Ringkasan Khotbah
28 Januari 2024
Bahan Pertemuan Kelompok Kecil
Murid : Saling Melayani
1 Petrus 4 : 10-11
10 Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah.
11 Jika ada orang yang berbicara, baiklah ia berbicara sebagai orang yang menyampaikan firman Allah; jika ada orang yang melayani, baiklah ia melakukannya dengan kekuatan yang dianugerahkan Allah, supaya Allah dimuliakan dalam segala sesuatu karena Yesus Kristus. Ialah yang empunya kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya! Amin.
Seorang diktator dari Korea Utara yaitu Kim Jong-un dikenal sebagai orang yang mudah marah, tidak pernah merasa bersalah, dan melakukan apa pun yang dia mau. Sikap ini bertentangan dengan Alkitab. Dari 1 Petrus 4:10-11, ada empat hal tentang konsep melayani:
Pertama, Melayani Karena Telah Dilayani. Sebelum membahas ayat 7-11 yang merupakan penjelasan rasul Petrus tentang hidup orang Kristen dengan perspektif akhir zaman, kita perlu membaca ayat 3-4 di mana rasul Petrus menjelaskan bahwa penerima suratnya (1Ptr. 1:1) dahulu adalah orang-orang yang tidak mengenal Allah dan hidup dikuasai dosa, tetapi mereka telah percaya kepada Kristus, sehingga mantan sesama orang-orang yang tidak mengenal Allah heran dengan perubahan hidup mereka dan berusaha memfitnah orang-orang Kristen. Mengapa mereka bisa berubah? Karena Kristus telah melayani mereka dengan mati dan bangkit untuk membebaskan mereka dari hati yang dikuasai dosa dan Roh Kudus yang memberi hati yang baru kepada mereka. Salah satu karakteristik murid Kristus adalah adanya perubahan hati (dari melawan Allah menjadi mengasihi dan menaati Allah) yang berdampak kepada perubahan seluruh aspek kehidupan. David Platt mengatakan, “Iman kita kepada Kristus yang menyelamatkan kita dari segala dosa mencakup terjadinya transformasi internal yang menghasilkan implikasi eksternal.” Sebelum kita melayani, pertama-tama apakah kita sudah mengalami perubahan hati? Apakah kita sudah sungguh-sungguh mengalami karya Yesus yang telah melayani kita?
Kedua, Setiap Murid dan Setiap Karunia. Perubahan hati berdampak kepada perubahan eksternal dan salah satu wujudnya adalah saling melayani. Sesuai teks Yunani, maka ayat 10 dapat diterjemahkan, “setiap orang, sesuai dengan karunia yang ia terima, saling melayani, sebagai pengelola yang baik dari berbagai anugerah Allah” (YLT). Pdt. Yakub Tri Handoko menafsirkan bahwa Petrus tidak ingin beberapa orang yang melayani, tetapi masing-masing orang. Permasalahannya adalah di banyak gereja, mereka yang melayani bukan masing-masing jemaat, tetapi beberapa jemaat. Mengapa? Karena mungkin sekali banyak jemaat belum menjadi murid Kristus. James Merritt menyebut banyak orang Kristen sebagai orang yang berbudaya Kristen yaitu mengaku “Kristen,” tetapi fokus hidupnya adalah diri mereka sendiri.
Bertentangan dengan itu, Petrus berkata bahwa setiap murid Kristen seharusnya melayani dan pasti mendapat karunia dari Roh Kudus untuk melayani. Apa arti “karunia”? Thomas R. Schreiner menjelaskan bahwa “karunia” berarti perwujudan berbagai bentuk anugerah Allah. Ini berarti: pertama, setiap orang memiliki minimal satu karunia. Petrus berkata di ayat 10, “setiap orang” dan “karunia” sama-sama menggunakan kata Yunani yang berbentuk tunggal. Ini menunjukkan bahwa setiap orang murid Kristus memiliki minimal satu karunia Roh Kudus agar ia dapat melayani Allah demi pertumbuhan orang percaya lain. Ujilah karunia apa yang Allah berikan kepada kita dan pakailah itu untuk melayani. Kedua, setiap orang memiliki karunia yang berbeda (1Kor. 12:4). Oleh karena itu, jangan menuntut orang percaya lain seperti kita, namun hormatilah karunia Allah di dalam diri orang percaya lain dan arahkan dia untuk melayani Allah di gereja sesuai dengan karunia Allah tersebut.
Ketiga, Setiap Murid dan Saling Melayani. Selain itu, Petrus berkata bahwa setiap orang “saling melayani.” Menurut I. Howard Marshall, melayani adalah kita membagikan anugerah Allah kepada sesama orang percaya dengan tujuan untuk membangun orang percaya lain (1Kor. 12:7, 25–26; 14:1–19, 26; Ef. 4:11–12). Dengan tujuan inilah, makanya Petrus menambahkan “saling” pada kata “melayani.” “Saling” berarti kita harus memahami siapa yang kita layani (yang berbeda dengan kita) dan menanggapinya dengan tepat.
