Hilang Dan Ditemukan

Kamis, 1 Februari 2024

“Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali.” (Lukas 15:32)


Pembahasan: Lukas 15:24 | Bacaan setahun: Lukas 15:11-24

Mungkin “boros” adalah suatu kata yang diterjemahkan secara negatif dalam dunia sehari-hari kita. Tidak salah memang, karena biasanya kata ini kita asosiasikan dengan bagaimana menghemat pengeluaran. Tetapi renungan hari ini mengajak kita untuk dapat boros dalam mengasihi, atau dalam arti lainnya: Tidak menahan-nahan dalam memberikan kasih.

Hal ini seperti yang diceritakan Yesus dalam perumpamaan tentang seorang bapak yang memiliki dua anak. Ketika itu si bungsu meminta warisan di awal. Ia pergi memboroskan dan berfoya-foya atas harta ayahnya tersebut. Singkat cerita, akhirnya ia berhenti mengenaskan. Si bungsu tidak punya uang dan kelaparan, bahkan sampai memakan ampas makanan hewan milik tempatnya bekerja. Di titik itulah ia ingat akan pekerja ayahnya yang hidupnya lebih sejahtera. Akhirnya ia berniat untuk bekerja sebagai orang upahan ayahnya. Berniat untuk menjadi orang upahan, maka ia memutuskan pulang. Ketika telah nampak dari jauh, justru bapaknya berlari menyambutnya pulang. Sebuah bentuk ekspresi riang karena bertemu anaknya lagi. Tidak cukup di situ, bapaknya sampai mengadakan pesta dan mengenakan segala atribut yang menandakan dirinya masih adalah anak. Walaupun sudah berbuat yang salah, sang bapak masih mencintai anaknya.

Perumpamaan ini menjadi sebuah cerita yang mencengangkan dan melawan kebiasaan orang-orang waktu itu. Sebab bagaimana mungkin anak yang kurang ajar dan penuh dosa ini masih dapat diterima lagi? Tetapi inilah kebenaran yang kita perlu ketahui bersama, bahwa Allah akan mencari kita dan menyelamatkan setiap anak-Nya yang terhilang. Ia tidak menahan-nahan lagi untuk memberikan kasih-Nya kepada orang berdosa. Di sisi lain ada sebuah paradoks ketika anak bungsu kembali. Justru ketika dia pulang, kakaknya yang kini menjadi hilang. Sebab, si sulung bersusah hati ketika diadakan pesta penyambutan adiknya. Bapaknya menasihati bahwa dia harus turut bersukacita sebab adiknya yang mati menjadi hidup. Penggambaran si sulung menjadi teguran implisit Yesus buat ahli Taurat dan juga orang Farisi. Sebab mereka bersusah hati di kala Yesus menghampiri orang berdosa. Kiranya kita diberkati melalui renungan hari ini, mengenal kasih Tuhan yang amat besar. Serta dapat dengan tulus merayakan para petobat yang baru datang.

STUDI PRIBADI: Bacalah perumpamaan ini sekali lagi dan renungkanlah apa pesan pribadi Tuhan bagi Anda.

Berdoalah: Selaraskan hati kami seperti-Mu agar ketika kami tahu betapa besar kasih-Mu, kami juga dapat menerima orang-orang lain untuk datang kepada Engkau, Amin.

×

Kejadian 26 : 12

12 Maka menaburlah Ishak di tanah itu dan dalam tahun itu juga ia mendapat hasil seratus kali lipat; sebab ia diberkati TUHAN.

×

Matius 13 : 20, 22, 23

20 Benih yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu ialah orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira.

22 Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah.

23 Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat."

×

Markus 10 : 15-16

15 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya."

16 Lalu Ia memeluk anak-anak itu dan sambil meletakkan tangan-Nya atas mereka Ia memberkati mereka.

×

Yakobus 4 : 7

7 Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu!

×

Wahyu 7 : 17

17 Sebab Anak Domba yang di tengah-tengah takhta itu, akan menggembalakan mereka dan akan menuntun mereka ke mata air kehidupan. Dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka."

×

1 Yohanes 4 : 10

10 Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.

×

1 Yohanes 4 : 11

11 Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi.

×

1 Yohanes 4 : 12-17

12 Tidak ada seorangpun yang pernah melihat Allah. Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di dalam kita.

13 Demikianlah kita ketahui, bahwa kita tetap berada di dalam Allah dan Dia di dalam kita: Ia telah mengaruniakan kita mendapat bagian dalam Roh-Nya.

14 Dan kami telah melihat dan bersaksi, bahwa Bapa telah mengutus Anak-Nya menjadi Juruselamat dunia.

15 Barangsiapa mengaku, bahwa Yesus adalah Anak Allah, Allah tetap berada di dalam dia dan dia di dalam Allah.

16 Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia.

17 Dalam hal inilah kasih Allah sempurna di dalam kita, yaitu kalau kita mempunyai keberanian percaya pada hari penghakiman, karena sama seperti Dia, kita juga ada di dalam dunia ini.

×

1 Yohanes 4 : 18

18 Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih.

×

1 Yohanes 4 : 20a

20a Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta,

×

1 Yohanes 4 : 20b

20b karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya.

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *