut menderita; jika satu anggota dihormati, semua anggota turut bersukacita.

×

1 Korintus 14 : 1-19, 26

Sekali lagi tentang karunia Roh

1 Kejarlah kasih itu dan usahakanlah dirimu memperoleh karunia-karunia Roh, terutama karunia untuk bernubuat.

2 Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, tidak berkata-kata kepada manusia, tetapi kepada Allah. Sebab tidak ada seorangpun yang mengerti bahasanya; oleh Roh ia mengucapkan hal-hal yang rahasia.

3 Tetapi siapa yang bernubuat, ia berkata-kata kepada manusia, ia membangun, menasihati dan menghibur.

4 Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia membangun dirinya sendiri, tetapi siapa yang bernubuat, ia membangun Jemaat.

5 Aku suka, supaya kamu semua berkata-kata dengan bahasa roh, tetapi lebih dari pada itu, supaya kamu bernubuat. Sebab orang yang bernubuat lebih berharga dari pada orang yang berkata-kata dengan bahasa roh, kecuali kalau orang itu juga menafsirkannya, sehingga Jemaat dapat dibangun.

6 Jadi, saudara-saudara, jika aku datang kepadamu dan berkata-kata dengan bahasa roh, apakah gunanya itu bagimu, jika aku tidak menyampaikan kepadamu penyataan Allah atau pengetahuan atau nubuat atau pengajaran?

7 Sama halnya dengan alat-alat yang tidak berjiwa, tetapi yang berbunyi, seperti seruling dan kecapi--bagaimanakah orang dapat mengetahui lagu apakah yang dimainkan seruling atau kecapi, kalau keduanya tidak mengeluarkan bunyi yang berbeda?

8 Atau, jika nafiri tidak mengeluarkan bunyi yang terang, siapakah yang menyiapkan diri untuk berperang?

9 Demikianlah juga kamu yang berkata-kata dengan bahasa roh: jika kamu tidak mempergunakan kata-kata yang jelas, bagaimanakah orang dapat mengerti apa yang kamu katakan? Kata-katamu sia-sia saja kamu ucapkan di udara!

10 Ada banyak--entah berapa banyak--macam bahasa di dunia; sekalipun demikian tidak ada satupun di antaranya yang mempunyai bunyi yang tidak berarti.

11 Tetapi jika aku tidak mengetahui arti bahasa itu, aku menjadi orang asing bagi dia yang mempergunakannya dan dia orang asing bagiku.

12 Demikian pula dengan kamu: Kamu memang berusaha untuk memperoleh karunia-karunia Roh, tetapi lebih dari pada itu hendaklah kamu berusaha mempergunakannya untuk membangun Jemaat.

13 Karena itu siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia harus berdoa, supaya kepadanya diberikan juga karunia untuk menafsirkannya.

14 Sebab jika aku berdoa dengan bahasa roh, maka rohkulah yang berdoa, tetapi akal budiku tidak turut berdoa.

15 Jadi, apakah yang harus kubuat? Aku akan berdoa dengan rohku, tetapi aku akan berdoa juga dengan akal budiku; aku akan menyanyi dan memuji dengan rohku, tetapi aku akan menyanyi dan memuji juga dengan akal budiku.

16 Sebab, jika engkau mengucap syukur dengan rohmu saja, bagaimanakah orang biasa yang hadir sebagai pendengar dapat mengatakan "amin" atas pengucapan syukurmu? Bukankah ia tidak tahu apa yang engkau katakan?

17 Sebab sekalipun pengucapan syukurmu itu sangat baik, tetapi orang lain tidak dibangun olehnya.

18 Aku mengucap syukur kepada Allah, bahwa aku berkata-kata dengan bahasa roh lebih dari pada kamu semua.

19 Tetapi dalam pertemuan Jemaat aku lebih suka mengucapkan lima kata yang dapat dimengerti untuk mengajar orang lain juga, dari pada beribu-ribu kata dengan bahasa roh.

26 Jadi bagaimana sekarang, saudara-saudara? Bilamana kamu berkumpul, hendaklah tiap-tiap orang mempersembahkan sesuatu: yang seorang mazmur, yang lain pengajaran, atau penyataan Allah, atau karunia bahasa roh, atau karunia untuk menafsirkan bahasa roh, tetapi semuanya itu harus dipergunakan untuk membangun.

×

Efesus 4 : 11-12

11 Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,

12 untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,

×

1 Petrus 4 : 11

11 Jika ada orang yang berbicara, baiklah ia berbicara sebagai orang yang menyampaikan firman Allah; jika ada orang yang melayani, baiklah ia melakukannya dengan kekuatan yang dianugerahkan Allah, supaya Allah dimuliakan dalam segala sesuatu karena Yesus Kristus. Ialah yang empunya kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya! Amin.

×

1 Korintus 12 : 11

11 Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya.

  1. Bagikan pada anggota yang lain apa hal yang paling membekas bagi Anda dari kotbah hari Minggu kemarin (Ilustrasi? Poin kotbah? Suasana hati Anda? Dsb)? Mengapa?
  2. Menurut Anda apa maksud ungkapan “Doa adalah nafas hidup orang Kristen”?
  3. Apa artinya doa yang munafik? Mengapa Tuhan menentang hal tersebut?
  4. Apa artinya doa yang bertele-tele? Mengapa Tuhan menentang hal tersebut?
  5. Sejauh apa Anda memberi ruang bagi kehidupan doa Anda?
Pikirkan satu cara bagaimana Anda akan memperbaiki atau meningkatkan kehidupan doa Anda.
  1. Doakan agar Jemaat GKA Gloria rindu memiliki kehidupan doa yang baik, baik secara personal maupun komunal.
  2. Doakan agar lebih banyak Jemaat rindu hadir dalam Ibadah Doa menyadari kehidupan doa bersama juga merupakan hal yang krusial.
Download Ringkasan Khotbah
Download Ringkasan Khotbah
Tutup Ringkasan Khotbah
Tutup Ringkasan Khotbah