Keempat, Saling Melayani: Berasal dari dan untuk Allah. Di ayat 11, Petrus menyebutkan contoh 2 karunia yaitu berbicara dan melayani. Tujuannya adalah “baiklah ia melakukannya dengan kekuatan yang dianugerahkan Allah, supaya Allah dimuliakan dalam segala sesuatu karena Yesus Kristus.” Marshall menjelaskan dua hal: Pertama, semua pelayanan berasal dari dan dikerjakan oleh Allah (1Kor. 12:11). Memang benar, karunia itu ada pada diri kita, tetapi Simon J. Kistemaker mengingatkan, “Allahlah yang memiliki semua karunia bahkan ketika kita memilikinya.” Kedua, semua pelayanan dipergunakan untuk memuliakan Allah. The New City Catechism Pertanyaan dan Jawaban No. 6 menjelaskan, “Kita memuliakan Allah dengan menikmati Dia, mengasihi Dia, memercayai Dia, dan dengan menaati kehendak-Nya, perintah-perintah dan hukum-Nya.”
1 Petrus 4 : 10-11
10 Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah.
11 Jika ada orang yang berbicara, baiklah ia berbicara sebagai orang yang menyampaikan firman Allah; jika ada orang yang melayani, baiklah ia melakukannya dengan kekuatan yang dianugerahkan Allah, supaya Allah dimuliakan dalam segala sesuatu karena Yesus Kristus. Ialah yang empunya kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya! Amin.
1 Petrus 4 : 7-11
7 Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa.
8 Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa.
9 Berilah tumpangan seorang akan yang lain dengan tidak bersungut-sungut.
10 Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah.
11 Jika ada orang yang berbicara, baiklah ia berbicara sebagai orang yang menyampaikan firman Allah; jika ada orang yang melayani, baiklah ia melakukannya dengan kekuatan yang dianugerahkan Allah, supaya Allah dimuliakan dalam segala sesuatu karena Yesus Kristus. Ialah yang empunya kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya! Amin.
1 Petrus 4 : 3-4
3 Sebab telah cukup banyak waktu kamu pergunakan untuk melakukan kehendak orang-orang yang tidak mengenal Allah. Kamu telah hidup dalam rupa-rupa hawa nafsu, keinginan, kemabukan, pesta pora, perjamuan minum dan penyembahan berhala yang terlarang.
4 Sebab itu mereka heran, bahwa kamu tidak turut mencemplungkan diri bersama-sama mereka di dalam kubangan ketidaksenonohan yang sama, dan mereka memfitnah kamu.
1 Petrus 1 : 1
1 Dari Petrus, rasul Yesus Kristus, kepada orang-orang pendatang, yang tersebar di Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia Kecil dan Bitinia,
1 Petrus 4 : 10
10 Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah.
1 Korintus 12 : 4
4 Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh.
1 Korintus 12 : 7
7 Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama.
1 Korintus 12 : 25-26
25 supaya jangan terjadi perpecahan dalam tubuh, tetapi supaya anggota-anggota yang berbeda itu saling memperhatikan.
26 Karena itu jika satu anggota menderita, semua anggota turut menderita; jika satu anggota dihormati, semua anggota turut bersukacita.
1 Korintus 14 : 1-19, 26
Sekali lagi tentang karunia Roh
1 Kejarlah kasih itu dan usahakanlah dirimu memperoleh karunia-karunia Roh, terutama karunia untuk bernubuat.
2 Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, tidak berkata-kata kepada manusia, tetapi kepada Allah. Sebab tidak ada seorangpun yang mengerti bahasanya; oleh Roh ia mengucapkan hal-hal yang rahasia.
3 Tetapi siapa yang bernubuat, ia berkata-kata kepada manusia, ia membangun, menasihati dan menghibur.
4 Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia membangun dirinya sendiri, tetapi siapa yang bernubuat, ia membangun Jemaat.
5 Aku suka, supaya kamu semua berkata-kata dengan bahasa roh, tetapi lebih dari pada itu, supaya kamu bernubuat. Sebab orang yang bernubuat lebih berharga dari pada orang yang berkata-kata dengan bahasa roh, kecuali kalau orang itu juga menafsirkannya, sehingga Jemaat dapat dibangun.
6 Jadi, saudara-saudara, jika aku datang kepadamu dan berkata-kata dengan bahasa roh, apakah gunanya itu bagimu, jika aku tidak menyampaikan kepadamu penyataan Allah atau pengetahuan atau nubuat atau pengajaran?
7 Sama halnya dengan alat-alat yang tidak berjiwa, tetapi yang berbunyi, seperti seruling dan kecapi--bagaimanakah orang dapat mengetahui lagu apakah yang dimainkan seruling atau kecapi, kalau keduanya tidak mengeluarkan bunyi yang berbeda?
8 Atau, jika nafiri tidak mengeluarkan bunyi yang terang, siapakah yang menyiapkan diri untuk berperang?
9 Demikianlah juga kamu yang berkata-kata dengan bahasa roh: jika kamu tidak mempergunakan kata-kata yang jelas, bagaimanakah orang dapat mengerti apa yang kamu katakan? Kata-katamu sia-sia saja kamu ucapkan di udara!
10 Ada banyak--entah berapa banyak--macam bahasa di dunia; sekalipun demikian tidak ada satupun di antaranya yang mempunyai bunyi yang tidak berarti.
11 Tetapi jika aku tidak mengetahui arti bahasa itu, aku menjadi orang asing bagi dia yang mempergunakannya dan dia orang asing bagiku.
12 Demikian pula dengan kamu: Kamu memang berusaha untuk memperoleh karunia-karunia Roh, tetapi lebih dari pada itu hendaklah kamu berusaha mempergunakannya untuk membangun Jemaat.
13 Karena itu siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia harus berdoa, supaya kepadanya diberikan juga karunia untuk menafsirkannya.
14 Sebab jika aku berdoa dengan bahasa roh, maka rohkulah yang berdoa, tetapi akal budiku tidak turut berdoa.
15 Jadi, apakah yang harus kubuat? Aku akan berdoa dengan rohku, tetapi aku akan berdoa juga dengan akal budiku; aku akan menyanyi dan memuji dengan rohku, tetapi aku akan menyanyi dan memuji juga dengan akal budiku.
16 Sebab, jika engkau mengucap syukur dengan rohmu saja, bagaimanakah orang biasa yang hadir sebagai pendengar dapat mengatakan "amin" atas pengucapan syukurmu? Bukankah ia tidak tahu apa yang engkau katakan?
17 Sebab sekalipun pengucapan syukurmu itu sangat baik, tetapi orang lain tidak dibangun olehnya.
18 Aku mengucap syukur kepada Allah, bahwa aku berkata-kata dengan bahasa roh lebih dari pada kamu semua.
19 Tetapi dalam pertemuan Jemaat aku lebih suka mengucapkan lima kata yang dapat dimengerti untuk mengajar orang lain juga, dari pada beribu-ribu kata dengan bahasa roh.
26 Jadi bagaimana sekarang, saudara-saudara? Bilamana kamu berkumpul, hendaklah tiap-tiap orang mempersembahkan sesuatu: yang seorang mazmur, yang lain pengajaran, atau penyataan Allah, atau karunia bahasa roh, atau karunia untuk menafsirkan bahasa roh, tetapi semuanya itu harus dipergunakan untuk membangun.
Efesus 4 : 11-12
11 Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,
12 untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,
1 Petrus 4 : 11
11 Jika ada orang yang berbicara, baiklah ia berbicara sebagai orang yang menyampaikan firman Allah; jika ada orang yang melayani, baiklah ia melakukannya dengan kekuatan yang dianugerahkan Allah, supaya Allah dimuliakan dalam segala sesuatu karena Yesus Kristus. Ialah yang empunya kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya! Amin.
1 Korintus 12 : 11
11 Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya.
- Apakah kita murid Kristus atau orang yang berbudaya Kristen? Refleksi :
- Apakah kita mengikut Yesus asalkan nyaman atau meskipun tidak nyaman?
- Apakah kita bertanya: “Apa yang dapat Yesus lakukan untuk saya?” atau “Apa yang dapat saya lakukan untuk Yesus?” ?
- Apakah kita hanya menerima manfaat salib atau mendekap pengurbanan salib dengan mempersembahkan hati dan seluruh hidup kepada Allah?
- Karunia apa yang Roh Kudus berikan kepada kita? Cara mengujinya:
- Isilah kuesioner karunia Roh Kudus: https://giftstest.com/test atau https://gifts.churchgrowth.org/spiritual-gifts-survey/gifts-survey/
- Bergumullah: apa yang Allah ingin kita lakukan bagi gereja-Nya.
- Cobalah melayani di satu bidang tertentu di gereja dan mintalah saran dari rekan-rekan tentang pelayanan kita.
- Mintalah penegasan dari Allah tentang karunia Allah bagi kita melalui respons jemaat terhadap pelayanan kita.
- Apakah ketika kita melayani Allah, kita benar-benar memuliakan Allah dengan:
- Menikmati Allah (menikmati berbagi anugerah Allah kepada jemaat)?
- Mencintai Allah dan sesama anak-anak-Nya ?
- Mempercayai Dia yang menguatkan kita dalam menghadapi pergumulan dalam melayani?
- Menaati kehendak-Nya yaitu melayani dengan bertanggung jawab?
- Mengucap syukur atas anugerah keselamatan yang sudah dikerjakan Allah dalam Kristus.
- Memohon anugerah-Nya untuk melayani-Nya dengan benar demi pertumbuhan sesama anggota tubuh Kristus.